Berita Bekasi Nomor Satu

Program Literasi Siswa SMP Yadika 8 Jatimulya, Baca Buku 15 Menit Sebelum Belajar dan Readathon

BERCERITA: Seorang siswa SMP Yadika sedang menceritakan buku yang dia baca, Senin (1/8). ISTIMEWA

 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dari banyaknya program kegiatan yang sudah mulai diaktifkan kembali, SMP Yadika 8 Jatimulya Kota Bekasi fokus menjalankan program literasi untuk para siswanya.

Diantaranya terdapat program pembiasaan membaca buku 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai yang dilaksanakan rutin setiap hari dan program readathon atau membaca marathon, dimana siswa melakukan kegiatan membaca dalam sunyi bersama-sama dalam waktu 42 menit.

Untuk kegiatan membaca rutin, siswa per kelas disediakan buku yang ditaruh di dalam box atau container yang ada di masing-masing kelas untuk dibaca 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Jika nantinya ada siswa yang belum menyelesaikan membaca satu buku yang dipilih, maka siswa tersebut dapat menggantungkan bukunya pada map yang telah digantungkan di dinding kelas masing-masing.

Sedangkan readathon diadakan sebulan sekali yang dilaksanakan di lapangan sekolah yang biasanya tidak hanya diikuti oleh para siswa kelas 7, 8 dan 9, tapi juga staf sekolah hingga tamu yang datang. Nantinya, mereka setelah membaca buku tersebut akan mereview bukunya di depan para siswa yang ditunjuk secara acak.

Program literasi atau pembiasaan siswa dalam membaca sudah dilakukan sejak 2016. Kepala SMP Yadika 8 Jatimulya Susmiyati menjelaskan, awal dilaksanakannya program rutin membaca ini karena sebelumnya sekolah sempat ditantang oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam acara West Java Leader Reading Challenge (WJLRC) untuk menyiapkan minimal lima siswa yang dipandu oleh satu guru untuk membaca dan mereview minimal 10 buku dalam waktu 24 bulan.

Tidak hanya itu, guru yang mendampingi juga mengikuti tantangan mereview minimal 10 buku dalam waktu 10 bulan. “Pada saat itu kita mengirimkan dua tim dengan masing masing tim berjumlah lima siswa dan satu guru pendamping, lalu semua tim mampu mengikuti tantangan tersebut lalu mendapatkan penghargaan berupa medali dan sertifikat dan juga terdapat dua siswa yang lolos hingga mengikuti jambore literasi,” ungkap Susmiyati.

Dari pengalaman menjalankan tantangan tersebut akhirnya sekolah rutin mengadakan program literasi. Selain bertujuan untuk membiasakan siswanya untuk belajar, juga membantu para peserta didik untuk berani tampil atau berbicara di depan umum.

“Kita juga mengapresiasi siswa dengan memilih siswa literate setiap tahunnya yang dipilih dari berapa banyak buku yang dibaca selama setahun dan juga yang menyetorkan reviewnya ke pembina literasi,” ujar Susmiyati.

Selain itu, Pembimbing literasi SMP Yadika 8 Jatimulya Aminatun yang juga mendapatkan penghargaan dalam tantangan tersebut menjelaskan, dua siswa yang lolos dalam tantangan tersebut dipilih karena mereka setiap bulannya terdapat progress yang diunggah ke laman resmi WJLRC.

“Dalam tantangan ini kita itu kan disuruh mereview juga yang hasil reviewnya itu di upload ke website, jadi mereka berdua ini setiap bulannya pasti ada progressnya yang diunggah dan tidak pernah bolong jadi bisa lanjut sampai jambore literasi,” jelasnya. (cr1)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin