RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kunjungan Kerja dilakukan Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat ke Pemerintah Kabupaten Bekasi, Senin (20/1). Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kabupaten Bekasi menjadi tujuan kunker.
Rombongan dipimpin Anggota Komisi II, Siti Qomariyah, Dewan Dapil Jabar IX. Dalam kunjungan tersebut dilakukan audiensi bersama Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bekasi, bagian dari mitra kerja Komisi II.
Audiensi yang berlangsung di ruang rapat Bupati Bekasi ini, Komisi II turut menyoroti market UKM yang masih terbilang minim.
“Saya memberikan masukan agar marketnya itu diperluas, karena yang menjadi kendala para pelaku UMKM, termasuk saya yang punya butik batik Bekasi, marketnya agak susah. Maka bagaimana caranya biar kita lebih giat lagi mempromosikan hasil produk UMKM,” ujar Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat, Siti Qomariyah, kepada Radar Bekasi usai rapat bersama Dinas Koperasi dan UKM.
Siqom tak menampik, bahwa UMKM Kabupaten Bekasi ini memang berada di peringkat kedua dari 27 kabupaten/kota se Jawa Barat. Pencapaian yang sudah ditorehkan itu dinilai capaian luar biasa. Namun politikus Partai NasDem ini menilai, masih ada beberapa sektor yang perlu ditingkatkan lagi, salah satu mengenai market untuk pelaku UMKM mempromosikan produknya.
“Kalau untuk UMKM Kabupaten Bekasi menurut saya itu satu kata, is the best, luar biasa. Karena berada di peringkat kedua. Cuma saya memberikan masukan, kalau bisa marketnya itu diperluas. Tadi (saat rapat) Bu Ida (Kepala Dinas Koperasi dan UKM) menyampaikan, untuk market UMKM sekarang sudah masuk ke Mall dan Supermarket,” kata Siqom menirukan pembicaraan Kepala Dinas Koperasi dan UKM tentang market.
Dengan seperti itu, Siqom mengatakan, tinggal bagaimana para pelaku UMKM ini menjaga kualitasnya. Untuk pelaku UMKM makanan dan minuman, bagaimana membuat kemasan semenarik mungkin dan mengutamakan rasa.
“Kalau kita beli makanan, yang pertama ngeliat kemasannya dulu. Nah, setelah itu baru ngeliat rasanya. Jangan sampai kemasannya bagus, tahu-tahu isinya (rasanya) kurang enak. Maka besoknya kita enggak bakal nyari lagi makanan itu. Tapi kalau kemasannya bagus, dan isinya enak, nanti orang akan nyari lagi,” jelasnya.
“Untuk para pelaku UMKM harus menerima kritikan, kalau emang rasanya nggak enak, ya harus diperbaiki. Makanya tadi juga saya minta, tolong diperhatikan kemasan dan isinya (rasanya) juga. Buat konsumen yang nyari pedagang, bukan pedagang yang nyari konsumen,” sambungnya.
Selain itu, Siqom juga menyinggung soal permodalan yang memang menjadi kendala untuk para UMKM di Kabupaten Bekasi. Dirinya berharap ada bantuan permodalan dari Pemerintah Daerah untuk para pelaku UMKM, dengan catatan harus ada sistem yang mengontrol agar bantuan tersebut benar-benar digunakan sesuai pemanfaatannya.
“Saya juga menyinggung soal permodalan, yang biasanya menjadi kendala untuk para pelaku UMKM,” ungkapnya.
Diketahui, pada kunjungan kerja Komisi II ke Kabupaten Bekasi ini, tidak hanya melakukan audiensi dengan Dinas Koperasi dan UKM saja. Para punggawa Komisi II juga mendatangi Hutan Kota Eduforest, yang berada di wilayah Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi. (adv/pra)