Berita Bekasi Nomor Satu

HMI, Agen Perubahan yang Selalu Terdepan

RENTANG waktu 74 tahun. Usia yang lebih dari cukup bagi kita untuk menasbihkan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai agen perubahan. Dan kehadirannya selalu terdepan, di setiap episode sejarah bangsa ini.

Lahir atas inisiatif 15 mahasiswa Sekolah Tinggi Islam (STI), yang kini menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) di tahun 1947. Salah satu tokohnya adalah Lafran Pane yang kemudian didapuk menjadi Ketua Umum HMI pertama.

HMI hadir karena gelisah melihat mahasiswa Islam yang hidup di zamannya. Kebanyakan belum memahami dan mengamalkan ajaran agama. Penyebabnya karena sistem pendidikan dan kondisi masyarakat yang belum kondusif.

Agar kondisi berubah, HMI hadir. Diharapkan dapat mengantarkan mahasiswa mengikuti pembaruan atau inovasi di berbagai bidang, sekaligus mengakomodasi pemahaman dan penghayatan ajaran agama yaitu Islam.

Ada dua tujuan yang hendak dicapai atas berdirinya HMI. Pertama, mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia. Kedua, menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.

Dua tujuan dan filosofi lahirnya HMI menjadi elan vital bagi seluruh kadernya. Tak heran jika mereka tak pernah absen dalam babak sejarah perubahan besar di negeri ini. Yang paling fenomenal tentu saja pada kisaran tahun 1964-1967. Bersama elemen masyarakat dan mahasiswa lainnya, HMI bergerak menyuarakan perubahan hingga akhirnya terjadi pergantian kepemimpinan nasional.

HMI juga kita kenal sebagai organisasi mahasiswa yang selalu melahirkan tokoh-tokoh berpengaruh. Baik di level daerah maupun nasional. Mereka ini kemudian memberikan kontribusi terbaiknya bagi bangsa dan negara.

Teruslah bergerak
Teruslah berjuang
Yakin usaha sampai

Selamat Hari Lahir ke-74 HMI. (*)