Berita Bekasi Nomor Satu

Mengisi Ramadhan Dengan Iman, Ilmu dan Amal

M. Shalahuddin, S.S.I, M.Pd
M. Shalahuddin, S.S.I, M.Pd
M. Shalahuddin, S.S.I, M.Pd
M. Shalahuddin, S.S.I, M.Pd

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah wajibkan kepada kalian puasa di bulan ini. Di bulan ini, akan dibukakan pintu-pintu langit, dan ditutup pintu-pintu neraka, serta setan-setan nakal akan dibelenggu. Demi Allah, di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan. Siapa yang terhalangi untuk mendulang banyak pahala di malam itu, berarti dia terhalangi mendapatkan kebaikan.” (HR. Ahmad dan Nasai).

Jum’at 26 Sya’ban 1442 H. Bulan Ramadhan akan segera tiba dengan limpahan kemuliaannya. Tentu sangat disayangkan apabila umat muslim tidak bisa memanfaatkan momentum berkah ini dengan baik. Ramadhan akan istimewa, bila kita benar-benar bertekad dan bersungguh-sungguh dalam upaya mengistimewakannya dengan persiapan iman. Sensasi Ramadhan tidak tampak secara indrawi dan keutamaannya pun tak dapat dinilai secara materi. “Kedatangan Ramadhan bersifat ukhrowi, sehingga hanya hati dengan penuh keimanan saja yang akan mampu bergetar dan merasakan kehadirannya,” Persiapan pertama saat menyambut ramadhan adalah keimanan. Diperlukan muhasabah atau refleksi diri untuk mengetahui apakah iman kita telah peka merasakan sensasi Ramadhan.

Bagi umat muslim di seluruh dunia, bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang selalu dinanti dan ditunggu. Seperti aplikasi jualan online, Ramadhan selalu memberikan kesempatan bagi orang-orang beriman untuk mendapatkan flash sale serta diskon pengurangan dosa besar-besaran. Dua kali Ramadhan umat islam masih menjalani ibadah puasa di tengah pandemi. Bukan perkara mudah puasa Ramadhan di masa pandemi covid-19. Selain tubuh menahan lapar dan haus, juga harus meningkatkan imun agar tidak mudah terserang virus covid-19.

Tujuan Puasa Ramadhan pada dasarnya tidak berubah sejak diwajibkannya kepada umat islam, yakni untuk mencapai ketaqwaan. Wabah covid-19 bukan halangan untuk beribadah di bulan Ramadhan, justru momentum meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Hanya saja karena ada kondisi khsusus, maka kebiasaan yang dilakukan dalam ibadah Ramadhan juga perlu diadaptasi dengan kekhususan. Hindari kerumunan ibadah Ramadhan yang bisa menyebabkan terpapar covid-19. Aktivitas kegamaan di Bulan Ramadhan tetap harus ditingkatkan dengan menjamin keselamatan umat muslim.

Wabah covid-19 ini sebagai momentum rohani untuk menyinari rumah dengan cahaya Allah dengan meningkatkan cahaya cinta serta membangun harmoni keluarga. Ibadah Ramadhan harus dijadikan momentum emas untuk mempercepat penanganan wabah covid-19 dengan semangat keagamaan. Umat islam harus meyakini bahwa puasa Ramadhan akan menyehatkan tubuh, puasa yang benar dengan makanan seimbang, menu makanan sehat, gaya hidup sehat melahirkan imunitas tubuh dan bisa mencegah penularan covid-19.

Hadis riwayat Imam Ahmad dan Nasai yang penulis kutip di atas, setidaknya ada empat hal yang perlu dipersiapkan dalam menyambut dan mengisi bulan suci Ramadhan ini : Pertama, mempersiapan nurani (ruhiyah). Hal ini bisa dilakukan dengan cara tazkiyatun nafs (membersihkan hati) dalam jiwa, sehingga hati nurani kita akan bersih dari penyakit-penyakit yang dapat mengganggu ibadah di bulan Ramadhan. Kedua, mempersiapan ilmu (‘ilmiyah). Ibadah di bulan Ramdhan akan lebih maksimal jika kita mengetahui ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bulan Ramadhan yang dapat membekali kita untuk menjalani ibadah di bulan Ramadhan, terutama ilmu-ilmu tentang amalan di bulan Ramadhan, seperti hikmah puasa Ramadhan, tadarus Alquran, shalat Tarawih, iktikaf di masjid hingga zakat. Ketiga, mempersiapkan fisik (jasadiyah). Puasa identik dengan ibadah yang memerlukan fisik yang prima. Orang yang fisiknya kuat, tentunya akan lancar dalam menjalankan puasa. Oleh karen itu, kita perlu mempersiapkan fisik kita untuk menjalankan ibadah Ramadhan dengan lancar walaupun saat bekerja.

Dan Keempat, mempersiapkan harta (maliyah). Mempersiapkan harta di bulan Ramadhan bukan berarti untuk membeli makanan yang banyak, melainkan untuk amal ibadah seperti infak, shadaqah, zakat mal maupun zakat fitrah, atau memberi makanan buka puasa untuk orang lain.

Intisari dari keempat persiapan Ramadhan diatas mengisyaratkan bahwa bulan Ramadhan yang penuh rahmat dan maghfirah ini tidak saja berdimensi vertikal (hablumminallah), tapi juga berdimensi horizontal (hablum minannas). Jadi, mari kita mengisi dan menyemarakkannya dengan iman, ilmu dan amal-amal saleh, dengan harapan akan menjadi pembiasaan dan karakter yang akan mewarnai hidup kita di luar Ramadhan nanti.

Yakinkan Dengan Iman Ushakan Dengan Ilmu Sampaikan Dengan Amal.

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1442 H.

Kepala SDIT Nurul Fajri/Ketua MUI Cikarang Barat


Solverwp- WordPress Theme and Plugin