RADARBEKASI.ID, BEKASI – Revolusi Industri 4.0 sedang berlangsung dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi robotik, teknologi informasi, dan teknologi komunikasi yang ditunjang oleh kemajuan ekonomi digital. Gambarannya dapat disaksikan melalui semakin maraknya bisnis dan transaksi perdagangan berbasis internet sebagai media komunikasi, kolaborasi, dan kooperasi antar pelaku.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) perlu mengambil peran dalam melakukan berbagai fasilitasi kebijakan, mengakselerasi, dan menjalankan pelayanan dengan prima untuk menghadirkan ekosistem baru industri dan perdagangan yang mampu bersaing di era digital. Untuk itu, dalam melaksanakan tugas dan peran perannya diperlukan sistem perencanaan yang baik.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dalam mendukung Industri Juara di Jawa Barat memberikan layanan dan fasilitasi kepada IKM Jawa Barat melalui UPTD Industri yang dimiliki, yaitu UPTD Industri Pangan Olahan dan Kemasan serta UPTD Industri Logam. UPTD Industri Pangan Olahan dan Kemasan mempunyai Satuan Pelayanan berdasarkan komiditi yang tersebar di beberapa wilayah di Jawa Barat. Satuan Pelayanan tersebut yaitu:
- Satuan Pelayanan Pengembangan Industri Kemasan;
- Satuan Pelayanan Pengembangan Industri Kerajinan Tasikmalaya;
- Satuan Pelayanan Pengembangan Industri Perkayuan Sumedang;
- Satuan Pelayanan Pengembangan Industri Perkulitan Garut;
- Satuan Pelayanan Pengembangan Industri Persepatuan Bandung;
- Satuan Pelayanan Pengembangan Industri Pertekstilan Bandung; dan
- Satuan Pelayanan Pengembangan Industri Rotan Cirebon
Sedangkan UPTD Industri Logam memiliki tiga satuan pelayanan untuk menjangkau Industri Kecil Menengah (IKM) di daerah yang memiliki potensi pengembangan IKM yang bergerak di perlogaman. Satuan Pelayanan tersebut yaitu :
- Satuan Pelayanan Pengembangan Industri Logam Bandung;
- Satuan Pelayanan Pengembangan Industri Logam Sukabumi; dan
- Satuan Pelayanan Pengembangan Industri Logam Bogor
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terus mendorong pelaku usaha kecil menengah agar memiliki daya saing di pasar global, salah satunya industri kulit di Garut. Ridwan Kamil menilai, pasar generasi Z atau milenial dan luar neğeri adalah prospek pasar yang menjanjikan bagi pelaku industri perkulitan di Garut.
Adanya satuan pelayanan mesin penyamakan di sentra perkulitan sukaregang garut sangat membantu sekali untuk IKM ini terbukti dengan jumlah data layanan yang tercatat pada tahun 2021, satuan pelayanan penyamakan kulit garut melakukan pelayanan sebanyak 1.136 kali layanan mesin untuk para IKM, sedangkan pada tahun 2022 ini sampai bulan september sudah tercatat sebanyak 827 pelayanan. Untuk menggaet pasar yang lebih luas ini, kata Ridwan Kamil, para pelaku usaha harus mulai menggunakan teknologi informasi sebagai alat pemasaran.
Menurutnya, industri kerajinan kulit di Kabupaten Garut memiliki potensi bisnis yang besar. Tapi sayangnya, selama ini industri itu justru tak banyak berkembang. “Pengrajin kulit di Sukaregang masih kurang memahami bagaimana memasarkan produk secara digital. Mayoritas pelaku usaha masih menjual produknya secara konvensional. Dia juga meminta pengusaha memanfaatkan bahan dari limbah tumbuhan untuk membuat sebagian produknya,” katanya.
“Untuk itu, dalam rangka pemulihan ekonomi, kami tekankan untuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan terus berupaya meningkatkan kapasitas pelaku usaha di Jawa Barat, salah satunya di Sukaregang, Garut. Kenali pasarnya, maksimalkan teknologi informasi agar menjangkau pasar yang lebih luas lagi,” imbuhnya. (oke/*)