Berita Bekasi Nomor Satu

Airlangga Memutuskan Mundur, Pengamat Sebut Ada Benturan Kekuatan di Internal Golkar

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. FOTO DERY RIDWANSAH/ JAWAPOS.COM.

RADARBEKASI.ID,JAKARTA-Airlangga Hartarto memutuskan mundur dari posisi ketua umum (Ketum) Partai Golkar. Keputusan yang tiba-tiba itu sontak mengundang spekulasi dari berbagai pihak. Sebab, Mentri Koordinator bidang Perekonomian itu dianggap memiliki andil besar dibalik kemenangan Prabowo-Gibran di Pemilu 2024.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menyatakan, mundurnya Airlangga Hartarto tidak terlepas dari kuatnya benturan antar kekuatan di internal Partai Golkar. Dia menyebut ada yang mencoba mempertahankan kedaulatan politik partai dari intervensi eksternal, ada pula yang mencoba bersimbiosis dengan kekuatan eksternal atau kelompok yang dekat dengan kekuasaan.

”Faksi-faksi di internal Golkar itu memiliki agenda ekonomi dan politik yang beragam,” ujarnya.

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Akui Mundur dari Ketum Partai Golkar, Begini Pertimbangannya

”Demi memengaruhi dan mengendalikan keputusan politik strategis Partai Golkar,” katanya.

Khoirul mengatakan, benturan ini sempat terlihat ketika Golkar mengutak-atik koalisi pilpres. Saat itu Golkar hampir mendekat dengan PDIP. Hal tersebut diyakini sejumlah kalangan sebagai alasan akhirnya Airlangga sempat diperiksa lembaga penegak hukum terkait dengan kasus minyak goreng.

”Karena manuver Airlangga dianggap tidak firmed dengan agenda kepentingan kekuatan,” terangnya.

BACA JUGA:Disebut Airlangga Jadi Cawagub Dampingi Kaesang di Pilgub Jakarta, Jusuf Hamka Temui Mahfud MD

Dia menduga kali ini the invisible hand kembali bergerak karena langkah dan keputusan Airlangga di sejumlah pilkada dianggap kurang tegas dan sering memunculkan ketidakpastian. Bisa jadi dalam pilkada DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan daerah lain, sebut Khoirul.

”Karena itulah, operasi politik berjalan hingga memunculkan informasi spekulatif adanya pergerakan pemeriksaan lanjutan oleh lembaga penegak hukum. Tentunya dalam isu lama yang belum ada kejelasan informasinya,” jelasnya.

Dia mengungkapkan, pasca mundurnya Airlangga, dua gerbong kekuatan yang dibawa Bahlil dan Agus Gumiwang Kartasasmita bergabung menjadi satu. “Agus Gumiwang yang dikabarkan sempat berseteru dengan kekuatan Airlangga sangat mungkin menduduki posisi ketua umum DPP Partai Golkar mendatang,” paparnya.

BACA JUGA:Muncul Wacana Golkar Berlabuh ke PKS, Dariyanto: Kita Lihat Saja, Sabar!  

Bahkan, keberadaan Agus Gumiwang dan Bahlil bisa menjadi jembatan yang memfasilitasi landing-nya Jokowi dan keluarganya pascapurnatugas pada 20 Oktober mendatang. ”Bisa jadi Jokowi masuk ke Golkar,” ujarnya.

Jika memang akhirnya Airlangga kalah dalam pertarungan internal Golkar, kepemimpinan Airlangga selaku Ketum Partai Golkar tetap patut diapresiasi.

”Dia mampu menorehkan prestasi gemilang dengan memperoleh 102 kursi parlemen nasional atau meningkatkan 17 kursi. Hal itu setara dengan 18 persen kekuatan parlemen,” paparnya. (ce1)