Berita Bekasi Nomor Satu

Pelajari Ilmu Pembuatan Konten Media

Siti Khumairoh
Siti Khumairoh
Siti Khumairoh
Siti Khumairoh

Radarbekasi.id – Siti Khumairoh (22) merupakan mahasiswa program studi sarjana terapan Manajemen Produksi Media di Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), Universitas Padjadjaran (Unpad). Ia dan teman seangkatannya yang memulai kuliah pada 2016 silam ini merupakan mahasiswa angkatan pertama pada prodi yang biasa disebut MPM itu.

Pada prodi MPM ini, Mia-begitu ia disapa-belajar berbagai teori dan praktik yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pembuat konten di era konvergensi media saat ini.

“Ketika masuk saya cuma tahu mahasiswa prodi ini diarahkan untuk bisa jadi praktisi dalam bidang pembuatan konten di era konvergensi media ini, murni cuma itu dan belum ada penguasaan dasar tentang gimana caranya membuat konten media,” ungkapnya kepada Radar Bekasi, Senin (7/9).

“Dan setelah kurang lebih empat tahun kuliah saya jadi belajar banyak, seperti Public Speaking, Desain Grafis, Digital Marketing, Manajemen Media Sosial dan masih banyak yang lainnya yang bisa jadi pondasi saya sebagai seorang pembuat konten media,” tambahnya.

Diakuinya prodi MPM bukanlah tujuan awal dirinya melanjutkan pendidikan setelah lulus dari SMA Negeri 12 Bekasi. Namun, dengan keyakinan yang kuat ia bisa menjalani perkuliahannya hingga kini. “Bisa menjalani kuliah sampai sekarang karena ketika awal kuliah dulu punya keyakinan sama lingkungannya, mulai dari teman hingga merasa saya punya bakat untuk menerima semua mata kuliah yang ada di prodi ini,” ujarnya.

Produksi Konten Media, Manajemen Media Sosial dan Digital Marketing merupakan matkul-matkul favorit yang pernah Mia pelajari selama kuliah, “Alasannya suka ketiga matkul itu karena ketiganya sangat bermanfaat di era media saat ini, seperti bagaimana caranya agar sebuah konten dapat dinikmati dan “dijual” kepada audiens yang tepat tentunya terdapat langkah-langkah yang perlu dilalui ketika memproduksi konten tersebut yang dapat dipelajari,” tuturnya.

Saat ini Mia sedang berjuang menyelesaikan proyek pembuatan video untuk tugas akhir perkuliahannya. Pada proyek tersebut dirinya menyorot perjuangan teman tuli yang meyuarakan diri mereka untuk tidak dipandang sebelah mata dan mendapatkan kesetaraan dalam akses informasi.

“Teman tuli memang memiliki kekurangan karena ketidak mampuan mereka untuk mendengar, tapi selain itu mereka bisa melakukan segala aktivitasnya secara mandiri. Pada proyek ini saya berusaha mengangkat hal tersebut dan menyorot kurangnya akses bagi teman tuli untuk mendapatkan informasi secara setara, meski sudah ada usaha untuk memberikan penerjemah bahasa isyarat pada program berita yang ada di televisi,” pungkasnya yang bercita-cita menjalankan vendor dan studio fotografi kelak. (mg1)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin