Berita Bekasi Nomor Satu

KPAI Minta Disdik Waspada

Guru SD
SAMPAIKAN MATERI: Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa saat PTM pada masa ATHB-SP di SDN 6 Pekayon Kota Bekasi, Selasa (23/3). FOTO: RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
Guru SD
SAMPAIKAN MATERI: Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa saat PTM pada masa ATHB-SP di SDN 6 Pekayon Kota Bekasi, Selasa (23/3). FOTO: RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI -Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta Dinas Pendidikan (Disdik) waspada terhadap risiko penyebaran Covid-19 saat pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada masa Adaptasi Tatanan Hidup Baru Satuan Pendidikan (ATHB-SP) yang berlangsung di 110 sekolah jenjang SD dan SMP, mulai Senin (22/3).

Komisioner KPAI bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan, pihaknya pada 2020 melakukan pengawasan terhadap lima sekolah di Kota Bekasi. Hasilnya, hanya SDN Pekayon Kota Bekasi yang dinilai siap melaksanakan PTM.

“Kalau berdasarkan pengawasan KPAI kemarin (2020,Red) ke Kota Bekasi, hanya ada 1 sekolah yang dinilai siap untuk pelaksanaan PTM,” ujar Retno kepada Radar Bekasi, Selasa (23/3).

KPAI berencana melakukan pengawasan kembali di Kota Bekasi saat dimulainya PTM pada ATHB-SP. Retno mengungkapkan, pembukaan sekolah bukan didasari pada guru yang sudah divaksin. Melainkan lebih utamanya didasari pada kesiapan sekolah.

“Jadi bukan berdasarkan guru sudah divaksin, tetapi lebih utamanya adalah pada kesiapan sekolah dalam menyediakan infrastruktur dan protokol kesehatan SOP ATHB di satuan pendidikan,” ujar Retno.

Dikatakannya, tanpa persiapan infrastruktur dan protokol kesehatan, maka potensi sekolah menjadi kluster baru sangatlah besar. Pasalnya, jika guru sudah dilakukan vaksin namun peserta didik belum dilakukan vaksin maka kekebalan kelompok tidak akan terbentuk.

“Kekebalan kelompok terbentuk jika jumlah yang divaksin mencapai 70-80 persen dari populasi. Sementara jumlah siswa bisa mencapai 1.000 dengan guru hanya 70 orang, tidak sampai 10 persen dari populasi di sekolah,” tuturnya.

Menurutnya, vaksin bukanlah jaminan tidak terbentuknya kluster baru di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, Disdik harus mewaspadai dan mempertimbangkan pelaksanaan PTM yang sedang diselenggarakan untuk satu minggu kedepan.

“”Vaksin bukan jaminan. Yang menjadi kesiapan adalah infrastruktur sekolah, jadi Disdik dan Pemkot harus mewaspadai dan mempertimbangkan pelaksanaan PTM saat ini,” katanya.

Apalagi, dalam waktu dekat akan ada momen libur hari raya yang memicu pergerakan orang. “Sebentar lagi bulan ramadan, ada libur Lebaran pada Mei 2021 akan memicu pergerakan orang besar-besaran karena mudik. Setelah itu Juni ada libur kenaikan kelas ada pergerakan berlibur dan berkunjung ke family. Pergerakan ini berpotensi besar meningkatkan kasus Covid-19 di berbagai daerah,” tukasnya. (dew)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin