Berita Bekasi Nomor Satu

Karantina Uji Terap Helat Seminar Daring Biosensor Pertanian

SEMINAR DARING: Karantina Uji Terap helat seminar daring One Day Dissemination dengan tema "Biosensor dan Perlindungan Keanekaragaman Hayati”, Rabu (10/6).
SEMINAR DARING: Karantina Uji Terap helat seminar daring One Day Dissemination dengan tema “Biosensor dan Perlindungan Keanekaragaman Hayati”, Rabu (10/6).

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Karantina Uji Terap helat One Day Dissemination dengan tema “Biosensor dan Perlindungan Keanekaragaman Hayati”. Di tengah pandemi Covid-19, seminar ini dilakukan secara daring (online), Rabu (10/6).

Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama, dan Informasi Perkarantinaan, Junaidi, menyambut baik seminar daring ini. Ia menyatakan, sumber daya alam Indonesia perlu dijaga dan dilindungi.

“Peran karantina antara lain mencegah masuknya penyakit ke wilayah Indonesia. Pemeriksaan visual secara kasat mata belum tentu dapat mencegah penyakit Karantina, untuk itu diperlukan alat biosensor untuk mempermudah tugas Karantina,” ujar Junaidi, dalam keterangan tertulisnya.

Sedangkan, Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Agus Sunanto menyatakan, hanya mengandalkan mata dan indra petugas sungguh sangat sulit.

“Diperlukan alat biosensor untuk membantu petugas di lapangan,” tegasnya.

Pernyataan Agus diperkuat oleh Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, M. Adnan. Ia mengungkapkan, permintaan ekspor produk pertanian yang meningkat, membutuhkan alat yang dapat membantu petugas secara cepat untuk membantu kelancaran ekspor.

Pembicara pertama, Arifin Tasrif dari Perwakilan Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor, menjelaskan, mengenai apa itu biosensor. “Biosensor terdiri dari elemen biologis yang sensitif, transduser, dan alat pembaca biosensor. Secara prinsip alat ini dapat dibuat dan dapat digunakan untuk membantu kerja petugas di lapangan,” terang Arifin.

Prof M Taufik dari Universitas Halu Uleo menjelaskan, biosensor dapat digunakan untuk menangkap respon tanaman yang terinfeksi patogen berbasis spectral, hyperspectral atau termal-suhu. Ketiga biosensor tersebut dapat digunakan untuk deteksi dini, sebelum gejala terlihat oleh mata manusia.

“Bukan hanya digunakan untuk early detection tetapi juga dapat digunakan untuk memprediksi hasil tanaman. Serta berbagai fungsi-fungsi perlindungan tanaman dalam arti yang luas,” ujarnya.

Narasumber ketiga, Rida Hudaya dari Politeknik Negeri Bandung menjelaskan, penerapan biosensor memerlukan pendekatan multidisiplin. “Secara teknologi berbagai alternatif telah dikembangkan dan direalisasikan untuk mempermudah uji terap di lapangan,” ujarnya.

Kepala Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP), Wawan Sutian menyampaikan, seminar yang diikuti oleh lebih dari 400 peserta ini diharapkan memberi manfaat, menambah jejaring kerja dan persahabatan, serta menambah pemahaman mengenai biosensor, dan penerapannya di Karantina Pertanian. (oke/pms)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin