Berita Bekasi Nomor Satu

Bekasi Diguyur Hujan Es

TERENDAM BANJIR : Warga memindahkan barangnya yang terendam banjir di Perumahan Dosen Ikip, Jatikramat, Jatiasih Kota Bekasi, Rabu (14/4). Hujan deras yang mengguyur wilayah Bekasi dan sekitarnya mengakibatkan banjir di perumahan tersebut sedalam 75 cm sampai 1 meter. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
TERENDAM BANJIR : Warga memindahkan barangnya yang terendam banjir di Perumahan Dosen Ikip, Jatikramat, Jatiasih Kota Bekasi, Rabu (14/4). Hujan deras yang mengguyur wilayah Bekasi dan sekitarnya mengakibatkan banjir di perumahan tersebut sedalam 75 cm sampai 1 meter. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Fenomena langka terjadi di Kota Bekasi. Empat kecamatan di guyur hujan es berukuran kecil. Peristiwa ini sempat meramaikan jagad dunia masa. Hujan deras disertai angin kencang pada Rabu sore kemarin, juga mengakibatkan sejumlah pohon di tengah permukiman warga tumbang.

Informasi yang diperoleh Radar Bekasi, hujan mulai mengguyur sejumlah wilayah mulai pukul 15.00 WIB. Peristiwa ini terjadi setelah pagi hingga siang hari cuaca terik. Pantauan Radar Bekasi, hujan juga mengguyur pusat kota pukul 15.30 WIB, berlangsung sekira 30 menit.

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, Agus Harpa Senjaya mengaku, hujan es turun di empat wilayah Kecamatan, butiran es yang jatuh diketahui sebesar kelereng.”Ya, butiran esnya sebesar kelingking. Terjadi di Kecamatan Jatiasih, Pondok Gede, Pondok Melati, dan Jatisampurna,” katanya kepada Radar Bekasi.

Butiran es turun ditengah hujan dengan intensitas deras disertai angin kencang. Akibatnya, pohon tumbang di sejumlah titik, beruntung tidak ada laporan kerugian materil maupun korban luka.

Hujan es disebut tidak membahayakan permukiman warga. Hujan dengan intensitas deras mengguyur semua wilayah Kecamatan di Kota Bekasi, BPBD mencatat ada lima titik banjir di Kota Bekasi, tersebar di wilayah Kecamatan Pondok Melati, Jatiasih, dan Bekasi Selatan.

“Hujan deras mengguyur disertai angin, banyak pohon tumbang. Saat ini petugas berjaga di lapangan,” tukasnya.

Sekretaris Kecamatan Pondok Melati, Nanar Naris membenarkan hujan es terjadi di wilayahnya. Hujan mengguyur wilayahnya mulai pukul 15.00 WIB, hujan juga membuat sejumlah pohon dipinggir jalan tumbang.”Memang ada hujan es tadi saya pulang dari kantor, ada juga pohon tumbang tadi sedang dibenahi sama pak RT sama pak RW,” paparnya.

Sejauh ini, belum didapati laporan kerugian materil maupun korban luka akibat hujan deras disertai angin kencang. Hujan es dirasakan langsung oleh Namar saat dalam perjalanan pulang dari kantor kecamatan, butiran es diperkirakan sebesar kelereng.

Terhadap fenomena hujan es ini, Koordinator Bidang Desiminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG), Hary Tirto Djatmiko menyampaikan bahwa fenomena tersebut tergolong alamiah dan termasuk dalam kejadian cuaca ekstrim. Peristiwa ini kerap terjadi pada masa peralihan cuaca atau pancaroba.

Hujan es disebabkan oleh adanya awan comulonimbus (CB) yang mengandung tiga partikel , yakni butir air, butir air super dingin, dan butir es. Sehingga hujan yang turun berbentuk partikel padat atau es dapat terjadi, tergantung pada pembentukan dan pertumbuhan awan CB tersebut.

“Biasanya awan berbentuk berlapis-lapir seperti kembang kol, diantara (lapisan) awan tersebut terdapat satu jenis awan yang batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang cepatt berubah warna abu-abu atau hitam,” paparnya.

Dalam proses pembentukan dan pertumbuhan awan terdapat fenomena proses pergerakan massa naik dan turun sangat kuat, pergerakan udara yang cukup kuat dapat membawa uap air naik hingga ketinggian dimana suhu udara sangat dingin. Berikutnya, muncul lapisan awan yang tingkat pembekuannya rendah, lapisan ini mempunyai kecenderungan turun lebih rendah dari ketinggian normal sehingga butiran air yang jatuh ke permukaan bumi tidak mencair sempurna.

Hujan es dijelaskan bersifat sangat lokal, luas area hanya berkisar 5 sampai 10 km, terjadi pada masa peralihan musim, terjadi sore hingga siang hari, dan tidak bisa diprediksi secara spesifik. Peristiwa ini sangat kecil kemungkinannya terjadi ditempat yang sama.”Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama dan dalam waktu yang singkat,” tukasnya.

Masyarakat perlu hati-hati saat hujan es terjadi ditengah hujan lebat disertai angin. Peristiwa ini dapat memicu genangan air dan pohon tumbang.Air masih menggenang hingga 30 cm di perumahan dosen IKIP hingga pukul 20.00 WIB, warga masih berjaga untuk menguras air di area permukiman menggunakan pompa.

Sementara itu terpisah, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, berdasarkan analisa pihaknya, pada 16 April ini Siklon Tropis Surigae diprediksi akan berkembang menjadi badai tropis kuat (STS) dan bahkan topan/typhoon (TY).

Diungkapkannya, saat ini bibit siklon tropis di Utara Papua telah berkembang menjadi Siklon Tropis Surigae yang bergerak ke arah barat laut mendekati wilayah Filipina. “Akibatnya, saat ini terjadi peningkatan kecepatan angin rata-rata di wilayah Utara Sulawesi dan sekitarnya berkisar 8 – 20 knot,” ujarnya dalam keterangannya, Rabu (14/4).

Sebelumnya Deputi Meteorologi Guswanto menjelaskan sebagai dampak tidak langsung siklon tropis ini mengakibatkan kecepatan angin di utara Sulawesi dan sekitarnya diprakirakan akan terus meningkat secara bertahap hingga puncaknya pada 18 April 2021.

Begitu juga dengan hujan yang akan mengguyur dengan intensitas ringan hingga sedang dan berpotensi hujan lebat untuk sepekan ke depan sebagai akibat dampak tidak langsung wilayah yang berdekatan dengan posisi siklon tropis.

“Sedangkan tinggi gelombang laut akan mengalami peningkatan hingga puncaknya pada 18 April 2021. Gelombang ini bahkan dapat mencapai kategori sangat tinggi 4-6 meter di wilayah Perairan Kepulauan Sitaro, Sangihe, dan Talaud, serta Laut Maluku bagian utara,” kata dia.

Guswanto menuturkan pula saat ini BMKG (TCWC Jakarta) terus memantau perkembangan Siklon Tropis Surigae tersebut.Kepada masyarakat, Dwikorita mengimbau untuk waspada dan tetap berhati-hati dengan potensi angin kencang, hujan lebat, dan dampak lanjutannya seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.(sur/gw/fin)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin