Berita Bekasi Nomor Satu

Janjian di Medsos, Perang di Jalanan

Illustrasi Tawuran

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga Bekasi akhir-akhir ini diresahkan dengan aksi tawuran pelajar. Aksi mereka tak jarang merenggut korban jiwa. Mereka biasanya janjian lewat media sosial (medsos), menyepakati tempat bertemu, saling menyerang, merekam lewat ponsel dan mengunggah di medsos.

Belum lama ini, viral video sejumlah pelajar saling kejar menggunakan senjata tajam di Jalan Raya Cikunir, Kelurahan Jakamulya, Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi. Bahkan, pada pelajar tersebut tidak segan menggebuk motor yang telah terjatuh milik pelajar lain.

Berbekal informasi ini, kepolisian bergerak. Hasilnya, didapati bahwa peristiwa dalam video tersebut berlangsung pada tanggal 25 Juli 2022, video itu beredar kembali pada 7 Oktober lalu. Total, ada enam pelajar yang diamankan, mereka diangkat menjadi duta pelajar anti tawuran dengan alasan tidak ada menimbulkan korban, serta untuk membantu mengkampanyekan pencegahan aksi tawuran pelajar.

Catatan Radar Bekasi, hampir setiap bulan terjadi tawuran di Kota Bekasi. Fenomena pertemuan virtual antara satu kelompok dengan kelompok lain di media sosial dengan tujuan tawuran juga terjadi di kalangan pelajar. Salah satu akun media sosial yang pernah di dapat mengunggah aksi tawuran antar pelajar di Bekasi Timur adalah @18.bekasii, memperlihatkan dua kelompok pelajar saling serang di Jalan Cut Meutia pada awal bulan Juli lalu.

Beberapa akun media sosial yang dicurigai sebagai akun milik pelajar tiap sekolah ini tidak bisa dengan leluasa dikunjungi setiap akun, akun mereka diprivatisasi, saat mengunjungi akun akan nampak keterangan akun ini bersifat pribadi. Begitu juga terjadi di akun lain seperti @smpn3bekasi_, @smpnlimasatu_, maupun akun lainnya.

Salah satu pelajar berinisial A yang didapati melakukan aksi di Jalan Raya Cikunir mengakui bahwa video aksi mereka pada 25 Juli lalu sempat diunggah di akun media sosial, dengan nama sekolah.”Iya waktu itu di upload juga sih di akun media sosial, nama akun sekolah, akun keributan,” kata pelajar sekolah menengah atas ini.

Video itu dengan sengaja direkam oleh rekannya yang lain. Ia dan rekan-rekannya mengaku melakukan aksi tersebut hanya dengan alasan mencari jati diri dan ingin disegani oleh teman seusianya yang lain, bermula saat mendapat tantangan dari pelajar sekolah lain.

Ditegaskan, bahwa tidak ada korban dalam peristiwa itu. Sementara ia sendiri, sudah terlibat aksi tawuran sejak duduk di sekolah menengah pertama. “Ingin mencari jati diri, supaya disegani orang-orang,” tambahnya.

Senjata tajam ia beli melalui online shop.Dia membeli senjata tajam dengan uangnya sendiri. Sementara teman-temannya yang lain, mereka biasa urunan atau mengumpulkan uang bersama-sama untuk membeli senjata tajam.

Masa depan anak maupun remaja usia pelajar ini terbilang masih terbuka lebar. Berdasarkan beberapa kasus yang diungkap oleh kepolisian, pelaku tawuran yang ditetapkan sebagai tersangka lantaran menimbulkan korban jiwa ini hingga 12 tahun penjara.

Belum lagi, perbuatan mereka akan menjadi catatan khusus kepolisian. Sehingga, akan menyulitkan jika di waktu mendatang memerlukan dokumen Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).

Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombespol Hengki membenarkan tidak ada korban jiwa atau luka dalam peristiwa tawuran di Jalan Raya Cikunir beberapa waktu silam. Dengan sederet pertimbangan, dan telah dilakukan pembinaan kepada siswa dan orang tua, membuat surat pernyataan, kemudian dikembalikan kepada orang tua masing-masing.

Dengan catatan, pihak kepolisian tidak akan mentolerir lagi jika perbuatan tersebut diulangi, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa atau luka.

“Kita tidak melepaskan, hukum itu kan nggak harus memenjarakan seseorang, ada langkah-langkah pembinaan terhadap masyarakat,” ungkapnya.

Ada beberapa titik rawan tawuran pelajar di wilayah hukum Polres Metro Bekasi Kota, diantaranya kawasan Cipendawa Rawalumbu, Simpang Jagal Jatiasih, dan Bulak Kapal Bekasi Timur. Di luar dari lokasi-lokasi tersebut, Hengki menyebut bahwa aksi tawuran bisa saja berpindah-pindah ke lokasi lain.

Apalagi, pintu gerbang aksi membahayakan ini adalah media sosial. Selama ini, ia mengatakan bahwa pihaknya telah intensif melakukan patroli malam, razia, himbauan ke sekolah-sekolah, termasuk saat ini patroli di media sosial.

“Mereka lebih menggunakan sosmed, ini yang selalu kita tingkatkan patroli cyber kita untuk memonitor jangan sampai itu terjadi,” tambahnya.

Pihaknya meminta semua lapisan masyarakat ikut mencegah terjadinya aksi tawuran, mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga orang tua siswa. I meyakini angka kasus tawuran akan menurun jika semua lapisan masyarakat ikut melakukan pengawasan secara ketat di lingkungan masing-masing. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin