Berita Bekasi Nomor Satu

Masjid Ramlie Musofa, Masjid “Taj Mahal” di Tepi Danau Sunter, Jakarta Utara

Masjid Ramlie Musofa di Sunter, Jakarta Utara. Foto Jawapos.

INDIA punya Taj Mahal. Masyarakat Jakarta Utara di tepi Danau Sunter punya kebanggaan tersendiri. Apa itu? Masjid Ramlie Musofa.

==========

Namanya Masjid Ramlie Musofa. Inisiator pembangunan masjid Ramlie Rasidin. Ramlie termasuk pengagum bangunan Taj Mahal India.

Musofa Sofyan, putra Ramlie bercerita. Sang ayah beralasan pendirian masjid dengan gaya arsitektur menyerupai Taj Mahal itu agar para jemaahnya dapat bertahan untuk beribadah.

Dia ingin agar masjid yang kemudian diberi nama Ramlie Musofa itu bertahan lama, begitu pula para jemaahnya dan bangunannya bertahan lama.

BACA JUGA: Penataan Jelang Ramadan, Kawasan dan Masjid Raya Al Jabbar Ditutup Sementara Selama Dua Pekan

Keindahan masjid yang terletak di Jalan Danau Sunter Raya Selatan Blok 1/10 Nomor 12C–14A, Tanjung Priok, Jakarta Utara, itu terlihat dari arsitekturnya.

Gaya arsitektur masjid yang mulai dibangun pada 2011 dan selesai pada 2016 itu memang mirip dengan bangunan terkenal dari India tersebut.

Meski pengagum Taj Mahal, Ramlie menyematkan ornamen Tionghoa pada sebagian bangunan masjid.

BACA JUGA: Ponpes Salafiyah Biba`ah Fadirah, Pesantren 11 Lantai yang Terus Membangun untuk Membahagiakan

Salah satunya berupa tulisan. Tulisan Mandarin di sisi kanan-kiri tangga utama masjid, misalnya, merupakan terjemahan dari Surat Al Qaariah yang memperingatkan tentang hari kiamat.

Keelokan itu pulalah yang membuat masjid tersebut banyak dipilih sebagai tempat melangsungkan ijab kabul dan foto pra-pernikahan. ’’Di sini ijab kabul dan foto pre wedding itu gratis. Begitu juga kegiatan lainnya,’’ ungkap Sofyan, dikutip dari Jawapos.com.

Sofyan menambahkan, sang ayah mendirikan masjid karena ingin membuktikan kecintaannya kepada Islam, kepada Allah, Rasulullah, serta Alquran. Terlebih, menurutnya, etnis Tionghoa seperti dia dan keluarga kerap dianggap sebagai ’’Islam KTP”.

BACA JUGA: Diskon 20 Persen Tarif Tol Jakarta-Cikampek Saat Arus Mudik dan Balik Lebaran 2023, Catat Ini Jadwal dan Ketentuannya

’’Jadi, almarhum ingin membuktikan bahwa minoritas seperti kami juga bisa memberikan kontribusi untuk Islam Indonesia, khususnya Jakarta’’ terangnya.

Namun, proses pembangunan masjid, tutur Sofyan, memang membutuhkan waktu cukup lama. Sebab, masjid tersebut terletak di lingkungan dengan warga mayoritas nonmuslim. Otomatis butuh persetujuan dari warga sekitar yang berjumlah 88 kepala keluarga.

’’Nah, dari saat sosialisasi kepada warga itulah ada persyaratan-persyaratan yang diajukan. Salah satunya, tidak boleh menggunakan toa masjid,’’ bebernya.

BACA JUGA: Ini Jadwal One Way, Contra Flow dan Ganjil Genap Serentak saat Musim Mudik Lebaran 2023

Bahkan, warga sekitar sebenarnya juga tidak membolehkan penggunaan beduk. Namun, terkait hal tersebut, almarhum ayahnya bernegosiasi.

’’Jadi, almarhum bilang beduk kan paling cuma satu menit, seperti lonceng di gereja juga. Nah, akhirnya warga setuju dan membolehkan beduk,’’ tuturnya.

Sedangkan terkait toa, kata Sofyan, almarhum sang ayah menyetujui. Salah satunya karena didasari bahwa toa masjid tergolong teknologi baru.

BACA JUGA: FIFA Beri Sanksi Indonesia, Erick Thohir: Alhamdulillah, Hanya Kartu Kuning

’’Toa itu paling baru 100 tahun ada. Islam sendiri sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan tanpa toa, Islam pun jaya,’’ katanya.

Sofyan mengakui, dirinya kerap ditanya jemaah terkait aliran yang dianut Masjid Ramlie Musofa. Dia pun sempat menanyakannya kepada sang ayah semasa hidup.

”Nah, terus Babe bilang selama kamu percaya sama Allah, Rasulullah, dan Alquran, silakan salat di sini. Tidak peduli kamu bendera A, B, C,’’ tuturnya.

BACA JUGA: Mudik Gratis dari Bekasi, Catat Ini Jadwal dan Lokasi Pendaftarannya

Karena itu, lanjut Sofyan, saat dirinya hendak menjadi pengurus masjid, almarhum ayahnya pun hanya memberi satu syarat: tidak boleh membawa bendera apa pun, baik dari ormas keagamaan maupun kemasyarakatan.

Khusus menyambut Ramadan, pihaknya telah menyiapkan dari jauh hari. Dimulai dari perbaikan-perbaikan bagian masjid yang rusak. Termasuk mengecat ulang.

Sedangkan, untuk kegiatan selama Ramadan, pihaknya menyiapkan takjil sebanyak 100 boks setiap hari. Meski memang tidak ada program khusus yang dihelat selama bulan suci.

’’Kalau setiap Ramadan, insya Allah dari mulai subuh sampai isya itu ramai,’’ katanya. (*/jpc)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin