Berita Bekasi Nomor Satu
Bisnis  

Memperingati Pekan Glaukoma Sedunia 2024, JEC Group Tekankan Pentingnya Edukasi Dini Terkait Bahaya Glaukoma

Ketua Glaucoma Service JEC Group Prof. Dr. dr. Widya Artini Wiyogo, Sp.M(K) saat menjadi pembicara utama pada acara diskusi soal kesehatan mata bersama rekan media di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024). ISTIMEWA

 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pekan Glaukoma Sedunia diperingati setiap minggu kedua Maret dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan masyarakat maupun stakeholder (pelaku di bidang kesehatan) tentang pentingnya upaya preventif, kuratif hingga rehabilitatif penyakit glaukoma.

Tema Pekan Glaukoma Sedunia 2024 kali ini yaitu “Uniting for a Glaucoma-Free World” dengan artian Bersatu untuk Dunia Bebas Glaukoma.

Glaukoma merupakan kondisi neuropati optik progresif yang disebabkan oleh adanya peningkatan tekanan di dalam bola mata yang dapat merusak saraf optik dan berdampak pada penurunan fungsi penglihatan, bahkan kebutaan.

Kondisi ini dapat dialami oleh usia berapa pun, namun seiring peningkatan faktor risiko, kondisi ini banyak dialami oleh kalangan usia 40 tahun ke atas. Hal ini menjadikan glaukoma sebagai penyebab kebutaan tertinggi kedua setelah katarak.

Nyaris tanpa gejala, glaukoma berpotensi memberikan dampak yang lebih fatal dibanding katarak karena glaukoma tidak dapat direhabilitasi, namun bisa dicegah dampak fatalnya yaitu berupa kebutaan permanen.

Di negara berkembang, 90 persen kasus glaukoma tidak terdeteksi. Hal ini diperparah dengan fakta bahwa sekitar satu milyar orang di dunia tidak memiliki akses terhadap kesehatan mata karena distribusi yang tidak merata.

BACA JUGA: Dengan Transformasi Digital yang Menyeluruh, JEC Group Berkomitmen untuk Selalu Memberikan Pelayanan Terbaik

Dalam rangka memperingati Pekan Glaukoma Sedunia pada 10-16 Maret 2024, JEC Group menyelenggarakan berbagai kegiatan dengan tema Gerakan Sadar Glaukoma: Guna Menyelamatkan Kualitas Hidup Kita.

Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat terkait penyakit glaukoma yang tidak dapat direhabilitasi dan upaya pencegahan kebutaan akibat glaukoma, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi glaukoma sedini mungkin.

Kegiatan yang dilakukan JEC Group diantaranya yaitu Radio Talkshow tentang Gerakan Sadar Glaukoma Guna Menyelamatkan Penglihatan dan Kualitas Hidup, Seminar Dokter Umum tentang Tantangan Diagnosa Glaukoma di Masyarakat, Skrining Tekanan Bola Mata Gratis untuk masyarakat luas, kemudian Edukasi Masyarakat melalui program Internal Customer Discussion, yaitu edukasi di ruang tunggu RS/Klinik oleh Patient Education Center, video edukasi tentang glaukoma dari para ahli, dan JEC Podcast tentang kesadaran akan glaukoma sebagai penyakit mata kebutaan nomor dua di dunia yang tidak dapat disembuhkan, namun bisa dicegah.

“Diperkirakan pada 2020, penderita glaukoma sedunia 80 juta orang, estimasi dari perkembangan grafik, pada 2040 hampir 111.8 juta penduduk yang akan menderita glaukoma, dan 8 juta diantaranya akan mengalami kebutaan, tentu saja ini bukan angka yang sedikit,” ujar Head of Glaucoma Service JEC Group, Prof. DR. Dr. Widya Artini Wiyogo, SpM(K).

Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia disebutkan bahwa prevalensi glaukoma di Indonesia diperkirakan sebesar 0,46 persen atau setara 4-5 orang tiap 1.000 penduduk.

“80 persen kasus glaukoma tidak memiliki gejala, kebanyakan pasien terdiagnosa secara tidak sengaja saat tes kesehatan atau di saat skrining. Namun jika muncul gejala sakit kepala hebat, pandangan tiba- tiba kabur, mual, muntah, dan kesakitan hebat, masyarakat perlu waspada,” ujarnya.

BACA JUGA: JEC @ Kedoya Berhasil Membebaskan 15 Ribu Penderita Mata Minus dan Silinder dari Kacamata dengan Teknologi SMILE

Pasien yang menderita glaukoma akut, memiliki waktu 2 x 24 jam untuk segera menurunkan tekanan bola mata, jika terlambat, kelainannya akan menjadi permanen. Oleh karenanya, JEC Group terus berkomitmen untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait bahaya glaukoma dan pentingnya deteksi dini glaukoma.

“Sehingga, kami selalu menghimbau agar masyarakat melakukan skrining dini glaukoma secara berkala,” tambah Prof. DR. Dr. Widya Artini Wiyogo, SpM(K).

JEC Group sudah lebih dari 40 tahun telah menjangkau masyarakat Indonesia untuk memudahkan akses dan mendekatkan layanan kesehatan mata yang berkualitas. Hal ini diiringi dengan hadirnya 15 cabang JEC Group di berbagai daerah di Jabodetabek dan luar Jabodetabek.

Sebagai wujud komitmen JEC Group dalam turut serta mencegah dampak kebutaan permanen akibat glaukoma, JEC hadir dengan layanan JEC Glaucoma Service. Layanan ini terdiri dari 20 Dokter Mata Subspesialis Glaukoma, dengan 10 dokter di wilayah Jabodebek dan 10 dokter di wilayah non-Jabodebek.

JEC Glaucoma Service didukung dengan fasilitas terlengkap dan teknologi modern yang menjadikan JEC Glaucoma Service sebagai sentra glaukoma nomor satu di Indonesia.

JEC Group, sebagai Rumah Sakit Spesialis Mata yang telah memiliki standar layanan internasional memiliki misi dan komitmen untuk dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pelayanan kesehatan mata. JEC Group juga selalu berupaya untuk bisa menjadi yang terdepan dalam pelayanan kesehatan khususnya bagi pasien yang mengalami gangguan mata. (oke)