Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Bentrok Ormas di Kampus, Satu Tewas

OLAH TKP : Tim Identifikasi Polres Metro Bekasi Kota melakukan olah TKP di Universitas Krisnadwipayana, Pondok Gede, Kota Bekasi, Selasa (31/8). Aksi tersebut menewaskan satu orang dan lainnya luka-luka. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, PONDOK GEDE – Aksi bentrok antar kelompok massa dari organisasi masyarakat (ormas) terjadi di lingkungan Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Pondok Gede, Kota Bekasi. Akibatnya, satu orang tewas dan dua lainnya terluka, Selasa (31/8)

Bentrok yang terjadi pada siang kemarin, berawal ketika pihak keamanan yayasan sedang makan di area Kampus Unkris. Lalu, tiba-tiba diserang oleh kelompok ormas yang mengaku dari pihak rektor Unkris sebelumnya sekitar 70 orang. Buntut keributan pun menyebabkan sejumlah kerusakan dan batu berserakan.

Keributan sempat berhasil dibubarkan oleh polisi sekitar pukul 13.00 WIB. Namun, setelah proses pendataan dan upaya pengamanan dari kepolisian dan upaya mediasi, bentrokan kembali terulang dengan menggunakan senjata tajam (sajam) dan batu.

Bentrokan kedua kelompok ormas tersebut merupakan imbas aksi unjuk rasa para mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik terkait beberapa pernyataan sikap dan tuntutannya yang dilakukan beberapa waktu lalu.

“Sebenernya keramaian ini memang ada satu hal masalah internal, yaitu diberhentikannya rektor sebelumnya. Mungkin memang ada beberapa mahasiswa yang menyampaikan sikapnya,” kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unkris Dwiki Hendra Saputra.

Namun aksi yang dilakukan kelompok yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa tersebut menurutnya tanpa sepengetahuan pihaknya. ”Untuk aksi ini kami dari pihak BEM dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), tidak pernah merencanakan apapun. Jadi murni kami tidak tau masalah aksi yang terjadi di gedung rektorat,” tuturnya.

Senada dikatakan Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Aloysius Suprijadi. Dia menegaskan, keributan kedua kelompok massa yang berasal dari dua ormas berbeda karena dipicu dengan masalah internal.

“Jadi, ada dari internal menggunakan ormas, dan pihak internal lain menggunakan ormas lainnya. Tapi sudah kita bubarkan, dan lokasi saat ini sudah kita sisir, sehingga kondisinya sudah kondusif. Dan untuk korban yang kita amankan tiga orang, satu tewas di tempat, dan dua orang luka semuanya itu karena lompat pagar sehingga kaki mereka keseleo,” kata perwira menengah Polri berpangkat melati 3, Selasa (31/8).

Kapolres mengungkapkan, pasca bentrokan di lokasi pihaknya juga telah mengamankan beberapa orang dari masing-masing massa dari kedua kelompok yang bertikai, dan kini sudah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di Polres metro Bekasi Kota. Adapun pihaknya memastikan, proses pengecekan di lokasi itu telah dilakukan di semua lingkungan sekitar, sampai ke perkampungan.

“Jumlah yang kita amankan kita belum tahu, masih pengumpulan data-datanya dan juga proses pemeriksaan di kantor, sementara itu untuk seluruh lingkungan sekitar sampai ke perkampungan sudah kita sisir dan situasi di lokasi sudah dalam kondisi aman terkendali,” ungkapnya.

Dia mengakui, sedang melakukan pendalaman terkait soal permasalahan yang terjadi. Tapi, yang jelas pihaknya memastikan keributan yang terjadi bukan antar kelompok mahasiswa tapi pihak ormas dari luar kampus.

“Nantilah lebih lanjut kita sampaikan, karena saat ini kita masih pendalaman persoalan ini, termasuk kenapa dan siapa massa ormas ini hingga melakukan keributan di lokasi,” jelas Kapolres.

Ketua Yayasan Unkris, Amir Karyatin mengaku menyayangkan aksi mahasiswa beberapa waktu yang dinilai di luar system. Akibatnya, aksi mahasiswa tersebut berbuntut bentrok kedua ormas.

“Saat ini eranya kan sangat mudah untuk melakukan komunikasi , tidak bisa dengan tatap muka ya melalui online. Jika memang Yayasan ataupun pihak rektorat di rasa mahasiswa ada yang tidak tepat atau sesuai yang silahkan disampaikan dengan baik, dimana tidak sesuainya. Kita tentu akan terbuka menerima mahasiswa yang kritis, apalagi jika kritiknya itu diikuti dengan solusi bagi kemaslahatan banyak mahasiswa Unkris tentu akan diterima” ucapnya.

Sementara itu Ketua Lembaga Pengembangan Kreativitas dan Kebangsaan Unkris Susetya Herawati mengakui, sebelumnya pihak yayasan, rektor, BEM dan DPM sudah melakukan pertemuan dan kesepakatan yang dilaksanakan pada 26 Agustus 2021.

Namun tiba-tiba sekelompok orang kembali memenuhi gedung rektorat Unkris pada Selasa siang. ”Sangat mengejutkan saya melihat sendiri, bahwa aksi hari ini terjadi bukanlah dari kalangan mahasiswa melainkan orang tidak dikenal lengkap dengan membawa senjata” pungkasnya.(mhf/dew)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin