Berita Bekasi Nomor Satu

Penyekatan di Kedungwaringin Jebol

BERUSAHA MENEROBOS : Petugas kepolisian membubarkan pemudik yang berusaha menerobos dengan melawan arus usai diputar balik oleh petugas kepolisian di pos penyekatan Kedungwaringin, Minggu (9/5).ARIESANT/RADAR BEKASI
BERUSAHA MENEROBOS : Petugas kepolisian membubarkan pemudik yang berusaha menerobos dengan melawan arus usai diputar balik oleh petugas kepolisian di pos penyekatan Kedungwaringin, Minggu (9/5).ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ribuan pemudik nekat menerobos pos penyekatan Kedungwaringin, Minggu (9/5) dini hari. Petugas gabungan yang berjaga di perbatasan antara Kabupaten Bekasi dan Karawang ini, tidak bisa berbuat banyak saat para pemudik yang di dominasi oleh pengendara roda dua memaksa untuk menerobos pos penyekatan tersebut.

Pantauan Radar Bekasi, sejumlah pemudik terlihat emosi dengan para petugas yang berjaga. Mereka nekat menerobos pos penyekatan dengan melaju dari dua jalur sambil menggeber suara knalpotnya. Sementara, petugas yang berada di pos penyekatan memilih untuk diam.

“Ya, pos Kedungwaringin jebol sama pemudik pas hujan. Kejadiannya sekitar tengah malam,” ujar petugas Satpol PP yang berjaga di pos penyekatan Kedungwaringin, Minggu (9/5) dini hari.

Menurutnya, aksi ini berawal, saat pemudik kendaraan roda dua yang kedapatan para petugas diminta putar balik. Hanya saja, para pemudik tersebut memilih berkumpul di dekat pos penyekatan, sampai akhirnya jumlahnya terus bertambah. Dan mereka nekat menerobos pos penyekatan. Sementara, petugas kewalahan membendungnya.

“Pemudik pada membludak, susah di bendungnya, petugas kewalahan, disuruh balik enggak pada mau. Ya mau enggak mau di lepas. Jalan eudah macet total. Jumlahnya, bisa ribuan mungkin, kayak demo buruh posisinya,” jelasnya.

Menyikapi itu, Kasat Lantas Polrestro Bekasi, AKBP Ojo Ruslani mengatakan, jebolnya pos penyekatan di Kedungwaringin itu karena banyaknya pemudik yang melinta dan saat itu berbarengan dengan hujan. Sampai akhirnya, petugas yang berjaga melepas para pemudik.

“Kalau kita bertahan tidak mungkin, pertama karena hujan. Kemudian, pemudik yang mengendarai sepeda motor jumlahnya banyak, bisa sampai seribu,” ucapnya.

Selanjutnya, Ojo menambahkan, karena melihat besarnya jumlah pemudik yang melintas, dirinya meminta penambahan personil pada malam itu juga. “Malem itu juga langsung ditambah personil, dari Brimob, Sabhara, Polisi Polsek Kedungwaringin, dan Cikarang Utara. Kita tambah sampai 125 personil, sebelumnya 65 personil,” katanya.

Terpisah, ratusan para pemudik berkumpul di Jalan Cikarang-Cibarusah, tepatnya didepan pintu keluar Gerbang Tol (GT) Cikarang Barat. Selain para pemudik, puluhan kendaraan bus juga berada di tempat tersebut. Hanya saja, tidak ada upaya yang dilakukan oleh para petugas yang berada dilokasi tersebut.

Seperti yang diungkapkan salah satu pemudik asal Solo, Jawa Tengah, Bayu. Dirinya menyakinkan, bahwa akan sampai ke kampung halamannya, walaupun memang sudah ada larang untuk mudik. Alasannya, karena bus yang ditumpanginya ini ada stiker khusus untuk operasional.

“Saya yakin sampai ke kampung halaman, karena bus ini ada stiker khusus untuk operasional. Termasuk 70 bus lainnya yang diperbolehkan untuk operasional,” ujarnya saat dimintai keterangan dilokasi.

Pria yang bekerja di Cikarang ini mengaku, untuk ongkos mudik yang dikenakan memang jauh lebih mahal dari sebelum-sebelumnya. “Ongkos ke Solo Rp 640 ribu, sementara untuk hari-hari biasa hanya Rp 200 ribu. Naik tiga kali lipat,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, pemudik asal Solo, Mauliana menuturkan, tidak menyiapkan untuk persyaratan mudik. Seperti, hasil rapid test atau swab antigen, maupun yang lainnya. Sebab, kata dia, pihak bus tidak meminta itu kepada para pemudik. Oleh karena itu, dirinya memilih untuk tidak mempersiapkannya.

“Pihak bus tidak meminta. Bahkan, saya pernah menanyakan perlu hasil rapid test apa enggak, tapi kata pihak bus udah enggak usah. Makanya, saya enggak menyiapkan persyaratan itu,” katanya.

“Sebenarnya takut, tapi saya tetap waspada dengan menaati Protokol Kesehatan (Prokes),” sambungnya, saat ditanya takut apa tidak mudik ditengah pandemi Covid-19.

Sementara itu, Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Istiono menilai, bahwa volume arus kendaraan yang menuju jawa mengalami penurunan sebanyak 73 persen. Kemudian, yang menuju Jawa Barat, turun sampai 78,3 persen. Termasuk yang menuju Sumatra turun sampai 43,3 persen.

Menurutnya, volume kendaraan di dominasi angkutan logistik (barang). Kemudian, putaran arus yang tidak memenuhi persyaratan non mudik, hari ini sebanyak 10. 869 kendaraan. Sementara, apabila dihitung selama tiga hari kurang lebih 70 ribu yang diputar balik.

“Secara umum semua berjalan aman dan lancar,” katanya, saat meninjau titik penyekatan mudik di GT Cikarang Barat.

Untuk titik penyekatan sendiri, Istiono memastikan, telah mengalami perubahaan dari yang sebelumnya. Kata Istiono, perubahaan tersebut hasil evaluasi dari pada kordinasi di jajaran masing-masing Polda.

“Perkembangan dilapangan, titik-titik penyekatan ini memang berubah. Pertama, 333 titik. Sekarang kita rubah menjadi 381 titik,” ucapnya.

Ditempat yang sama, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Muhammad Fadil Imran mengatakan, untuk wilayah Polda Metro Jaya, total sekitar 6.500 kendaraan yang sudah diputar balik ke arah Jakarta. Kemudian, yang melewati GT Cikarang Barat sekitar 3.585 kendaraan. Sisanya yang melewati jalur alteri, baik kendaraan roda dua maupun empat.

“Ini memang sesuatu yang tidak mudah. Namun, ini yang terbaik dalam rangka memutus mata rantai penularan Covid-19. Kita semua harus berpartisipasi bersama-sama untuk menahan diri, agar pandemi Covid-19 ini bisa cepat selesai,” tuturnya. (pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin