Berita Bekasi Nomor Satu

Vaksinasi Lansia Lambat

ILLUSTRASI VAKSINASI LANSIA: Petugas medis menyuntikan vaksin Sinovac kepada lansia di Rumah Sakit Siloam Bekasi Sepanjang Jaya, Senin (15/3). Pemerintah Kota Bekasi menargetkan 5.200 vaksinasi untuk lansia sebagai upaya pencegahan wabah Covid-19. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.
VAKSINASI LANSIA: Petugas medis menyuntikan vaksin Sinovac kepada lansia di Rumah Sakit Siloam Bekasi, Senin (15/3). Pemerintah Kota Bekasi menargetkan 5.200 vaksinasi untuk lansia sebagai upaya pencegahan wabah Covid-19. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kota Bekasi berencana akan melakukan vaksinasi massal kepada seluruh warga Kota Bekasi. Hal ini untuk mempercepat proses penyuntikan kekebalan tubuh tersebut. Sampai saat ini, capaian paling rendah adalah vaksinasi kepada masyarakat lanjut usia (lansia).

Vaksinasi bagi masyarakat usia 59 tahun ke atas pada suntikan pertama baru menjangkau 3,3 persen sasaran, atau 169 jiwa, dari total alokasi 5.200 jiwa. Vaksin untuk tahap dua yang diterima pada termin satu sebanyak 5.070 vial ini selain menyasar lansia, juga menyasar tenaga kesehatan (nakes) yang belum mendapat jatah pada tahap satu, dan petugas pelayan publik.

Total alokasi bagi nakes sebanyak 2.805 sasaran sudah 100 persen mendapatkan suntikan pertama, suntikan kedua sudah diterima oleh 667 sasaran. Sementara pada petugas pelayan publik, sasaran vaksinasi sebanyak 17.345, suntikan pertama sudah diterima oleh 3.563 jiwa, suntikan ke dua 23 jiwa.

Sementara vaksinasi massal rencananya akan dilaksanakan pekan ke empat bulan ini. Vaksinasi dilakukan di beberapa tempat, dan bekerjasama dengan beberapa instansi yang sudah menyatakan kesediaannya untuk mensukseskan vaksinasi.

“Pelaksanaan vaksinasi massal baik untuk guru, Lansia, petugas PLN, ASN, non ASN, jemaah haji, dan guru dibawah Depag (Departemen Agama),” terang Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, Senin (15/3).

Pantauan Radar Bekasi di lapangan, masih ada lansia maupun anggota keluarga yang belum tahu cara mendaftarkan diri sebagai calon penerima vaksin. Salah satu cara yang beberapa waktu lalu disampaikan melalui website sudah dicoba, namun hanya didapati pendaftaran vaksinasi lansia bagi ibu kota provinsi saja, tidak untuk masing-masing daerah domisili lansia seperti Kota Bekasi.

Menanggapi hal ini, Tanti mengaku hasil laporan masing-masing Kepala Puskesmas (Kapuskes) animo vaksinasi lebih tinggi ditunjukkan oleh lansia. Setelah menerima laporan ini, berpotensi terjadi pergeseran alokasi vaksin lebih banyak kepada kelompok Lansia, jika hasil realisasi kelompok lain masih menyisakan vaksin yang bisa untuk diberikan kepada kelompok Lansia.

Jika belum terdaftar sebagai penerima vaksin, Lansia maupun anggota keluarga dapat mendatangi layanan vaksinasi di 120 titik mulai dari Puskesmas sampai Rumah Sakit (RS) di Kota Bekasi guna memastikan terdaftar atau tidak sebagai sasaran vaksin.

“Kalau seandainya sudah ada (dalam daftar penerima vaksin) ya dilakukan vaksinasi. Kalau belum ada, ternyata ada kelonggaran vaksin karena sasaran yang lainnya tidak terpenuhi, maka itu bisa juga dilakukan (vaksinasi),” tambahnya.

Pada pelaksanaan vaksinasi Lansia ini, diakui vaksinator maupun Nakes lain harus lebih cermat dalam melakukan skrining medis. Proses skrining medis bagi sasaran kelompok Lansia ini dilakukan lebih detail dibandingkan dengan sasaran kelompok lain.

Distribusi vaksin termin dua untuk vaksinasi tahap dua telah diterima oleh Kota Bekasi, dengan jumlah vaksin sebanyak 7.770 vial, setiap vial dapat menjangkau 10 sasaran vaksinasi. Maka, dengan dua dosis untuk setiap sasaran, total jumlah sasaran vaksin yang dapat dijangkau sebanyak 38.850 sasaran, sasaran lansia lebih banyak dari jumlah vaksin termin pertama.”Nakes ditargetkan seribu. Lansia 10 persen, 15.540 (jiwa), di tahap kedua lebih besar. Untuk pelayan publik 22.310, itu belum dilaksanakan, tapi vaksinnya sudah di dropping,” tukasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyampaikan secara nasional vaksinasi yang telah diberikan kepada profesi pelayan publik wilayahnya rangking satu. Namun, tidak pada proses vaksinasi pada sasaran kelompok Lansia.”Tapi lansia kita masih kurang, kita rangking tiga. Jadi minggu ini kita lakukan pemaksimalan penyuntikan di Lansia,” paparnya.

Hasil evaluasi proses vaksinasi, dibutuhkan 40 gedung besar untuk vaksinasi massal, dengan jangkauan 2 ribu sasaran dalam satu hari. Jawa Barat membutuhkan 150 ribu sasaran vaksin disuntik dalam satu hari untuk mencapai target pelaksanaan tahap dua hingga akhir bulan Juni mendatang.

Ia mengajak Event Organizer (EO) untuk ikut bekerjasama mengatur alur vaksinasi massal tersebut. Lambatnya proses vaksinasi kepada sasaran Lansia ini disebut lantaran mobilitas yang terbatas dan hasil skrining medis mengharuskan penundaan vaksinasi pada sasaran.

Sedangkan mengenai vaksin batch 1 yang dinyatakan kadaluwarsa pada 24 Maret mendatang, ia menyebut vaksin yang dimaksud dilaporkan hampir habis pada 18 Maret lalu.”Jangan khawatir, tidak ada di Jawa Barat menggunakan vaksin kadaluwarsa. Karena tanggal 18, yang kadaluwarsa pertama itu sudah selesai, dan tidak akan pernah kita melanggar prosedur itu,” tambahnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan hampir seluruh vaksin Covid-19 yang didatangkan pada kurun Desember 2020 di Indonesia telah habis terpakai.’’Kalau yang kedaluarsanya dekat adalah vaksin yang kita dapat di bulan Desember 2020, yaitu 1,2 juta yang gelombang pertama yang jatuh (kedaluarsa) di 25 Maret 2021,’’ katanya saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Senin (15/3).

Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, kata Budi, vaksin tersebut sudah seluruhnya terpakai untuk penyuntikan kepada para tenaga kesehatan, kecuali di Papua yang saat ini sedang dipantau laporannya.’’Kita masih cek yang di Papua, ada beberapa daerah. Karena kita kirimnya ke 34 provinsi, kita sedang konfirmasi lagi daerah di Papua. Tapi daerah di luar Papua, semuanya sudah terpakai,’’ katanya.

Budi mengatakan, sebanyak 1,8 juta vaksin untuk gelombang berikutnya memiliki waktu kedaluarsa di akhir Mei 2021. ’’Dan itu pun hampir semua terpakai karena itu untuk tenaga kesehatan,’’ katanya.

Vaksin yang kini sedang diwaspadai waktu kedaluarsanya adalah AstraZeneca. Sebab, memiliki interval penyuntikan yang berbeda dengan vaksin lain, yakni sembilan sampai 12 minggu dari suntikan pertama. ’’AstraZeneca ini kedaluarsanya Mei 2021 dan sampai sekarang kita masih menunggu juga rilis dari BPOM terkait keamanannya,’’ katanya. (sur/jpc)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin