Berita Bekasi Nomor Satu

Politik Diisi Oleh Elit ‘Beruang’

Pengamat Politik Bekasi, Adi Susila.

RADARBEKASI.ID, BEKASI- Perkembangan politik di Kabupaten Bekasi, dinilai kian memanas dengan kehadiran Akhmad Marjuki, yang saat ini menjabat sebagai Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bekasi.

Sehingga, pertarungan para elit ‘beruang’ akan muncul pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bekasi mendatang. Hal ini disampaikan pengamat politik Bekasi, Adi Susila.

Menurut pria yang juga sebagai Dosen Kebijakan Publik Universitas Islam 45 Bekasi ini, sebagai orang luar, dirinya melihatnya sebagai fenomena elitisme. Artinya, politik hanya diisi oleh orang-orang elit ‘beruang’. Mengingat Akhmad Marjuki, hadir bukan dari bawah (dipilih oleh masyarakat), melainkan karena punya uang.

“Kan ujug-ujug di (Akhamd Marjuki,Red) muncul, bukan dipilih oleh masyarakat Kabupaten Bekasi. Kemunculan Marjuki ini, karena punya modal, sehingga politik itu didominasi oleh kaum elit ‘beruang’. Jadi penomena elitisme,” kata Adi kepada Radar Bekasi.

Ia menilai, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 mendatang, pertarungan akan lebih ketat dengan kehadiran Akhmad Marjuki, dan menambah kompetitor. Pasalnya, secara logika, Marjuki pastinya akan mengikuti pertarungan Pilkada 2024 mendatang, terlebih saat ini beliau punya akses untuk masuk ke elit-elit lain. Dalam artian, bisa menghubungi ketua partai mana pun, untuk menjadi kendaraannya di 2024.

“Ini hitungan-hitungan spekulatif bangat, ketika dia calon butuh modal, dan belum balik, mestinya dia akan meneruskan lagi, dugaan saya bakal maju di Pilkada. Bisa lebih seru, karena ibaratnya, ada elit baru yang bakal menambah kompetitor,” terang Adi.

Lanjutnya, sekarang menjadi momentum terbaik bagi Marjuki mencari panggung untuk maju di Pilkada Bekasi mendatang.

“Saat ini momentum terbaik untuk beliau (Marjuki) mencari panggung untuk Pilkada 2024 mendatang. Karena panggung ini sekarang, ada di tangan Marjuki,” bebernya.

Sebelumnya, Adi mengungkapkan, ada penelitian yang menyatakan, bahwa untuk calon presiden saja membutuhkan sekian triliun. Artinya, di Indonesia ini, yang bisa mencalonkan diri sebagai pemimpin, hanya orang-orang yang memiliki uang.

“Sampai kapan pun, Indonesia akan dikuasi oleh oligarki, yang bisa nyalon hanya orang-orang punya uang, atau orang yang didukung oleh yang punya uang juga. Jadi, demokrasi dibaca oleh kaum elit,” ucap Adi.  (pra)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin