Berita Bekasi Nomor Satu

PPKM Diperpanjang, Ini Sistem Baru Pengawasan Ganjil Genap di Jakarta

Ilustrasi ganjil genap di Jakarta.

RADARBEKASI.ID, JAKARTA-Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya masih memberlakukan kebijakan ganjil genap (gage) di kawasan Jalan Sudirman, MH Thamrin, dan Rasuna Said. Kebijakan ini berkaitan dengan diperpanjangnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di DKI Jakarta.

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, petugas akan melakukan sedikit perubahan terkait pengawasan terhadap pelanggar gage. Jika sebelumnya petugas ditempatkan di titik awal gage, kali ini petugas akan ditempatkan di titik normal seperti halnya sebelum pandemi berlangsung.

Pembatasan mobilitas ganjil genap mulai besok kami tidak lagi berjaga di mulut-mulut kawasan seperti yang saat ini kita laksanakan. Kami hanya memasang anggota di Bundaran Senayan, kemudian di Semanggi, kemudian di Bundaran Patung Kuda,” kata Sambodo kepada wartawan, Selasa (7/9).

“Kemudian kalau Rasuna Said kami pasang di simpang Mampang di bawah layang, kemudian di Jalan Imam Bonjol samping KPU,” imbuhnya.

Petugas hanya akan memasang rambu-rambu lalu lintas pengingat adanya kebijakan gage di titik awal kawasan. “Pelang rambu tetap kami pasang. Jadi yang mencoba-coba untuk melawan, kami akan lakukan penindakan dengan tilang melalui ETLE atau secara manual,” jelasnya.

Perubahan kebijakan ini karena petugas menilai sudah cukup memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait pemberlakuan kembali gage. Sehingga pelanggar akan langsung dikenakan sanksi tilang.

“Sosialisasi ini kan udah berjalan cukup lama, jadi saya pikir masyarakat sudah cukup paham. Kedua tenaga yang tadinya kita tempatkan untuk berjaga saat siang akan kota gunakan untuk malam libur dan weekend untuk berjaga di empat lokasi yang akan kota laksanakan CFN (crowd free night),” pungkas Sambodo.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan, situasi perkembangan Covid-19 di Jawa-Bali terus mengalami perbaikan yang berarti. Hal ini ditandai dengan semakin sedikitnya kota dan kabupaten yang berada di level 4, di mana per tanggal 5 September 2021, hanya 11 kota atau kabupaten di Jawa-Bali yang ada di level 4 dari sebelumnya yang berjumlah 25 kota atau kabupaten.

Kemudian, lanjutnya, peningkatan yang signifikan terjadi pada level 2 di mana jumlah kota atau kabupaten meningkat dari yang sebelumnya 27 menjadi 43 kota atau kabupaten.

“Dari wilayah aglomerasi, DIY berhasil turun ke level 3, sementara Bali kami perkirakan butuh waktu 1 minggu lagi untuk turun ke level 3 dari level 4 akibat perawatan pasien di RS yang masih tinggi,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (6/9).

Secara keseluruhan, Luhut menyebut, indikator transmisi penyakit yang terdiri dari penambahan kasus konfirmasi, jumlah perawatan pasien yang ada di RS, dan jumlah kematian, terus mengalami perbaikan. (jpc)