Berita Bekasi Nomor Satu

Anggaran Penanganan Abrasi Dialihkan untuk Covid-19

AMBIL AIR: Seorang anak sedang mengambil air dampak abrasi di Kampung Bungin, Desa Pantai Bakti, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, baru-baru ini. ARIESANT/RADAR BEKASI
AMBIL AIR: Seorang anak sedang mengambil air dampak abrasi di Kampung Bungin, Desa Pantai Bakti, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, baru-baru ini. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Provinsi Jawa barat (Pemprov Jabar), mengaku terhambat untuk penanganan abrasi akibat wabah Covid-19 di wilayah Muaragembong, Kabupaten Bekasi.

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwal Kamil, saat berkunjung ke Kabupaten Bekasi, baru-baru ini. Menurut pria yang akrab disapa kang Emil ini, penanganan abrasi di Muaragembong sudah dibahas oleh tim teknis Pekerja Umum (PU), termasuk anggaran-nya sudah disiapkan.

“Kami sudah anggarkan, tapi keburu Covid-19. Sehingga uangnya kami alihkan untuk penanganan Covid-19 dulu, nanti kalau wabah ini sudah hilang, dananya kami gunakan untuk penanganan abrasi di Kabupaten Bekasi,” janji Emil.

Ia memastikan, penanganan abrasi di Muaragembong akan segera dilakukan. Bahkan, diusahakan pada tahun ini. “Kalau bisa tahun ini juga. Hanya saja, saya tidak hafal berapa anggaran yang tersisa,” bebernya.

Sementara, Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja mengaku, dalam penanganan abrasi di Muaragembong, dirinya sudah menjalin komunikasi dengan Pemprov Jabar, termasuk juga pemerintah pusat. Dan sejauh ini sudah melakukan rapat bersama.

“Kami sudah rapat bersama dengan Pemerintah Pusat dan Pemprov Jabar. Dan akan ada juga bantuan terkait penanganan longsor, banjir, termasuk abrasi. Kami programkan mulai 2020 sampai 2024,” ucapnya.

Lanjut Eka, penanganan abrasi ini kewajiban dari pemerintah daerah, provinsi, dan pusat. Tentunya, akan banyak hal yang akan dipersiapkan. Namun memang untuk sekarang, semua terhambat dengan Covid-19.

“Memang banyak hal yang harus kami persiapkan. Masalahnya, saat ini masih ngurusin Covid-19. Dan anggarannya juga kena refocusing ,” jelasnya.

Sedangkan Camat Muaragembong, Lukman Hakim mengakui, abrasi yang terjadi di Muaragembong ini sangat masif, dan sudah berlangsung lama, kurang lebih sepuluh tahun. Lalu, dampak yang terjadi akibat abrasi ini, sangat luar biasa.

“Kalau dari hasil monitoring saya, abrasi di Muaragembong sangat masif. Dampak dari abrasi ini sangat luar biasa bagi masyarakat, banyak yang kehilangan tempat tinggal,” terang Lukman.

Ia menilai, abrasi yang terjadi di Desa Pantai Bahagia, Pantai Sederhana, Pantai Bakti, dan Pantai Mekar, merupakan wilayah dekat pantai. Hanya saja, dirinya belum bisa memastikan secara detail, ada berapa Kepala Keluarga (KK) yang terdampak abrasi sampai saat ini.

“Kalau angka pastinya, saya tidak hafal, sebab abrasi ini masif dan berlangsung lama. Dari perkiraan kami, sudah ada ratusan KK yang kehilangan tempat tinggal,” pungkas. Lukman. (pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin