RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ratusan simpatisan kelompok Jamaah Islamiyah atau JI di Jabodetabek berikrar kembali kepangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Deklarasi dan ikrar pembubaran JI itu dilaksanakan di Asrama Haji Bekasi, Minggu (8/9).
Para tokoh utama JI itu hadir secara langsung, yakni Ustaz Abu Fatih alias Abdullah Anshori, Eks Ketua Mantiqiyah II JI, dan Mbah Zarkasi mantan amir JI 2004- 2008 serta beberapa tokoh JI.
Petinggi Jamaah Islamiyah Ustaz Abu Fatih alias Abdullah Anshori, Eks Ketua Mantiqiyah II JI menyatakan sosialisasi pembubaran ini terus masif dilakukan diseluruh daerah di Indonesia.
BACA JUGA: Pemerintah Kecamatan Rawalumbu Tingkatkan Pengawasan Pasca Penangkapan Terduga Teroris
“Ini sudah berjalan ke 32 kali dan kami melihat bahwa dengan adanya dikumpulkan dan adanya semuanya menjadi satu pemikiran satu arah, itu akan melahirkan satu tindakan yang bulat,” ucap Abu Fatih kepada wartawan di Asrama Haji Bekasi, Minggu (8/9).
Setelah membubarkan organisasi Jamaah Islamiyah (JI), sejumlah eks pimpinannya berjanji tidak akan lagi menggunakan jalan kekerasan. Mereka juga bakal meninggalkan pola pikir ekstrem dalam menyebarkan ajaran-ajarannya.
“Yang terpenting kami sudah membubarkan diri sehingga tidak terjadi potensi-potensi yang akan menimbulkan dari kesalahpahaman internal hingga kesalahpahaman eksternal sampai diharapkan tidak terjadi kemungkinan aksi-aksi yang akan merugikan negara, bangsa, dan rakyat kita bersama,” jelasnya.
Setelah islah ini pihaknya juga akan menyerahkan semua perlengkapan alat barang dan senjata kepada negara.
“Kami umumkan bahwa siapa saja yang masih megang albas, (alat barang dan senjata), harus clear diserahkan ke pemerintah,” tegasnya.
BACA JUGA: DBMSDA Perjuangkan Perbaikan Jalan Raya Kodau di APBD Perubahan
Sementara itu, Mantan Amir JI 2004-2007 Mbah Zarkasih mengakui bahwa perbuatan yang ia lakukan selama ini salah dan menimbulkan kontradiktif.
Menurutnya, sepanjang perjalanan JI berdiri, ada dua hal ajaran yang merubah paham JI jauh dari ajaran agama islam yang rahmatan lil alamin.
“Yaitu terbentuknya tandim rahasia sirih dan tandim Askari. maka tentang itu tidak ada lagi, karena itu berkaitan tentang jihad dimana kita pada akhirnya nanti akan bertambah darah,” jelas dia.
Di mana kata dia, Indonesia merupakan mayoritas penduduknya islam, jik a tidak dihentikan bakal menambah luka bagi warga indonesia yang mayoritas muslim
“Apalagi kita tinggal di Indonesia yang mayoritas adalah kaum muslimin hilangnya nyama kaum muslimin ini berat tanggung jawabnya dihadapan Allah, jadi wajar kalau kita ini membuat evaluasi-evaluasi,” bebernya.
Dengan itu, Zarkasih, selaku eks pemimpin tertinggi JI mengucapkan permintaan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas segala apa yang terjadi selama ini.
Permintaan maaf ini dilakukan secara pribadi dan mewakili seluruh mantan anggota JI lainnya atas sejumlah aksi kekerasan bermotif ideologi agama.
“Saya mewakili daripada JI yang pernah menjadi amir 2004-2007 meminta maaf kepada masyarakat, pemerintah negara dan bangsa ini kalo dalam perjalanan kami selama tiga dekade ini ada salah langkah salah jalan,” ucapnya.
Dia tak menampik, selama tiga dasawarsa tahun lebih perjalanan organisasi JI sejak berdiri pada 1993, memang selalu dikaitkan dengan sejumlah aksi teror hingga peledakan bom.
“Maka saya mewakili mereka semuanya meminta maaf kepada semuanya terutama kepada bangsa ini, kalo ada langkah-langkah kami yang menyulitkan negara ini,” imbuhnya.
Zarkasih pun mengajak, seluruh mantan anggota JI dan yang lainnya untuk menolak segala paham ekstrimisme, radikalisme dan terorisme
“Jadi ini kemenangan semuanya, kebahagiaan semuanya, harapan nanti Indonesia lebih maju dan lebih baik tanpa ada gangguan apapun,” pungkasnya. (rez)