Berita Bekasi Nomor Satu

Daikin Bangun Pabrik Senilai Rp 3,3 Triliun

BERIKAN TUMPENG: Member of The Board and Senior Executive Officer Daikin Industries Limited, Yoshihiro Mineno (tengah), memberikan potongan tumpeng kepada Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Taufiek Bawazier (kiri), saat Ground Breaking di GIIC, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jumat lalu (2/12). IST/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – PT Daikin Industries Indonesia, merealisasikan investasinya di Indonesia dengan memulai pembangunan fasilitas produksi pendingin ruangan (air-conditioner – AC) senilai Rp 3,3 triliun.

Fasilitas produksi itu akan dibangun di lahan seluas 204 ribu meter persegi pada kawasan industri Greenland International Industrial Center (GIIC), Cikarang, Kabupaten Bekasi. Pabrik itu juga memiliki kapasitas produksi penuh mencapai 1,5 juta unit setiap tahunnya.

Member of The Board and Senior Executive Officer Daikin Industries Limited, Yoshihiro Mineno menyampaikan, pembangunan fase pertama fasilitas produksi ini bakal mencapai luas 51 ribu meter persegi, dan dijadwalkan memulai produksi perdananya pada Desember 2024, dengan kisaran 500 ribu unit.

“Keberadaannya menjadi bagian strategi kami mengukuhkan posisi sebagai pemimpin pasar AC di Indonesia, yang akan mengalami peningkatan signifikan ke depannya,” kata Yoshihiro, saat acara Ground Breaking di GIIC, Jumat lalu (2/12).

Dia menjelaskan, hal itu merujuk pada keberadaan Indonesia yang memiliki populasi terbesar kelima di dunia, dengan 270 juta jiwa, dan diperkirakan bakal mencapai 300 juta pada 2030.

Menurut Yoshihiro, dengan rencana Indonesia berinvestasi di berbagai bidang, termasuk infrastruktur perkotaan, sumber daya manusia dan pengembangan industri, Daikin melihat Indonesia tengah memperkuat visi menjadi negara terbesar kelima dalam Pendapatan Domestik Bruto pada 2045 mendatang.

Lanjutnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi yang dipicu kenaikan masyarakat dengan tingkat penghasilan menengah inilah yang diprediksi akan meningkatkan permintaan AC bagi kebutuhan hunian.

Yoshihiro menambahkan, pabrik AC ini pun menjadi langkah Daikin mendukung pemerintah Indonesia, terkait peningkatan kepedulian terhadap lingkungan dan gerakan hemat energi, sekaligus pengurangan jejak karbon.

Pasalnya, kata dia, pabrik AC Daikin ini hanya memproduksi AC inverter yang telah terbukti sebagai teknologi hemat listrik. Disamping itu, penggunaan bahan pendingin (refrigerant) R32 yang dikenal lebih ramah lingkungan, karena memiliki efek rendah pada penipisan ozon (zero Ozon Depletion Potential).

Yoshihiro menilai, kehadiran pabrik yang ramah lingkungan ini, diharapkan membuat varian AC hemat listrik akan lebih cepat dan lebih mudah dijangkau, serta memperluas penggunaannya pada lebih banyak keluarga di Indonesia.

“Beriring upaya Daikin untuk tetap terdepan dalam industri solusi tata udara, perhatian pada kualitas hidup masyarakat yang lebih baik pun menjadi fokus kami dalam menjalankan operasional di Indonesia,” terang Yoshihiro.

Sementara Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Taufiek Bawazier, mengakui saat ini kebutuhan AC di Indonesia masih membutuhkan impor. Pasalnya, kebutuhan pendingin ruangan itu mencapai dua juta unit per tahun.

“Artinya, prospek untuk dibangunnya pabrik AC dalam negeri, khususnya rumah tangga besar sekali. Pabrik DAIKIN dengan kapasitas 1,5 juta ini, paling tidak mengurangi yang masih 490 juta USD impor AC,” beber Taufiek.

Dia juga menuturkan, pembangunan pabrik tersebut akan memberikan banyak manfaat, diantaranya penyerapan tenaga kerja, penghematan devisa dari impor AC, dan mendorong pasokan bahan dasar pembuatan pendingin ruangan dari dalam negeri.

“Jadi, jangan hanya cinta dan bangga produk dalam negeri, tetapi beli juga, karena akan meningkatkan pertumbuhan dan banyak tenaga kerja yang diserap, sehingga orang semakin makmur,” saran Taufiek. (and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin