Berita Bekasi Nomor Satu

Panas Ekstrem Tewaskan 500 Ribu Orang Per Tahun

Ilustrasi cuaca panas. (Antara)

RADARBEKASI.ID, NEW YORK –Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyoroti bahaya panas yang semakin meningkat bagi dunia.

”Panas diperkirakan membunuh hampir setengah juta orang per tahun, sekitar 30 kali lebih banyak dari pada siklon tropis,” kata Guterres kepada wartawan seperti dilansir dari Antara.

”Kita tahu apa yang mendorongnya, perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia dan bahan bakar fosil. Dan kita tahu itu akan menjadi lebih buruk,” imbuh dia.

Menurut dia, panas ekstrem adalah ketidaknormalan baru. ”Tetapi kabar baiknya adalah kita dapat menyelamatkan nyawa dan membatasi dampaknya,” kata Antonio Guterres.

BACA JUGA: Suhu Panas di Indonesia Siklus Tahunan  

Guterres menekankan bahwa panas ekstrem semakin menghancurkan ekonomi, memperlebar kesenjangan, melemahkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) PBB dan membunuh korban.

Karena itu, Sekjen PBB tersebut mengatakan, meluncurkan tuntutan global dengan empat area fokus merawat yang paling rentan, meningkatkan perlindungan bagi pekerja, meningkatkan ketahanan ekonomi dan masyarakat dengan menggunakan data dan sains.

Guterres menegaskan, poin utamanya yaitu fokus komunitas internasional sekarang adalah dampak panas ekstrem.

BACA JUGA: Gelombang Panas Ekstrem Landa Korea Selatan, 12 Orang Dilaporkan Tewas

”Namun, jangan lupa bahwa masih banyak lagi gejala krisis iklim yang menghancurkan. Badai yang semakin dahsyat, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, naiknya permukaan air laut dan masih banyak lagi,” kata Guterres.

“”Kita perlu melawan penyakit. Penyakit itu adalah kegilaan yang membakar satu-satunya rumah kita. Penyakit itu adalah kecanduan bahan bakar fosil. Penyakit itu adalah tidak adanya tindakan untuk mengatasi perubahan iklim,” ucap dia.

Menurut dia, G20 harus mengalihkan subsidi bahan bakar fosil ke energi terbarukan dan mendukung negara-negara dan masyarakat yang rentan.

BACA JUGA: 101 Peserta Jambore Kontingen Kota Bekasi Kondisinya Begini Hadapi Cuaca Panas Ekstrem di Korea Selatan

”Pesannya jelas. Panas sedang terjadi. Panas ekstrem berdampak ekstrem pada manusia dan planet ini. Dunia harus bangkit menghadapi tantangan kenaikan suhu,” tambah Antonio Guterres. (rbs/jpc)