Berita Bekasi Nomor Satu

13 Jam Api Baru Padam

Illustrasi : Petugas Pemadam Kebakaran memadamkan api yang melalap lapak palet dan pemukiman warga semi permanen di Jalan Diponegoro, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Rabu (10/8). Kebakaran yang melalap belasan lapak palet tersebut baru padam setelah 13 jam. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.
LUDES : Petugas Pemadam Kebakaran memadamkan api yang melalap lapak palet dan pemukiman warga semi permanen di Jalan Diponegoro, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Rabu (10/8). Kebakaran yang melalap belasan lapak palet tersebut baru padam setelah 13 jam. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kebakaran hebat menghanguskan puluhan rumah di Jalan Diponegoro, rabu malam hingga kamis pagi kemarin. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut, namun kerugian setiap rumah mencapai Rp500 juta. Api berhasil dipadamkan setelah 13 jam.

Nyaris puluhan bagunan tidak ada yang tersisa, terlebih untuk barisan rumah kontrakan semi permanen di bagian belakang, tepat di samping rel kereta api, rata dengan tanah. Informasi awal, api berasal dari barisan rumah paling ujung kanan dibagian belakang. Warga sekitar sempat mengira api berasal dari pembakaran sampah, namun api semakin tidak terkendali dan menghanguskan bangunan rumah warga.

Dibagian depan, tepat dipinggir Jalan Diponegoro bangunan yang terbakar merupakan rumah tinggal dan tempat usaha milik warga, mulai dari tempat pengusaha ban mobil baru dan bekas, sampai dengan pengusaha palet dari bahan kayu yang mudah terbakar. Sedangkan di bagian belakang, tepat di pinggir rel kereta api km 30+500/600 adalah rumah kontrakan semi permanen yang mudah terbakar.

Warga yang tinggal di lokasi ini tidak berada di lokasi lantaran rumah sudah rata dengan tanah, hanya beberapa pemilik rumah yang datang ke lokasi melihat bangkai tempat tinggal. Salah satunya adalah pengusaha ban mobil baru, Yushra (36), barang dagangan dan rumah tinggalnya porak poranda tak tersisa, api mengamuk sekira pukul 17:30 WIB sesaat sebelum menutup tempat usahanya hari itu.

“Waktu itu ada warga orang belakang dia bilang api udah gede, saya panik, dari sana (belakang toko) kesini apinya,” katanya saat merapihkan barang dagangan berupa ban dan velg mobil.

Saat kejadian, ia diselimuti kepanikan. Tak memikirkan asal api dan bagaimana sampai melalap puluhan bangunan di lokasi tersebut. Yang jelas, dibagian belakang tokonya adalah rumah kontrakan semi permanen, sekira berjumlah 14 rumah kontrakan, salah satunya ia sewa sebagai gudang.

Setelah api melalap bangunan di lokasi tersebut, informasi yang ia terima dari beberapa warga dan saksi mata, api berasal dari kompor milik salah satu warga, konsleting listrik, dan pembakaran sampah. Api bersumber dari area rumah kontrakan milik salah satu warga yang ditinggal penghuninya, warga sekitar mengetahui api sudah membesar.

“(Penghuni kontrakan) disini juga tinggalnya, dia sering keluar juga, biasanya ada di rumah tapi waktu itu lagi nggak ada. Engga tahu juga, ada yang bilang dari bakar sampah juga ada, cuma kita nggak tahu persisnya. Informasinya beda-beda sumber api dari mana,” tambahnya..

Warga lainnya, Siti Haya (50) juga tidak mengetahui awal penyebab kebakaran terjadi. Warga yang memiliki bisnis palet kayu ini mengaku peristiwa terjadi saat warga berada di dalam rumah menjelang waktu Maghrib, tiba-tiba saat keluar rumah api sudah membesar, tidak ada harta benda satupun termasuk sertifikat tanah yang bisa diselamatkan, nyaris hanya pakaian yang dikenakan hari itu.

Hal ini ia ketahui saat membuka pintu belakang rumahnya yang berada di tengah barisan bangunan terdampak api. Meskipun api belum mendekat ke rumahnya, asap hitam mengepul dahsyat saat ia membuka pintu belakang rumah, sontak ia diselimuti kepanikan.

“(Api menyambar) dari belakang rumah saya ini, saya buka pintu belakang ini asap sudah hitam, pekat, dan besar. Udah hitam banget, untuk melihat saya sudah tidak bisa. Terus (api menyambar) rumah sebelah ini yang menyebar, otomatis saya sudah tidak berani masuk ke dalam,” paparnya.

Rumah yang ia tinggali sejak tahun 2001 yang terbuat dari material kayu serta palet kayu miliknya hangus terbakar, berubah menjadi arang dilalap api. Kontrakan semi permanen dibelakang rumahnya semua dihuni oleh warga yang bekerja sebagai pemulung, penjual sayur, hingga penjual makanan siap saji.

Diperkirakan, kerugian yang fialami sampai dengan Rp500 juta, bahkan bisa lebih. Bagunan dan harta benda milik warga nyaris ludes tak tersisa akibat amukan api.”Emas aja banyak yang saya punya, apalagi harga emas sekarang lagi mahal. Kurang lebih Rp500 juta, apalagi ini usaha kayu saya habis semua,” kata Siti Haya (50).

Luas bangunan rumah 13×7 meter hangus terbakar, hanya tersisa bangunan tembok rumah. Nyaris hanya telepon genggam di kantong, kendaraan roda dua, dan baju yang dikenakan saja yang berhasil diselamatkan, selebihnya hangus terbakar.

Di amengaku, api begitu cepat menyambar bangunan lain, semakin dekat, hingga menghanguskan bangunan miliknya.”Api sudah besar, saya tidak bisa ambil baju-baju. Saya takutnya rubuh atau gimana, lebih memilih menyelamatkan diri nggak bawa apa-apa,” tambahnya.

Senada, kerugian cukup mencolok juga dialami oleh pengusaha ban dan velg mobil. Nyaris semua harta benda di rumah dan barang dagangnya ludes, 95 persen dilalap api, barang dagang di rumah kontrakan semi permanen yang ia sewa sebagai gudang di belakang tempat usahanya juga ludes terbakar.

“95 persen habis nggak sempat dikeluarin, cuma sedikit yang berhasil diselamatkan. Itu lumayan, kan ban dan velg baru, lebih kurang Rp500 juta ada,” kata pemilik bengkel ban, Yushra (36).

Ban dan velg baru yang ia jual berkisar dengan harga jual Rp3 juta sampai Rp5 juta rupiah. Akibat peristiwa ini, akses transportasi kendaraan pribadi maupun transportasi massal terganggu.Untuk mengurai antrian dan kendala operasional Kereta Commuter Line (KRL), rekayasa pola operasi perjalanan dilakukan Rabu (10/3) sore. Perjalanan KRL hanya menggunakan satu jalur, lima kereta api relasi Jakarta Cikarang hanya beroperasi sampai Stasiun Bekasi.

Sementara untuk kereta api jarak jauh dan kereta api barang, operasional pada saat kejadian dilakukan hanya dengan satu jalur secara bergantian. Pantauan Radar Bekasi di lokasi siang kemarin, operasional KRL maupun kereta jarak jauh sudah berjalan normal, kereta nampak melintas di kedua rel.

Komandan Pleton Damkar Kabupaten Bekasi, Jajang Susanto mengatakan,kebakaran yang terjadi pada Rabu (10/3) pukul 17:30 sore, baru bisa di padamkan Kamis (11/3) sekitar pukul 05:30 dini hari. Material bangunan yang mudah terbakar, menyebabkan proses pemadamam memakan waktu lama. Pihaknya menerjunkan 10 armada mobil pemadam kebakaran.

“Proses pemadaman cukup lama sekitar 13 jam. Api berhasil dipadamkan pukul 05:30 pagi. Kendalanya, karena banyak tumpukan kayu, sehingga mempersulit proses pemadaman,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Kamis (11/3).

Menurutnya, penyebab kebakaran belum bisa diketahui, karena belum ada penyelidikan lebih lanjut mengenai itu. Akan tetapi, dirinya menduga, kemungkinan besar penyebab kebakaran karena arus pendek listrik. Sementara, untuk korban jiwa tidak ada. “Kemungkinan penyebab kebakaran ini karena arus pendek listrik,” tuturnya. (sur/pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin