Berita Bekasi Nomor Satu

Baliho #Bekasi Harus Dipimpin Orang Bekasi Menyulut Respon Beragam  

Baliho #Bekasi Harus Dipimpin Orang Bekasi terpampang di ruas jalan Kabupaten Bekasi. ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah baliho tak bertuan dengan kalimat tendensius muncul di berbagai ruas jalan di Kabupaten Bekasi. Baliho berwarna putih dengan tulisan #Bekasi Harus Dipimpin Orang Bekasi terpampang tanpa diketahui siapa pemasang dan pemiliknya.

Kehadiran baliho yang menarik perhatian ini dikaitkan dengan kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 Kabupaten Bekasi. Respons terhadap baliho ini pun beragam.

Pengamat Politik Bekasi, Roy Kamarullah, mempertanyakan definisi “Orang Bekasi” yang dimaksud dalam baliho tersebut. Apakah yang dimaksud adalah orang yang lahir di Bekasi atau yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Bekasi.

Roy menegaskan bahwa demokrasi di Indonesia memberikan hak kepada setiap warga untuk memilih dan dipilih.

“Saya pikir ini demokrasi, kalau dia ini orang yang lahir Bekasi maupun tidak lahir di Bekasi, tetapi dia ber KTP Bekasi dan dia punya niat ingin membangun Bekasi, kenapa tidak. Tinggal kita serahkan saja kepada masyarakat Bekasi, mau milih apa nggak,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Kamis (7/3/2024).

Roy menyatakan bahwa hak demokrasi untuk dipilih dan memilih sebagai warga negara terancam oleh perbedaan istilah ‘Bekasi dan bukan Bekasi.’

Baginya, pertimbangan primordial semacam itu seharusnya dihilangkan. Keputusan mengenai pemilihan seharusnya sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat Kabupaten Bekasi, untuk memilih pemimpin yang terbaik, berprestasi, mampu membuat masyarakat bahagia, dan mampu meningkatkan Bekasi ke depannya.

BACA JUGA: Kemunculan Billboard Oneng di Kabupaten Bekasi, Pengamat Nilai Cek Ombak Jelang Pilkada

“Kalau kita memang tidak ingin dipimpin sama orang yang lahir bukan di Bekasi, kita bergerak saja untuk mengajak masyarakat tidak memilih orang yang tidak lahir di Bekasi. Tapi juga jangan di awal-awal kita sudah melakukan primordial seperti itu,” ungkapnya.

Roy menegaskan bahwa sepanjang sejarah Pilkada Bekasi yang dipilih secara langsung, kemenangan diraih oleh calon-calon yang berasal dari Bekasi, seperti Sa’duddin dan Neneng Hasanah Yasin (NHY). Dengan fakta ini, Roy mempertanyakan kekhawatiran terhadap orang Bekasi yang ingin mencalonkan diri.

“Saat Pilkada dipilih secara langsung itu yang menang orang Bekasi, yakni Pak Sa’duddin dan Bu Neneng. Termasuk wakilnya juga orang Bekasi, Pak Darip, Pak Rohim, dan Pak Eka (alm). Jadi kenapa sekarang kita harus takut adanya orang luar Bekasi yang mau maju. Sudah terbukti pemilihan langsung orang Bekasi terus yang menang, kenapa kita perlu takut,” tukasnya.

Sementara itu, Tokoh Masyarakat Bekasi, Damin Sada, menegaskan bahwa negara menghormati nilai-nilai demokrasi. Menurut aturan, setiap warga negara berhak mencalonkan diri, baik untuk jabatan bupati maupun jabatan lainnya.

“Aturan mainnya siapa pun boleh, kalau memang ada penghargaan untuk orang luar Bekasi menjadi bupati, itu sah-sah saja. Jadi siapapun boleh untuk mencalonkan diri sebagai bupati. Ya memang alangkah bagusnya harus didukung pribumi atau putra Bekasi,” ungkapnya.

Meskipun keberlanjutan kepemimpinan diinginkan dari orang Bekasi, Damin menyatakan bahwa pada akhirnya masyarakat akan menilai sosok pemimpin yang pantas untuk memimpin Kabupaten Bekasi. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak salah memilih dan mempertimbangkan dengan baik karakter calon pemimpin.

“Jadi jangan sembarangan juga orang Bekasi. Seperti apa dulu sosoknya, jangan salah kita kembali salah memilih lagi,” tuturnya. (pra)

 

 

 

 

 

 

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin