Berita Bekasi Nomor Satu

Membangunkan Raksasa Tidur

Cover buku Sjamsir Kadir Membangunkan Raksasa Tidur.

Oleh: Joko Intarto*

Orang hebat berbicara mengenai ide-ide. Orang biasa berbicara seputar peristiwa. Orang kecil berbicara tentang orang lain.

Pernyataan Eleanor Roosevelt ini sangat tepat menggambarkan sosok Sjamsir Kadir, direktur pertama PT Pegadaian.

Siapa yang tidak mengenal Pegadaian. Kredo Mengatasi Masalah Tanpa Masalah sangat popular. Slogan itu menjadi satu-satunya milik Pegadaian. Tak ada duanya.

Pegadaian sendiri sebenarnya bukan tanpa masalah.

Saat perusahaan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih berstatus Perusahaan Jawatan (Perjan) era tahun 1969, Pegadaian dikenal sangat kampungan.

Kampungan di sini bukan lagi makna kiasan. Benar-benar kampungan.

Nasabahnya adalah warga kampung. Yang datang menggadaikan barang sekedar untuk menyambung hidup. Masyarakat kelas bawah lah.

Karyawan Pegadaian sendiri masih banyak yang hanya tamatan SD. Hanya segelintir yang lulus SMP dan SMA.

Jangan bayangkan karyawan Pegadaian alumnus S1 sebuah perguruan tinggi. Kalau pun ada, jumlahnya dapat dihitung jari. Itu pun hanya ada di kantor pusat.

Dari sisi keuangan, Pegadaian bukan perusahaan bonafid.

Modal kerjanya masih mengandalkan kucuran negara lewat Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Yang untuk mendapatkan modal kerja satu rupiah pun harus berbulan-bulan dan melalui banyak meja birokrat.

Saking sulitnya keuangan, untuk menggaji para karyawannya waktu itu, sejumlah cabang Pegadaian sampai harus menunggu uang tebusan dari nasabah.

Maka, masalah yang membelit Pegadaian berstatus Perjan itu kian kompleks.

Mulai soal Sumber Daya Manusia (SDM) atau karyawannya, modal kerjanya, hingga stigma sosial sebagai tempat gadai.

Coba bayangkan, di masa itu, budaya malu sangat ketat di masyarakat.

Orang merasa malu untuk datang ke Pegadaian. Menggadaikan perabotan rumah tangga untuk sekedar menyambung hidup.

Saking kentalnya budaya malu menggadaikan barang, sampai-sampai loket kasir Pegadaian dibuat menghadap ke samping. Bukan ke depan. Supaya rasa malu nasabah tetap terjaga.

Rendahnya tingkat Pendidikan karyawan turut mendorong citra Pegadaian kian negatif waktu itu. Pelayanan buruk. Kantor-kantor cabang jorok, kotor dan kumuh. Klop!

Di tangan Sjamsir Kadir, citra perusahaan yang negatif itu perlahan-lahan sirna.

Urang Awak jebolan University of Oregon, Amerika Serikat inilah yang membangun pondasi perubahan Pegadaian hingga Pegadaian saat ini dikenal luas dan bercitra positif.

Sjamsir Kadir bukan hanya berhasil mengatasi masalah Pegadaian. Dia juga mampu membaca masa depan Pegadaian.

Salah satu kunci keberhasilannya adalah mengubah mindset para karyawannya dengan memberi tugas belajar yang dibiayai oleh perusahaan.

Sjamsir Kadir berpegang teguh prinsip, ”tak satu rupiah pun aset yang tak menghasilkan”. SDM adalah aset tak ternilai harganya.

Sjamsir Kadir paham betul, bahwa pendidikan dapat mengubah pola pikir karyawannya sehingga perusahaan dapat berkembang dan maju bersama-sama.

Sjamsir Kadir juga memotivasi para karyawan dan memberi roadmap, peta jalan bagi kebangkitan Pegadaian yang dalam pandangannya, Pegadaian adalah ‘Raksasa Tidur’.

Pegadaian adalah raksasa dari sisi aset dan jumlah cabang waktu itu. Tetapi karyawan Pegadaian tidak menyadari kalau mereka merupakan raksasa. Dan raksasa itu dibangunkan oleh Sjamsir Kadir.

Dari sisi keuangan, sebagai peraih gelar Master of Business Administration (MBA), Sjamsir Kadir memahami betul strategi dan teknik mencari tambahan modal kerja bagi Pegadaian.

Selepas tak lagi mengandalkan dana APBN, dengan status Pegadaian sebagai Perusahaan Umum (Perum) Sjamsir Kadir membawa Pegadaian ke perbankan dan pasar modal.

Hasilnya sangat menggembirakan. Bank-bank negara dan swasta berlomba menawarkan pinjaman modal kerja bagi Pegadaian.

Sedangkan di pasar modal, obligasi Pegadaian bukan hanya selalu mencapai target, melainkan juga oversubscribed. Salah satu alasannya karena obligasi Pegadaian terbaik dalam hal fee. (baca halaman 42).

Sepak terjang Sjamsir Kadir membenahi Pegadaian terangkum dalam buku Sjamsir Kadir MBA Membangunkan Raksasa Tidur setebal 168 halaman terbitan PT Jagat Pariwara Media Citra, Jakarta. Cetakan I tahun 2022.

Tiga penulisnya, Syahrul Rusli, Zaenal Aripin dan Chotim Wibowo membawa pembaca memahami Pegadaian masa lalu. Kemudian menyajikan faktor kemajuan yang dicapai Pegadaian saat ini.

Semua terangkum dalam enam bagian.

Pertama, bercerita tentang Pegadaian dan Membaca Masa Depan (halaman 3-12).

Kedua berkisah tentang sosok dan background Sjamsir Kadir sejak muda sebelum memimpin Pegadaian (halaman 13-26).

Ketiga berisi tentang pemikiran-pemikiran Sjamsir Kadir yang diceritakan para rekan sejawat dan anak buahnya waktu itu (halaman 27-74).

Keempat pandangan para ahli di bidang bisnis keuangan dan manajemen tentang kunci keberhasilan Sjamsir Kadir memimpin Pegadaian (halaman 75-84).

Kelima kesaksian para mantan karyawan Pegadaian yang digembleng langsung oleh tangan dingin Sjamsir Kadir (halaman 85-130).

Di bagian keenam, sebagai penutup dari buku ini, Syahrul Rusli merangkum konsep Change Management yang semua syaratnya terpenuhi oleh Sjamsir Kadir dalam melakukan perubahan di Pegadaian.

Selamat membaca. https://bit.ly/SJAMSIRKADIR

*Joko Intarto, peresensi adalah praktisi media dan broadcaster, tinggal di Jakarta.

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin