Berita Bekasi Nomor Satu
Bisnis  

Wujudkan Inklusi Digital, BRI Research Institute Jalin Kolaborasi dengan Pemerintah Inggris Berdayakan UMKM Perempuan  

 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Keterampilan mengoperasikan teknologi digital diharapkan dimiliki seluruh segmen pelaku usaha dalam menjalani proses bisnisnya. Oleh karena itu, fasilitas dan upaya mewujudkan inklusi digital perlu digalakkan demi mewujudkan pemerataan ekonomi di Indonesia.

Melihat hal tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui BRI Research Institute bekerja sama dengan Pemerintah Inggris berkomitmen memberikan pemberdayaan kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Pemberdayaan fokus untuk Perempuan pengusaha berupa pelatihan dalam bidang literasi digital dan keuangan.

Inisiatif ini berdasarkan webinar nasional yang diselenggarakan Program Akses Digital Pemerintah Inggris bersama BRI Research Institute pada 14 November 2023.

Mengangkat tema “Mendorong Inklusi Digital dan Peran Perempuan Pengusaha dalam Ekonomi Digital”, webinar ini mempublikasikan hasil penelitian mengenai indeks digitalisasi UMKM.

BACA JUGA: Semakin Mudah! Kini Bisa Bayar Pakai QRIS BRImo di Singapura  

Terkait dengan hal tersebut, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa UMKM khususnya Segmen Mikro dan Ultra Mikro berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sejalan dengan visi Indonesia Emas.

“Tujuan besar ini dapat direalisasikan melalui pemberdayaan dan optimalisasi potensi bonus demografi, peningkatan jumlah penduduk perempuan, peningkatan porsi pelaku usaha Mikro & Ultra Mikro, dan dengan didukung oleh peningkatan ekonomi digital terutama di segmen pelaku usaha Mikro & Ultra Mikro,” ucapnya.

Pada acara ini juga diumumkan dua provinsi yang akan mendapatkan program pemberdayaan khusus untuk perempuan pengusaha yakni Lampung dan Jawa Barat. Dua provinsi ini terpilih berdasarkan hasil penelitian indeks digitalisasi UMKM yang telah dilakukan pada bulan Oktober 2023 melalui survei daring kepada 3500 peserta.

Penelitian ini dirancang untuk mengukur tingkat digitalisasi UMKM dengan menggunakan tujuh indikator seperti; Infrastruktur Digital, Kepemilikan Alat, Pengetahuan Digital, Pemanfaatan Layanan Digital, Kepercayaan terhadap Layanan Digital, Kesesuaian Antara Kebutuhan dengan Isi Layanan Digital, dan Kepuasan serta Pemahaman terhadap Regulasi.

BACA JUGA: Berkat “BRInita”, Teh Herbal jadi Produk Unggulan Poktan Bensor Semarang  

Hasil penelitian ini adalah dasar bagi program pemberdayaan percepatan digital, khususnya bagi perempuan pengusaha dalam segmen ultra-mikro dan mikro.

Lampung dan Jawa Barat dipilih sebagai wilayah target program pemberdayaan komunitas digital dan keuangan, dengan melibatkan 500 UMKM perempuan. Pemilihan provinsi ini didasarkan pada peringkat kedua provinsi dalam Indeks Digitalisasi UMKM, satu provinsi memiliki peringkat lebih tinggi daripada indeks rata-rata nasional, sedangkan provinsi lainnya memiliki peringkat lebih rendah daripada indeks rata-rata nasional.

Pemilihan lokasi ini dilakukan untuk membandingkan hasil pemberdayaan digital di lokasi dengan kondisi skor indeks yang berbeda. Pemberdayaan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan menciptakan peluang bagi peserta untuk mengembangkan bisnis mereka, meningkatkan pendapatan, dan mengelola keuangan mereka.

Menteri Penasihat Pembangunan Kedutaan Besar Inggris Jakarta, Amanda McLoughlin, mengatakan bahwa Program Akses Digital Pemerintah Inggris mengakui adanya peran penting dari segi akses dan literasi digital dalam memberdayakan bisnis yang dimiliki oleh perempuan.

“Indeks digitalisasi untuk UMKM adalah tools yang penting bagi kami untuk memahami dimana celah dalam ekonomi digital dan intervensi apa yang dapat mendukung pengembangan UMKM di Indonesia. Saya berharap dapat terus terlibat dalam area pengembangan yang kritis ini saat kami memperkuat kerjasama kami dengan Indonesia untuk masa depan yang lebih didukung oleh teknologi digital,” jelasnya. (oke/*)