Berita Bekasi Nomor Satu

Pilkada Kota Bekasi: Dukungan Besar Tidak Menjamin Kemenangan

ILUSTRASI: Pilkada

RADARBEKASI.ID, BEKASI  Setiap pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi mesti terus memperkuat dukungan mereka untuk menuju kemenangan Pilkada pada November nanti.

Dukungan dari berbagai kelompok seperti relawan, komunitas, hingga ormas digalang oleh tiap paslon. Namun, hal ini tidak serta merta menjamin kemenangan dalam kontestasi Pilkada.

Begitu juga dengan seberapa banyak partai politik yang bergabung dalam koalisi, belum menjamin konstituen mereka pada Pemilu Februari lalu ikut memilih paslon yang didukung terlebih jika ada anggota partai atau relawan caleg yang secara individu justru berbeda dukungan dengan partainya sendiri.

Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Visi Nusantara Maju, Yusfitriadi menilai bahwa konteks pemilih dalam Pilkada tidak bisa disamakan dengan Pileg maupun Pilpres. Dari sisi partai, ada tiga tugas parpol dalam Pilkada, dimulai dari menerbitkan surat rekomendasi oleh pimpinan pusat (DPP).

Kedua, menggerakkan mesin partai. Dalam hal ini, tidak serta merta parpol bisa mengkonsolidasi atau memobilisasi konstituennya pada Pemilu yang lalu. Dengan begitu, koalisi gemuk maupun koalisi yang hanya terdiri dari beberapa Parpol saja belum tentu berpengaruh signifikan dalam memastikan kemenangan atau kekalahan.

“Karena memang di dalam Pilkada itu yang lebih dominan adalah figur, sosok, atau tingkat ketokohan,” ungkapnya.

Komunitas, organisasi strategis, hingga simpul-simpul massa secara jelas akan memberikan kontribusi. Namun, relatif sulit untuk mengontrolnya.”Saya pikir itu bisa walaupun tingkat mengukurnya sulit. Karena kan kita tidak bisa mengontrol, mengawal, memastikan bahwa mereka bermain dua kaki atau tiga kaki,” ucapnya.

Selain itu, tantangan lain adalah kondisi pragmatis pemilih. Pragmatisme dan proses politik transaksional bisa merubah perilaku pemilih. Dalam hal ini, Paslon dengan kekuatan modal yang cukup akan memiliki potensi lebih besar dalam memenangkan kontestasi.

Selain isu-isu sosial ekonomi, salah satu isu yang digunakan menerima perhatian masyarakat adalah partisipasi perempuan, dengan menempatkan salah satu kandidat perempuan. Strategi ini sedianya bisa memberikan pengaruh signifikan, selama pemilih perempuan memberikan perhatian lebih pada perwakilan perempuan pada Pilkada nanti.

BACA JUGA: Tri Adhianto dan Bobihoe Jalani Pemeriksaan Kesehatan, Siap Kompetisi Pilkada Kota Bekasi

Namun, hal ini tidak bisa begitu saja disampaikan dalam klaim-klaim semata. Harus didasari oleh proses studi ilmiah, disusul dengan memetakan kantong-kantong suara potensial sesuai dengan target pemilih mereka masing-masing.”Itu pasangan calon harus segera melakukan pengukuran melalui survei,” tambahnya.

Kekuatan masing-masing Paslon secara singkat tergambar dalam proses pendaftaran kemarin. Ditunjukkan dengan banyaknya komunitas, Ormas, hingga relawan yang ikut mengantarkan Paslon mendaftar di KPU.

Pendaftaran pertama di KPU Kota Bekasi dimulai oleh pasangan Tri Adhianto – Harris Bobihoe (Ridho). Sejak pagi Jalan Ir H Juanda tepat di sekitar kantor KPU Kota Bekasi dipenuhi oleh massa. Berdasarkan hasil perolehan suara pada Pemilu 2024 lalu, 10 Parpol yang tergabung dalam koalisi telah mendominasi pilihan masyarakat yakni mencapai 42,6 persen. Belum lagi berbagai komunitas dan Ormas Kota Bekasi yang telah menyatakan dukungannya.

Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Bidang Pemenangan Pemilu, Nicodemus Godjang meyakini pasangan Ridho akan meraih kemenangan pada Pilkada nanti. Dibuktikan dengan kekuatan Parpol koalisi serta dukungan dari kelompok masyarakat.

“Itu membuktikan bahwa dukungan dari tokoh masyarakat, Ormas, dan tokoh agama pun sangat kuat. Dan menginginkan Tri Adhianto – Harris Bobihoe memimpin Kota Bekasi tahun 2024-2029,” ungkapnya.

Sisa waktu akan dipergunakan untuk memperkuat dukungan terhadap pasangan Ridho. Menurutnya, masing-masing kelompok dan Parpol telah menjalankan tugasnya masing-masing guna memenangkan Ridho.

Termasuk dirinya yang bertugas untuk memperkuat dukungan di internal partai PDI Perjuangan.”Semua sudah menyatakan dukungan, semuanya siap bergerak untuk memenangkan Tri Adhianto – Harris Bobihoe,” tambahnya.

BACA JUGA: Resmi Daftarkan Diri ke KPU Kota Bekasi, Ini Profil Heri Koswara-Sholihin

Pasangan kedua yang mendaftar ke KPU Kota Bekasi adalah Heri Koswara – Sholihin (RiSol). Pasangan ini datang diiringi oleh relawan hingga Parpol koalisi. Di atas kertas kekuatan Parpol koalisi pada Pemilu 2024 kemarin tidak bisa dianggap remeh, perolehan suaranya mencapai 38,2 persen. Dari sisi partai, PKS merupakan pemenang Pemilu 2024 di Kota Bekasi. Sementara dari sisi individu kontestan, keduanya adalah anggota legislatif terpilih di DPRD Provinsi dan DPRD Kota Bekasi. Disamping modal suara partai dan individu kontestan, pasangan ini juga telah memperoleh dukungan dari beberapa komunitas. Mulai dari pengemudi Ojol, Nakes, hingga guru.

Bagi pengurus DPC PPP Kota Bekasi, Pilkada 2024 ini adalah kali pertama partai berlambang Ka’bah itu mengusung kandidat. Menjadi momentum penting untuk mengukir sejarah kemenangan.”Sepanjang Pilkada terbuka baru kali ini PPP punya calon sendiri. Maka ini sejarah baru buat PPP Kota Bekasi,” kata Sekretaris DPC PPP Kota Bekasi, Dawam Mahfud.

Ia mengatakan bahwa seluruh struktur partai wajib memenangkan pasangan RiSol. Dawam menyebut pada momentum pendaftaran kemarin pihaknya Sengah membatasi pengurus untuk ikut dalam proses seremonial di kantor KPU Kota Bekasi.

“Adapun saat pendaftaran kemarin memang kita batasi untuk mengikuti acara pendaftaran, dan menang kita tidak menggunakan atribut partai,” tambahnya

Dukungan kepada pasangan RiSol bertambah usai pasangan ini mendaftar ke KPU. Dukungan yang datang akhir-akhir ini dari guru sekolah swasta dan madrasah di Kota Bekasi. Calon Wali Kota Bekasi, Heri Koswara pada saat menerima dukungan dari guru sekolah tersebut menyampaikan bahwa ia dan Sholihin akan memberikan perhatian lebih kepada dunia pendidikan di Kota Bekasi.

Pada salah satu forum deklarasi tersebut, Heri menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan.“Kami mengapresiasi dukungan ini. Sehingga amanah untuk lebih memperhatikan guru madrasah akan menjadi prioritas,” katanya belum lama ini

Pasangan terakhir nampaknya harus segera bekerja keras, dan kerja cepat. Pasalnya, pasangan ini diakui terbentuk dalam waktu singkat usai putusan MK tentang ambang batas pencalonan. Perolehan suara dua partai pengusung tercatat sebesar 19,2 persen. Posisi strategis ketua DPD partai setidaknya bisa untuk memobilisasi pemilih di bulan November nanti.

BACA JUGA: Tiga Parpol Ini Pendukung Uu-Nurul Saat Daftar ke KPU Kota Bekasi, Nih Catat Janji Uu

Pasangan Uu Saeful Mikdar dan Nurul Sumarheni ini merupakan satu-satunya pasangan yang menempatkan kandidat perempuan. Diharapkan bisa menjadi alternatif pilihan bagi warga Kota Bekasi, serta menjadi perhatian pemilih perempuan untuk mendukung keterwakilan perempuan pada Pilkada Kota Bekasi.

Secara individu, keduanya memang tidak berpartisipasi dalam Pileg lalu. Namun, nama Uu Saeful Mikdar relatif dikenal sebagai mantan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi, Nurul Sumarheni pun cukup dikenal sebagai mantan penyelenggara Pemilu dan aktivis di Kota Bekasi.

Pada hari pendaftaran pasangan ini, satu relawan besar telah mendeklarasikan dukungannya. Yakni Bolonemase, gerakan politik yang pada Pemilu 2024 lalu menggalang dukungan bagi Wakil Presiden Terpilih, Gibran Rakabuming Raka.

Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar Kota Bekasi, Dariyanto menyampaikan bahwa internal partai Golkar telah mengadakan konsolidasi seluruh struktur mulai dari tingkat kelurahan hingga tingkat kota guna membentuk tim pemenangan.

Selain itu, secara individu baik Uu maupun Nurul telah membentuk relawan di beberapa tempat.”Baik oleh pak Uu maupun Bu Nurul sendiri secara pribadi mereka sudah. Sudah pembentukan relawan-relawan seperti itu,” ungkapnya.

Pihaknya akan terus menggalang dukungan di tengah masyarakat, termasuk menyasar organisasi perempuan untuk memenangkan pasangan yang telah diusung. Secara statistik, tidak bisa dipungkiri jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki, ini bisa menjadi kekuatan jika mampu dimaksimalkan mendukung Uu dan Nurul.

“Nanti masyarakat lah yang akan menjatuhkan pilihan mereka. Kita sudah menyajikan kandidat, terutama bagi keterwakilan perempuan,” tambahnya. (sur)