Berita Bekasi Nomor Satu

Pemerintah Diminta Perhatikan Silat Bekasi

BERLATIH: Sejumlah anak-anak sedang berlatih silat di Desa Sriamur, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jumat (14/8). Silat Bekasi, saat ini mulai dilirik dunia. ARIESANT/RADAR BEKASI
BERLATIH: Sejumlah anak-anak sedang berlatih silat di Desa Sriamur, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jumat (14/8). Silat Bekasi, saat ini mulai dilirik dunia. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi diminta agar lebih memperhatikan tradisi yang memiliki kearifan lokal. Salah satunya silat Bekasi.

Pasalnya, daerah yang berdiri pada 15 Agustus 1950 ini, dikenal memiliki sifat kemandoran, punya beragam silat dari setiap wilayah.

Presiden World Traditional Pencak Silat Federation (Pencak Silat Tradisi Internasional), Rahmadsyah mengatakan, Kabupaten Bekasi dikenal dengan sifat kemandoran, hampir rata setiap wilayah ada silat. Akan tetapi, antara kelompok silat yang ada tetap saling merangkul (berkumpul).

Menurut Rahmadsyah, apabila dilihat dari topografi, bisa dibilang silat ini sebagai tradisi Bekasi. Dengan memiliki ciri khas mencug dan musik buah kawung. Sehingga untuk melestarikan silat di Bekasi ini tidak sulit karena sudah menjadi ciri khas bagi masyarakat di setiap wilayah.

“Kalau di Kabupaten Bekasi ini tidak kesulitan untuk melestarikan pencak silat. Karena silat itu menyatu dengan organisasi masyarakat. Silat Bekasi ciri khasnya mencug, dengan iringan musik buah kawung,” tuturnya kepada Radar Bekasi, Jumat (14/8).

Pria yang tinggal di Bekasi ini juga mengungkapkan, pencak silat dari Bekasi sudah diakui oleh dunia. Hal itu terbukti dengan terpilihnya dia sebagai Presiden World Traditional Pencak Silat Federation.

“Setahu saya, naiknya pencak silat dunia dari Bekasi. Tentu Bekasi, adalah mercusuarnya untuk pencak silat dunia. Jadi Bekasi sudah dikenal dunia. Dan satelitnya pencak silat dunia adalah Bekasi,” terang Ramadsyah.

Hanya saja, dia mengaku, sampai saat ini masih kurang dorongan dari Pemkab Bekasi untuk mengembangkan lagi tradisi tersebut. Hal itu, terbukti setiap ada kegiatan silat di Bekasi, pemerintah daerah tidak pernah hadir.

“Faktanya, setiap ada kegiatan silat di Bekasi, pemerintah tidak pernah hadir. Seharusnya pemerintah bisa melek, karena itu bagian dari tradisi di Kabupaten Bekasi,” sesalnya.

Lanjut Ramadsyah, apa yang dilakukan para penggiat silat di Bekasi, itu sebagai bentuk kecintaan terhadap budayanya sendiri. Dan sejauh ini, para penggiat silat ini tetap bergerak untuk melestarikan tradisi tersebut. Walaupun tanpa bantuan dari pemerintah.

“Para penggiat silat lebih mencintai daerahnya sendiri, daripada orang lain. Karena mereka sudah termotivasi untuk melestarikan daerah-nya sendiri dengan budaya. Dan itu swadaya mereka sendiri,” jelasnya.

Rahmadsyah juga berharap, pada Hari Jadi ke-70 Kabupaten Bekasi, daerah yang dikenal mempunyai kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara ini, lebih memperdulikan lagi tradisi yang ada. Agar tradisi ini bisa dilestarikan oleh para generasi muda.

“Bekasi ini unik, setiap wilayah itu ada silat, punya ciri khas tersendiri. Pemerintah harus lebih peduli lagi dengan tradisi silat Bekasi, dan tradisi ini tidak boleh hilang,” tegasnya. (pra)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin