Berita Bekasi Nomor Satu

Program Kegiatan Kemasyarakatan Sekolah Marsudirini Perkuat Karakter Peserta Didik

KKSM
FOTO BERSAMA: Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi (ketiga dari kiri), Kepala SMA Marsudirini Kota Bekasi Hubertus Nugroho Sudjatmiko (kanan), foto bersama usai pihak sekolah menyampaikan penjelasan mengenai program KKSM. FOTO: ISTIMEWA
KKSM
FOTO BERSAMA: Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi (ketiga dari kiri), Kepala SMA Marsudirini Kota Bekasi Hubertus Nugroho Sudjatmiko (kanan), foto bersama usai pihak sekolah menyampaikan penjelasan mengenai program KKSM. FOTO: ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – SMA Marsudirini Kota Bekasi komitmen memperkuat karakter peserta didiknya. Kini, melalui program Kegiatan Kemasyarakatan Sekolah Marsudirini (KKSM) bertajuk “Aku Teman-Temanku dan Masyarakat Sekitarku Bertumbuh Bersama Dalam Iman, Persaudaraan, Pelayanan dan Cinta Kasih”.

Program tersebut telah diselenggarakan pada 22 — 26 Maret 2021. Kepala SMA Marsudirini Kota Bekasi Hubertus Nugroho Sudjatmiko menjelaskan, KKSM merupakan kegitan rutin tiap tahun. Pada tahun ini memasuki pelaksanaan ke-13.

Pada masa pandemi Covid-19, program ini diselenggarakan secara berbeda. Jika tahun lalu para siswa kelas XI dikirim ke Jawa Tengah untuk mempelajari pola hidup dan keseniannya, tahun ini program dijalankan di sekitar tempat tinggal siswa.

“Di masa pandemi ini, programnya sedikit kita alihkan untuk lingkungan sekitar di dekat rumahnya,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Jumat (23/4).

Di tengah keterbatasan pada masa pandemi, pihak sekolah memaknai tema KKSM tahun ini dengan melakukan kebersamaan untuk senantiasa bersyukur sebagai bentuk ungkapan peduli, berbela rasa dengan tindakan nyata sebagai bentuk ungkapan pelayanan kepada masyarakat sekitar rumah. Pihak sekolah tidak ingin pandemi ini menjadi hambatan untuk berjalannya program rutin tersebut.

“Kami tetap harus menjalankan program ini untuk siswa kelas XI. Sebenarnya dalam program penguatan karakter ini setiap tingkatan berbeda-beda. Seperti untuk siswa kelas X yaitu melalui program karakter building, kelas XI melalui program KKSM dan kelas XII nya melalui program Retret. Tetapi ujungnya adalah saat kelas XI yaitu melalui program KKSM ini,” jelasnya.

KKSM pada tahun ini diikuti oleh 286 siswa kelas XI, yang terdiri dari 9 kelas. Dalam program ini pihak sekolah membaginya dengan konsep zona. Siswa dapat membentuk kelompok yang disesuaikan dengan tempat tinggal terdekatnya masing-masing. Setiap kelompok dapat terdiri dari 18 sampai dengan 23 siswa.

“Dalam program ini selai tugas individu, ada juga beberapa tugas yang memang harus dikerjakan bersama, kita membaginya dalam bentuk kelompok yang dizonakan sesuai dengan tempat tingggalnya masing-masing,” jelasnya.

Dalam pembagiannya terdapat 15 zona yakni Galaxy, Pekayon, Kemang Pratama A dan B, Rawa Lumbu A, B dan C, Jatiasih, Pondok Gede, Bojong Kulur, Mustika Jaya, Harapan Indah Medan Satria, Jaka Sampurna Cikunir, Bekasi Timur dan Tambun.

Terdapat beberapa kegiatan yang dijalankan dalam program tersebut. Antara lain, bela rasa dalam keluarga, bela rasa dengan tetangga, bela rasa lingkungan tingkat RT dan bela rasa tingkat RW/Zona.

Untuk bela rasa dalam keluarga, siswa dapat membantu pekerjaan rumah seperti menyapu, menyetrika dan hal-hal lainnya, kemudian bela rasa tetangga siswa dapat melakukan dialog atau komunikasi secara daring.

Sedangkan bela rasa lingkungan tingkat RT, siswa dapat membantu kegiatan seperti membenarkan lampu penerangan di sekitar lingkungan rumah, memperbaiki saluran air depan ruma.

Terakhir rasa di tingkat RW yang sudah dibentuk dalam zona, siswa dapat melakukan berbagai hal seperti edukasi pencegahan Covid-19, berbagai alat protokol kesehatan maupun bantuan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19.

“Terlebih dahulu siswa harus meminta izin atau melakukan komunikasi dengan RT/RW atau lurah setempat untuk melakukan kegiatan tersebut,” katanya.

Dalam pelaksanaannya tidak semua siswa terjun langsung ke lapangan, hanya perwakilan yang diutus untuk melakukan kegiatan berbagi. Sebelum terjun ke lapangan, setiap kelompok wajib membuat pembahasan secara virtual melalui zoom meeting.

Kegiatan ini juga wajib untuk dipublikasikan melalui media sosial agar menjadi sebuah gerakan bagi banyak masyarakat lainnya. “Jadi kita inginnya program ini bisa menjadi sebuah gerakan yang ditiru oleh masyarakat, dimulainnya ya dari anak-anak generasi muda ini,” ungkapnya.

Sebagai kesimpulan pada program bela rasa kepada seni budaya, siswa yang terbentuk dalam sebuah zona harus menampilkan beberapa tarian kesenian daerah. Seperti tari Sajojo, Tor-tor, Tobelo, Maumere dan Poco-poco.

“Jadi semua lengkap, termasuk keseniannya. Karena selain membangun jiwa sosial, kita juga ingin membangun jiwa kesenian di dalam diri siswa,” terangnya.

Program ini mendapatkan dukungan penuh dari Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi. Dalam pertemuannya, Rahmat menyampaikan, dalam kegiatan KKSM ini bagaimana sekolah dapat mengaktualisasikan siswanya sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungan yang ada.

Sebab sangat penting sekali dalam membangun wawasan persaudaraan, perbedaan keyakinan, perbedaan suku diantara kota yang harmonis. “Ini perlu dibangun komitmen awal, saya mendukung dan mengajak kepada seluruh jajaran pemerintah dan seluruh tokoh untuk membangun sebuah role model yang berwawasan kebanggasaan, berbagi kasih memberikan kontribusi yang melambangkan hidup kemasyarakatan yang berbangsa dan bernegara,” kata Rahmat. (dew/pms)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin