Berita Bekasi Nomor Satu

Butuh Kurikulum Era Pandemi

Daring
ILUSTRASI: Siswa SD mengerjakan tugas sekolah dari rumah melalui daring di rumahnya kawasan Perumnas I Bekasi Selatan Kota Bekasi, belum lama ini. K-13 dinilai tidak cocok diterapkan dalam PJJ secara daring pada masa pandemi Covid-19.Raiza Septianto Radar Bekasi
Daring
ILUSTRASI: Siswa SD mengerjakan tugas sekolah dari rumah melalui daring di rumahnya kawasan Perumnas I Bekasi Selatan Kota Bekasi, belum lama ini. K-13 dinilai tidak cocok diterapkan dalam PJJ secara daring pada masa pandemi Covid-19.Raiza Septianto Radar Bekasi

Radarbekasi.id – Kurikulum 2013 (K-13) dinilai tidak cocok diterapkan dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring pada masa pandemi Covid-19. Oleh karena itu, perlu ada penyegaran.

Sekretaris 1 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Bekasi Supyanto mengatakan, selama pandemi saat ini dibutuhkan cara baru dalam tata kelola pendidikan. Dengan demikian, anak-anak tetap mendapatkan pendidikan secara memadai.

“Perlu konstruksi kurikulum yang relevan dengan situasi pandemi maupun usai pandemi ini. Artinya Indonesia membutuhkan kurikulum era pandemi yang adaptif dengan perubahan global,” ujar Supyanto, kepada Radar Bekasi, Rabu (10/6).

Menurutnya, K-13 tak bisa diterapkan secara utuh dalam suasana new normal di sektor pendidikan. Oleh sebab itu, kurikulum yang relevan bisa menjadi pilihan tepat untuk memulai proses kegiatan belajar mengajar di tahun ajaran baru dengan masih menggunakan sistem daring.

“Setelah pandemi ini berlalu perlu desain besar untuk mengubah sistem pendidikan secara mendasar. Karena kita perlu tahu bahwa K-13 yang diterapkan di tengah pandemi ini benar-benar tidak bisa diterapkan secara normal,” tuturnya.

Sementara, Kepala SDN Kayuringin Jaya III Kota Bekasi Siti Marsilah menyampaikan, KBM di tengah pandemi tetap menggunakan K-13. Pasalnya, yang kini berlaku hanya kurikulum tersebut.

“Kita hanya mengikuti aturan, jika pemerintah memberikan pilihan dalam metode pembelajaran di tengah pandemi Covid-19 tentu kita akan terapkan. Namun, jika tidak kita tetap melaksanakannya sesuai dengan K-13 yang dianjurkan,” ujarnya.

Lebih lanjut diakuinya, pihaknya hanya bisa mengubah metode pembelajaran, meski dalam pencapaian sistem pembelajaran tidak terlalu efektif.

“Meskipun perlu kita tahu bersama bahwa pembelajaran secara daring dengan menggunakan K-13 pasti tidak terlalu berjalan efektif,” jelasnya.

Sedangkan, salah satu Guru SDN Jatiasih IV Kota Bekasi Surya menyampaikan, bahwa K-13 tidak cocok untuk diterapkan dengan metode daring. Menurutnya, K-13 lebih kepada sistem pembelajaran praktik dan di luar.

“Tidak cocok sebenarnya jika K-13 ini terus menerus menggunakan metode daring, karena K-13 sendiri mengarahkan siswa untuk banyak praktik dan belajar di luar,” ujarnya.

Meskipun pembelajaran praktik bisa dilakukan di rumah, sambung dia, cukup membebankan orangtua dalam membimbing anaknya. “Memang pembelajaran praktik bisa dilakukan di rumah, tapi jika dilakukan terus menurus saya rasa akan membebankan orangtua yang dalam hal ini kita minta untuk mengawasi anaknya dalam proses PJJ,” pungkasnya. (dew)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin