RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ratusan masyarakat memadati halaman klenteng Tek Seng Bio di Desa Karangasih Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi Minggu (25/2) malam.
Mereka menyambut atraksi para anggota dan pengurus Klenteng Tek Seng Bio yang membawa joli berisi patung dewa dewi dalam acara kirab lingkungan perayaan Cap Go Meh 2575/2024.
Mulai dari ibu-ibu yang membawa anak-anak hingga para remaja, terlihat sangat antusias menyaksikan atraksi lima joli tersebut. Sekitar pukul 20.20 WIB, iring-iringan atau pawai joli mulai dipanggul dan digoyang menuju Klenteng Tek Seng Bio dengan melintasi area permukiman warga di Gang Tepekong. Meskipun jaraknya tidak terlalu jauh, antusiasme masyarakat begitu besar sehingga jalan dan halaman klenteng penuh sesak.
Menariknya, warga keturunan Tionghoa turut menunggu di halaman rumah mereka yang dilintasi pawai joli. Mereka menyediakan berbagai makanan dan minuman gratis bagi warga dan peserta pawai. Tak jarang, umat Tionghoa memberikan dupa dan ampau sebagai bentuk dukungan kepada pemikul joli.
Rasa rindu yang mendalam warga Cikarang terjawab dengan penampilan seru para pembawa joli. Selama delapan tahun, Klenteng Tek Seng Bio tidak pernah merayakan Cap Go Meh dengan menggelar pawai. Namun, pada 2024 acara ini kembali dirayakan meski dalam skala kecil.
“Karena kan udah delapan tahun juga kita gak kirab keluar secara besar-besaran di daerah Cikarang ini. Jadi kirab lingkungan ini juga cukup mengobati rasa rindu warga Cikarang terhadap kirab budaya,” ujar Pengurus Yayasan Cakra Utama Tek Seng Bio Cikarang, Arya, kepada Radar Bekasi, di lokasi acara.
Selama delapan tahun ini, menurut Arya, banyak pesan-pesan yang dikirim warga melalui media sosial menanyakan perayaan Cap Go Meh di Cikarang. Kondisi itu yang memotivasi para pengurus klenteng untuk membuat sebuah perayaan kecil. Meski lelah sehabis merayakan Cap Go Meh di Karawang, puluhan pembawa joli itu tetap energik saat bergoyang melintasi kerumunan warga.
“Antusiasme warga sangat besar sekali. Kami sudah sebulan lalu mengagendakan kirab di lingkungan Tek Seng Bio ini. Kami melaksanakan perayaan Cap Go Meh hari ke-15 setelah penanggalan imlek yang menjadi penutup tahun baru imlek,” tambahnya.
Sebanyak lima Joli berisi patung dewa dewi ditunjukan kepada masyarakat sekitar. Joli berisi patung dewa dewi yang diarak itu tak hanya milik klenteng Tek Seng Bio, melainkan juga dari berbagai Cetiya yang ada di Kabupaten Bekasi.
“Di Cikarang ini kami melakukan kirab lingkungan totalnya sebanyak lima joli yang berasal dari klenteng dan cetiya daerah Cikarang,” tutur Arya.
Kirab lingkungan ini menjadi penutup rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek tahun Naga Kayu. Naga Kayu diyakini sebagai binatang paling hebat dan perkasa di mula bumi, dengan makna yang mendalam.
“Naga itu binatang yang paling hebat perkasa diantara semua binatang. Jadi tahun ini semoga kita bisa menjadi tumbuh yang paling kuat baik secara jasmani maupun rohani semakin berkembang, bijaksana semakin baik lagi ke depannya,” ujarnya.
Sementara itu, Vita bersama satu anaknya mengaku sangat senang melihat penampilan para pembawa joli, meski sempat tegang dengan teriakan-teriakan kata-kata ‘awas’. Ya setiap ada pembawa joli ingin melintas, pengurus klenteng memperingatkan warga untuk menepi agar tidak tertabrak.
“Senang banget. Udah lama gak liat pawai joli. Tetangga juga pada ngikut. Bisa foto-foto di klenteng, anak saya seneng banget dah pokoknya. Saya sengaja dateng lebih dulu biar kebagian tempat ngeliat. Soalnya di Instagram udah rame,” tandasnya. (ris)