Berita Bekasi Nomor Satu

Sinyal PDIP Gabung Koalisi PKB-Gerindra

Rizki Topananda

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pertemuan Ketua DPR RI Puan Maharani dan Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Bangkit (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang berziarah bareng di Taman Makam, Minggu, 25 September 2022 kemarin, dianggap sebagai sinyal PDIP untuk gabung bersama koalisi PKB-Gerindra yang sebelumnya sudah dideklarasikan.

Hal ini disampaikan oleh Ketua DPC PKB Kota Bekasi, Rizki Topananda saat dihubungi Radar Bekasi, Rabu (28/9). Menurutnya, soal pertemuan pimpinan partainya dengan Puan Maharani dapat diartikan sebagai sinyal PDIP mau gabung dengan koalisi PKB-Gerindra, karena sejauh ini kesepakatan dalam koalisi yang terjalin antara partainya dan Gerindra belum menyatakan sikap terkait siapa calon Capres-cawapres yang diusung.

“Artinya, karena memang dari koalisi kami itu belum menyatakan sikap terkait pencalonan siapa capres dan cawapresnya, maka koalisi ini masih sangat terbuka untuk partai lainnya yang mau ikut gabung. Termasuk PDIP atau parpol lainnya. Dan kalaupun mau bergabung itu, harus melalui persetujuan PKB-Gerindra. Tidak sepihak kesepakatan ketika berkoalisi,” kata Rizki, Rabu (28/9).

Terkait siapa yang bakal dicalonkan sebagai Capres-cawapres jika PDIP bergabung, menurutnya sudah tertuang di dalam kesepakatan koalisi, dimana siapapun calonnya harus diputuskan bersama tak bisa sebelah pihak. Akan tetapi, sejauh ini kedua parpol saat ini masih sama-sama ingin tokoh kedua partai maju sebagai Capres-cawapres di Pemilu 2024.

“Yang pasti, berbicara masalah siapa capres dan cawapres itu bukan perkara yang harus diterima sebelah pihak, karena lagi-lagi harus dengan persetujuan PKB-Gerindra tak boleh sepihak. Tapi, pada prinsipnya Gus Muhaimin harus capres ataupun cawapres pada Pemilu 2024, dan sama siapapun buat kami itu tidak jadi masalah. Yang masalah, kalau ada yang ngajak gabung tapi mau usung beliau,” ujar Rizki.

Lebih lanjut, kata dia, berbicara pencalonan capres-cawapres itu adalah kewenangan dari pimpinan pusat partai untuk menentukan hal tersebut. Terpenting, keputusan ketum partai harus tetap maju sebagai Capres-cawapres di Pemilu 2024, karena itu harga mati untuk partainya untuk bisa menjadi pemimpin di negeri ini. “Pokoknya, mau sama Puan atau Pranowo yang penting ketum kita wajib maju sebagai Capres-cawapres,” tegasnya.

Dia mengaku pasca jalin koalisi dengan Gerindra pihaknya pun sudah langsung membangun hubungan komunikasi dengan partai besutan Prabowo Subianto di Kota Bekasi, meskipun baru sebatas informal saja. Namun, dalam waktu dekat ini khusus di internal partainya direncanakan akan ada agenda untuk mengumpulkan seluruh jajaran dari tingkat DPP, DPW, dan DPC guna bahas terkait membangun sinergitas dengan partai koalisi di bawah.

“Jadi, dari perkumpulan itu nanti akan lebih jelas dan lebih teknis lagi dibahas mengenai bagaimana sinergi dibawah dengan partai koalisi, sehingga nantinya akan itu bisa untuk diterjemahkan dan diaplikasikan di masing-masing daerahnya,” tuturnya.

“Tapi, yang pasti sejauh ini silaturahmi kami sudah terjalin baik dengan Gerindra, artinya nggak ada masalah meskipun baru sebatas komunikasi nonformal belum komunikasi secara formal,” pungkasnya. (mhf)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin