RADARBEKASI.ID, BEKASI -Permasalahan irigasi yang menyebabkan kekeringan pada lahan sawah di wilayah utara Kabupaten Bekasi tak bisa dibiarkan. Hal tersebut perlu segera dituntaskan.
Demikian ditegaskan Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi, usai melakukan peninjauan di Bendung Kali Cikarang dan Talang Air Irigasi di Kampung Rawa Lele Desa Wanajaya Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi, Selasa (20/8). Menurut Dedy, masalah irigasi ini merupakan hal yang serius.
“Ini krusial yang dikeluhkan dan dilaporkan masyarakat terkait dengan aliran persawahan yang kekeringan,” ujar Dedy dalam kesempatan tersebut.
BACA JUGA: Jadwal Perbaikan Bendung Kali Cikarang Belum Dipastikan
Pemerintah Kabupaten Bekasi menyiapkan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) setelah diterbitkannya status tanggap darurat kekeringan. Anggaran BTT tersebut direncanakan untuk normalisasi sungai dan bendung dari sampah yang menyumbat, terutama pada aliran sungai di wilayah utara. Selain itu, sebagai langkah awal, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk memperbaiki bendung.
“Di tahun ini dari dana anggaran BBWS mungkin perbaikan dari bendung. Kemudian kita akan bangun di 2025 insyaallah jembatan supaya air bisa lancar, karena memang ini kali pembuangan ya, tapi karena ini sifatnya urgent atau darurat artinya kita upayakan maksimal,” tambahnya.
Untuk memperlancar normalisasi bendung yang ditinjaunya, pihaknya juga akan menertibkan bangunan liar yang berdiri di bantaran sungai agar alat berat dapat masuk.
“Alat berat akan kami turunkan, seperti amphibi,” ujar Dedy.
Berdasarkan hasil peninjauannya, Bendung Kali Cikarang mengendalikan 19 kecamatan. Namun Dedy enggan merinci ke 19 kecamatan tersebut. Saat ini pihaknya kembali akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk penanganan kekeringan di wilayah utara Kabupaten Bekasi.
BACA JUGA: Atasi Kekeringan Lahan Sawah, Pemkab Bekasi Janji Normalisasi Kali
“Kami akan melakukan upaya konkret bersama SKPD terkait. Ada 19 desa yang akan teraliri dan sawah seluas lebih dari 7.000 hektar. Masalah ini tidak bisa dibiarkan dan harus segera dituntaskan agar ketahanan pangan di wilayah ini tetap terjaga,” kata Dedy.
Sementara itu, salahsatu petani, Saripudin, yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sukatani, mengungkapkan bahwa tahun ini di wilayah Sukatani terdapat 740 hektar sawah mengalami gagal tanam hingga gagal panen. Menurutnya, sistem irigasi di Bendung Kali Cikarang dan Talang Air Irigasi di Kampung Rawa Lele, tidak berfungsi optimal.
“Harusnya sebentar lagi panen, tinggal menunggu hari. Bahkan ada beberapa petani yang memanfaatkan air dari danau itu sudah mulai muncul padi udah mau panen. Ya kalau sekarang ini mungkin gagal nyawah, gagal tanam. Tapi tahun kemarin itu banyak sekali yang gagal. Karena airnya kurang jadi nyawahnya itu gak serempak, otomatis hama selalu berpindah-pindah gitu,” ujar Saripudin.
Saripudin sempat menyampaikan keluhannya langsung kepada Pj Bupati Bekasi saat peninjauan di Talang Rawa Lele Cibitung. Menurutnya, jembatan lintasan air pada Talang Air Irigasi di Kampung Rawa Lele terhambat akibat sampah yang memenuhi gorong-gorong.
BACA JUGA: 95 Hektar Sawah di Kabupaten Bekasi Kekeringan
“Di jembatan ini ada gorong-gorong sampai empat lubang, ini menyebabkan penumpukan sampah sehingga membuat macet air. Untuk sementara ini dari pak Pj Bupati Bekasi dibersihkan secara manual dulu oleh petugas-petugas PJT,” tambah Saripudin.
Ia berharap agar masalah sistem irigasi di wilayah utara Kabupaten Bekasi segera ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi. Setiap tahun, para petani di wilayah utara menghadapi kekeringan akibat buruknya sistem irigasi, yang berdampak pada penghasilan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti berdagang dan biaya sekolah anak-anak.
“Harapan kami sebagai petani mudah-mudahan segera ditindak lanjuti permasalahan-permasalahan yang ada, terutama mulai dari BTB 35 sampai Talang Rawa Lele ini, dimana banyak tanggul kritis,” tandasnya. (ris)