RADARBEKASI.ID, BEKASI – Cetak rekor! Ethereum resmi mencetak rekor harga tertingginya sepanjang sejarah. Pada Jumat malam waktu Indonesia, ETH melesat hingga menembus USD4.890 atau sekitar Rp79 juta per koin, menurut data dari platform Deribit dan Coinbase. Kenaikan ini menjadi yang pertama dalam hampir empat tahun terakhir sejak rekor sebelumnya di November 2021.
Kabar ini menjadi momen bersejarah bagi ekosistem Ethereum. Dikutip dari news.bitcoin, Sabtu (23/8/2025), lonjakan ini sekaligus mendorong kapitalisasi pasar Ethereum mendekati USD600 miliar atau sekitar Rp9,6 kuadriliun.
Ether kembali menegaskan posisinya sebagai aset kripto terbesar kedua di dunia setelah Bitcoin, tetapi kini dengan performa tahunan yang justru melampaui sang “raja kripto”.
BACA JUGA: Ethereum Libas Pamor Bitcoin, Harga ETH Nyaris Sentuh Rp80 Juta Per Koin
Sementara Bitcoin telah lebih dulu menyentuh all-time high pada awal tahun, Ethereum sedikit tertinggal namun kini mengejar dengan cepat.
Data dari Decrypt, Sabtu (23/8/2025), mencatat bahwa ETH telah naik lebih dari 40 persen sepanjang 2025. Reli ini dimulai sejak menembus USD4.000 pada akhir pekan 9 Agustus lalu, dan hanya butuh waktu tiga hari untuk melewati angka USD4.500.
Presiden NovaDius Wealth Management, Nate Geraci, menilai ETF Ethereum awalnya diremehkan oleh investor tradisional karena narasinya tidak sesederhana Bitcoin yang dijuluki “emas digital”. Namun kini, persepsi mulai berubah. “Mereka mulai memahami bahwa Ethereum adalah fondasi pasar keuangan masa depan,” tulisnya di X.
Tak hanya ETF, tren digital asset treasuries (DATs) atau pembelian Ether oleh perusahaan publik juga meningkat tajam. BitMine tercatat sebagai pemegang ETH terbanyak dengan lebih dari 1,15 juta koin senilai hampir USD5 miliar atau Rp81,5 triliun. Secara keseluruhan, nilai akumulasi ETH yang dipegang oleh perusahaan publik telah mendekati USD 10 miliar atau sekitar Rp163 triliun.
Joe Lubin, pendiri Consensys sekaligus Ketua Sharplink Gaming, menambahkan bahwa Ethereum bukan sekadar aset kripto biasa.
“Ethereum bisa mengamankan dan memverifikasi seluruh transaksi, baik yang dilakukan manusia maupun agen AI, dan sebagian besar transaksi masa depan akan dilakukan oleh yang terakhir,” ujar Lubin kepada Sherwood News.
Reli besar Ethereum ini menjadi pengingat bahwa altcoin juga punya daya dorong fundamental kuat. Dengan likuiditas yang terus masuk melalui ETF dan dukungan institusional lewat treasury, Ethereum tidak hanya melampaui rekor harga tetapi juga membangun fondasi untuk potensi penggunaan di masa depan yang belum sepenuhnya tergali.
Pasar kini menunggu, apakah ETH akan mampu menembus USD5.000 dan berlanjut ke target ambisius sejumlah analis yang menyebut USD7.500 sebagai target akhir tahun. Yang jelas, Ethereum bukan lagi sekadar “pengiring” Bitcoin. Ia sedang menulis ulang babak baru dalam sejarah kripto global. (jpc)

