Berita Bekasi Nomor Satu

Angka Stunting Diklaim Menurun

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Angka kasus stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak akibat kurangnya asupan gizi di Kota Bekasi diklaim menurun 11 hingga 10 persen pada dua tahun terakhir.

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Rani Listyawati menjelaskan pada tahun 2019 dari total 109.777 balita penurunan angka stunting 11,2 persen. Sedangkan tahun 2020 dari total 158.696 balita kasus berkurang mancapai 10,6 persen.

Semua kegiatan guna menekan angka kasus stunting tersebut, lanjut dia, terfokus di kelurahan yang menjadi lokasi fokus (Lokus). Sehingga penanggulangan dan penanganan stunting lebih terfokus.

“Adanya penurunan stunting dikarenakan banyak faktor. Salah satunya, penanganan konvergensi dan semua Dinas dan OPD terkait terfokus pada kelurahan-kelurahan yang ditetapkan sebagai Lokus (lokasi fokus) stunting di Kota Bekasi,” kata Rani sapaan akrabnya kepada Radar Bekasi, Kamis (18/2).

Saat ini, ia mengaku, fokus stunting ada dua, yakni intervensi sensitif dan spesifik. Untuk intervensi sensitif, pihaknya memberikan tambahan makanan untuk meningkatkan ketahanan tubuh dan mencegah stunting.

“Kalau intervensi spesifik itu seperti penyediaan air bersih jamban sehat dan kebersihan lingkungan. Karena itu mempengaruhi adanya stunting,” ujarnya.

Selain itu, untuk penangananya pihaknya mengaku melibatkan masyarakat, Puskesmas, Posyandu dan PKK yang ada di setiap kelurahan RT dan RW. ”Bantuan pun kami berikan kepada balita yang terkena stunting dari kementerian, dan dinas-dinas terkait di Kota Bekasi,”tambahnya.

Lanjutnya, makanan tambahan dan air bersih itu secara bertahap tertangani, sehingga diklaim menjadi salah satu proses penurunan stunting di Kota Bekasi setiap tahunnya. Pada tahun 2021 pihaknya menargetkan penurunan angka stunting bisa mencapai 15 persen.

“Stunting kita masih di bawah target rencana starategis (Renstra) Kota Bekasi 16 persen. Sehingga jumlah stunting tahun 2023 menjadi sedikit dan mudah-mudahan kalau memang konvergensi berjalan baik stunting bisa nol. Itu adalah target kita kedepannya,” paparnya.

Dijelaskannya, semua unsur harus terlibat guna membantu penurunan angka stunting. Selain itu, sosialisasi di masyarakat dilakukan untuk memberikan pemahaman terjadinya stunting.

“Kalau untuk 2021 kita masih dapat BOK (bantuan operasional kementerian). Kita terfokus pada penangnanan dan pencegahan stunting. Dan yang paling kita perkuat adalah lintas sektor lingkup Pemkot Bekasi,” ungkapnya.

Ia pun menyampaikan, penanganan stunting ini bukan hanya tugas di Dinas Kesehatan saja. Tetapi di Dinas terkait lainnya juga terlibat.

“Pasti kita target tahun ini berkurang lagi. Dan yang pasti semuanya harus berperan aktif cegah stunting,” tukasnya yang memaparkan program tersebut juga berada di 200 kota dan kabupaten di Indonesia.

Sebelumnya berdasarkan surat Kementerian Dalam Negeri yang menetapkan bahwa Kota Bekasi menjadi lokasi fokus (Lokus) stunting tahun 2020 hingga saat ini. (pay)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin