Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Sembilan Kecamatan Terendam Air

TERENDAM BANJIR : Foto udara ratusan rumah terendam banjir di kawasan perumahan Villa Jatirasa Jatiasih Kota Bekasi, Minggu (25/10). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ribuan rumah dari sembilan kecamatan yang ada di Kota dan kabupaten Bekasi, terendam air pada Minggu (25/10) dini hari. Wilayah terparah berada di sekitar bantaran Kali Bekasi.

Akibatnya, di Kota Bekasi, ratusan Kepala Keluarga (KK) terdampak, 106 jiwa mengungsi di Gudang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 79 KK mengungsi di kantor Kelurahan Bekasi Jaya. Sisanya memilih untuk bertahan di lantai dua rumah, rumah tetangga, hingga sanak saudara.

“Sebenarnya ini banjir kiriman yang tadi malam, karena di hulu Cileungsi itu hujan dari jam 19.00 WIB kurang lebih sampai 24.00 WIB. Itu lumayan hujannya lebat dan sedang,” terang Kasi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kota Bekasi, Suhendra, Minggu (25/10).

Hal ini dibuktikan dengan pantauan BPBD Kota Bekasi, di wilayahnya tidak terjadi hujan. Banjir mulai melanda saat debit air di sungai Cikeas dan Cileungsi bertemu di hulu Kali Bekasi (P2C), pantauan kenaikan debit air terjadi sekira pukul 00.00 WIB mencapai 740 cm, sebelum berada di 400 cm pada pukul 10.00 WIB.

Banjir di semua titik terpantau telah berangsur surut sejak siang hari, alhasil meninggalkan lumpur yang harus dibersihkan oleh warga setempat. Di kawasan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi diturunkan satu unit mobil pemadam untuk mendorong lumpur dari permukiman warga.

“Bantuan sudah ada di beberapa titik, bantuan makanan siap saji (nasi bungkus),” tukasnya.

Banjir melanda wilayah hulu, yakni di wilayah Kecamatan Bantargebang, hingga wilayah hilir di kawasan Bekasi Utara. Banjir tertinggi berada di kawasan perumahan Villa Jatirasa dua RW di kawasan Kelurahan Teluk Pucung, ketinggian air mencapai dua meter.

Salah satu warga RW 02, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Yanto (60) mengaku air mulai naik sekira pukul 01.00 WIB. Wilayah tempat tinggalnya diakui sebagai wilayah langganan banjir setiap kali datang kiriman air dari hulu Kali Bekasi, berbeda dengan situasi saat terjadi hujan lokal meskipun dengan intensitas tinggi.”Kalau hujan gede juga nggak bakal gede (banjir), kalau kiriman pasti banjir,” ungkapnya saat dijumpai di lokasi.

Beruntung, banjir kali ini warga sudah antisipasi dengan mengevakuasi barang berharga ke lokasi yang lebih tinggi. Berbeda dengan bencana awal tahun lalu, tidak banyak yang bisa diselamatkan. Meskipun telah menjadi langganan banjir, ia dan warga lainnya tidak memiliki niat untuk pindah dari wilayah yang berdekatan dengan bibir Kali Bekasi.

Hingga siang kemarin, belum ada bantuan kepada warga terdampak, meskipun hanya makanan siap saji. Diakui kebutuhan warga saat banjir mulai perlahan surut dan meninggalkan lumpur adalah makanan siap saji, meskipun di lokasi nampak kelompok Organisasi Masyarakat (Ormas) membawakan bantuan berupa bahan makanan.”Siap saji saja tinggal makan, kecuali saat kampanye, itu rajin,” tandasnya.

Camat Bekasi Utara, Zalaludin menyampaikan selain di lokasi ini, beberapa lokasi di wilayahnya juga terdampak banjir. Diantaranya wilayah RW 02, kelurahan Teluk Pucung dengan total jiwa yang terdampak sekira 400 jiwa, ditambah dengan RW 07 dan 09, Kelurahan Margamulya, 30 KK terdampak.

Warga di lingkungannya kini menunggu program penurapan kali yang sempat disosialisasikan, program ini akan dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Ketinggian air paling parah terjadi di permukiman warga yang ping dekat dengan bibir kali, mencapai 2 meter.”(Warga terdampak) Ngumpul di rumah-rumah disini (dataran lebih tinggi) dan musala,” katanya.

Di wilayah lain, Ketua RW 11 Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Nugroho setidaknya 600 KK terdampak banjir. Beruntung banjir kali ini tidak separah awal tahu lalu, lantai dua rumah warga masih bisa dimanfaatkan untuk berlindung dan mengevakuasi barang berharga.

Sejak pukul 19.00 WIB, pengurus RW dan warga setempat telah memantau informasi dari Komunitas Peduli Sungai Cileungsi dan Cikeas (KP2C), pukul 23.30 WIB air sudah melebihi ketinggian tanggul. Saat ini warga menunggu pelaksanaan program normalisasi Kali Bekasi sebagai solusi mengatasi banjir.

“Kalau (program) belum jalan, warga minta diprioritaskan tanggul, tanggul kan ada yang bocor dan itu yang ada sudah harus cepat diperbaiki. Itu permintaan warga, itu yang urgent,” paparnya sembari mengaku, ketinggian air di wilayahnya hingga 2 meter.

Sementara itu, kabar terakhir wilayah yang terdampak puting beliung beberapa waktu lalu, total rumah yang mengalami kerusakan mencapai 170 rumah, terahir dikabarkan 10 rumah dengan tingkat kerusakan berat. Dua warga luka ringan dalam peristiwa tersebut lantaran terkena meterial yang jatuh diamuk angin.

Ratusan rumah tersebut mengalami kerusakan di bagian atap, warga sementara ini melapisi atap rumah dengan terpal, beberapa diantaranya juga memilih mengungsi di rumah tetangga atau sanak keluarga.

“Bantuan sedang dihitung oleh Perkimtan (Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan) kerusakannya. Bantuan tidak terduga itu kan harus tepat tujuan,” tambahnya.

Hantaman banjir kiriman juga melanda tiga wilayah di Kabupaten Bekasi, yakni Kecamatan Tambun Utara, Babelan, dan Sukawangi, (lihat Grafis). Satgas Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Bekasi, Andhika Rakhman mengatakan, ketinggian air bervariatif, mulai dari 40 cm sampai 180 cm.”Banjir ini karena luapaan Kali Bekasi, kiriman air dari daerah Bogor,” ujarnya saat ditemui di kantor Kecamatan Tambun Utara, Minggu (25/10).

Menurutnya, sampai saat ini pihaknya belum mendirikan posko pengungsian. Pasalnya, warga yang rumahnya terendam air, lebih memilih mengungsi ke rumah tetangga maupun saudara yang tidak terdampak banjir. “Rata-rata mengungsi di rumah tetangga maupun sanak saudaranya,” ucapnya.

Sejauh ini kata dia, air yang merendam rumah dibeberapa wilayah ini sudah mulai berangsur surut. Hanya saja, untuk air yang merendam wilayah Sukawangi, belum surut. Pasalnya, tanggul yang jebol belum berhasil diperbaiki. “Untuk di wilayah Sukawangi, tepatnya di Desa Sukamekar, air masih tinggi. Karena tanggul yang jebol belum kita atasi,” ungkapnya.

Ketua RW 13 Kelurahan Kebalen, Suparto menuturkan, air mulai masuk ke rumah warga yang berada di wilayah ini mulai pukul 04:00 WIB. Untuk yang terdampak ada 150 Kepala Keluarga (KK), dengan ketinggian banjir sedengkul orang dewasa. “Banjir kali ini termasuk parah, setelah banjir diawal tahun ini,” tuturnya.

Dirinya berharap, wilayahnya ini bisa menjadi perhatian Pemerintah Daerah (Pemda), karena perumahaan di tempatnya ini berbatasan langsung dengan Kali Bekasi, hanya dibatasi oleh tembok penahan air. Sehingga apabila tanggul jebol, dampaknya akan lebih parah. Terlebih sekarang, dibantaran kali banyak bangunan liar (Bangli). (sur/pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin