Berita Bekasi Nomor Satu

Partai di Kabupaten Bekasi Berebut Suara Pilkada Jawa Barat

ILUSTRASI: Pilkada

RADARBEKASI.ID, BEKASISejumlah hasil survei dijadikan rujukan oleh partai pendukung yang ikut dalam kontestasi Pilkada Jawa Barat serta sebagai bahan evaluasi. Namun, unggul di lembaga survei juga menjadi modal bagi partai politik untuk mengerek lebih banyak dukungan.

Partai Gerindra, misalnya, mengklaim dapat mengungguli lawan-lawannya dengan kemenangan 75 persen untuk pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan sesuai hasil survei. Hal ini segera mendapat reaksi dari sejumlah partai politik yang masing-masing memiliki jago di Pilkada Jawa Barat.

“Kalau dari mesin partai, terus relawan, figur kang Dedi, dan survei, itu rata-rata di setiap kabupaten/kota se Jawa Barat, termasuk di Kabupaten Bekasi itu perolehan suaranya disekitar angka 70 sampai 75 persen,” ujar Bendahara DPC Partai Gerindra Kabupaten Bekasi, Ridwan Arifin, kepada Radar Bekasi, Rabu (16/10).

Pria yang akrab disapa Iwang ini mengatakan pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, Dedi Mulyadi, yang sempat bertarung di arena Dapil Jabar VII, berhasil terpilih.

Kabupaten Bekasi diklaim menjadi lumbung suara Dedi Mulyadi, selain Karawang dan Purwakarta. Tentunya, kata Iwang, ini menjadi modal utama pengurus Gerindra di Kabupaten Bekasi saat melakoni pertarungan di Pilkada Jawa Barat.

“Ini menjadi modal, bahwa angka kemenangan 27 kabupaten/kota, sekitar di angka 5 jutaan, itu bisa menjadi tambahan yang signifikan buat di Kabupaten Bekasi. Tentu saja kalau didukung dengan struktur partai dan juga relawan yang bergerak, pastinya akan menambah dulangan suara di Kabupaten Bekasi,” ucapnya.

BACA JUGA: Bawaslu Kota Bekasi Serukan Pentingnya Netralitas ASN, TNI, dan Polri Dalam Pilkada

“Untuk di Kabupaten Bekasi dari DPT 2,2 juta pemilih, berdasarkan survei yang dilakukan dari tiga lembaga, di Kabupaten Bekasi dari empat pasang bisa kami prediksi sekitar 50 persen dari DPT. Artinya, 1,1 juta suara,” sambungnya.

Sementara itu, Ketua DPD PKS Kabupaten Bekasi, Budi Muhammad Mustafa, juga mengklaim pasangan Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie (Asih) yang mereka usung unggul di Pilgub Jabar 2024. Kemenangan ini menjadi pertaruhan PKS yang menerjunkan langsung nakhoda utamanya sebagai kandidat.

“Ya, itu harga diri kita. Karena yang maju Pak Presiden langsung (Ahmad Syaikhu),” ungkapnya.

Saat ini, Budi telah mulai menjalin komunikasi dengan partai koalisi di Pilkada Jawa Barat. Politisi yang berhasil terpilih sebagai wakil rakyat di Kabupaten Bekasi ini mengaku komunikasi dengan pengurus NasDem sudah terjalin.

Di Pilkada Kabupaten Bekasi, PKS dan NasDem berkoalisi bersama mengusung pasangan BN Holik-Faizal. Sedangkan untuk komunikasi dengan PPP belum terjalin, karena di Pilkada Kabupaten Bekasi kedua partai ini berbeda koalisi.

Budi meyakini pasangan Asih mampu meraih kemenangan di Kabupaten Bekasi. Meskipun jumlah kursi koalisi antara PKS, NasDem, dan PPP di Kabupaten Bekasi tidak banyak—PKS 7, NasDem 3, dan PPP 2, total keseluruhan hanya 12 kursi—namun Budi percaya perolehan suara gabungan ketiga partai ini akan berlipat ganda di Pilkada Jawa Barat.

“Harapan kita dengan munculnya Pak Ahmad Syaikhu, yang merupakan Presiden PKS, dan memang jaringannya juga sudah cukup besar, suara beliau kemarin di Pileg 130 ribu secara pribadi. Kita berharap dengan modal ini, target kita bisa tiga sampai empat kali lipat dari suara yang memang sudah dikumpulkan antara PKS, NasDem, dengan PPP,” ucapnya.

Melihat itu, Wakil Ketua Bapilu DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi, Jiovanno Nahampun menilai, semua orang punya hak untuk berbicara survei paling tinggi.

“Ya, kalau survei itu semua orang punya hak buat berbicara survei paling tinggi, bla, bla, bla. Kan gitu, tapi kan berbicara grassroot sampai saat ini dari partainya saja turun apa nggak,” ucap pria yang akrab disapa Jio ini.

PDIP yang mengusung pasangan Jeje-Ronal ini meyakini mampu meraup 40 persen suara. “Terlepas nanti Jeje-Ronal surveinya kurang bagus di Kabupaten Bekasi, karena memang dari awal basisnya bukan disini. Tapi kita nggak pesimis, kita optimis bagaimana Jeje-Ronal ini suaranya besar di Kabupaten Bekasi. Target kita memang 40 persen, karena kami menilainya empat calon,” sambung Jio yang meyakini sosok Ronal sebagai publik figur jadi perhatian warga.

“Jadi Ronal ini bukan hanya sekedar komedian, figur artis, tapi memang kredibilitas dia sebagai calon pemimpin juga ada. Itu yang tadi saya bilang, kita nggak pesimis di Kabupaten Bekasi,” ungkapnya.

Terpisah, Sekretaris DPC PKB Kabupaten Bekasi, Ahmad Faisal menuturkan, sudah melakukan konsolidasi di internal partai. Jarak Pileg dan Pilkada yang berdekatan dinilai memberikan kemudahan untuk kerja-kerja tim pemenangan.

Sehingga upaya untuk memenangkan pasangan calon yang diusungnya, Acep Adang Ruhiat dan Gitalis Dwi Natarina, diklaim bakal lebih mudah. Karena barisan partainya dinilai masih solid.

“Justru hari ini kita meyakini betul suara yang ada di Kabupaten Bekasi masih solid, tinggal memaksimalkan potensi yang belum terajut, yang kemudian kita rajut menjadi sebuah kekuatan tambahan diluar dari internal kader PKB,” tuturnya optimistis dengan peningkatan elektabilitas paslon.

Saat disinggung mengenai pernyataan pengurus Gerindra perihal hasil survei di Pilkada Jawa Barat, Anggota DPRD Kabupaten Bekasi ini menyampaikan, bahwa klaim-klaim seperti itu merupakan sesuatu yang biasa.

“Jadi kalau klaim si sah-sah saja, nggak apa-apa  semua juga bisa mengklaim itu, yang penting tidak merubah maupun menurunkan semangat teman-teman yang ada di PKB, tidak mempengaruhi. Kalau target sebanyak-banyaknya, kalau Gerindra 75 persen, ya berarti PKB diatasnya, 76 persen,” pungasnya. (pra)