Berita Bekasi Nomor Satu

Perpustakaan Go To Home SDIT Baiturrahman Dorong Siswa Berfikir Kritis

SDIT Baiturrahman
BACA BUKU: Seorang siswa SDIT Baiturrahman saat membaca buku di rumah. Sekolah tersebut membuat program Perpustakaan Go To Home untuk mendorong siswa suka membaca saat PJJ. HANY FITRIANI/MAGANG RADAR BEKASI
SDIT Baiturrahman
BACA BUKU: Seorang siswa SDIT Baiturrahman saat membaca buku di rumah. Sekolah tersebut membuat program Perpustakaan Go To Home untuk mendorong siswa suka membaca saat PJJ. HANY FITRIANI/MAGANG RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Beragam cara dilakukan sekolah dalam mendidik siswa selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19. Seperti yang dilakukan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Baiturrahman melalui program Perpustakaan Go To Home. Seperti apa program tersebut?

Bintang Ukayla Habibullah (6), siswa kelas IA SDIT Baiturrahman terlihat semangat pagi itu. Ya, dia akan mendapatkan buku bacaan baru dari pihak sekolah. Buku kisah nabi Sulaiman AS menjadi pilihannya. ”Mah, nanti pinjamkan buku nabi Sulaiman ya,” katanya kepada Ibunya.

Hari itu merupakan jadwal pengembalian buku, sekaligus pinjam buku kembali. Orangtua siswa akan mengambil buku ke sekolah, sementara siswa tidak diperkenankan datang ke sekolah dengan alasan kesehatan.

Namun sayangnya, buku yang inginkan Bintang tidak sesuai yang diinginkan. Ibunya hanya mendapatkan buku tentang pahlawan nasional Pangeran Diponegoro. Karena, buku tentang Nabi Sulaiman sudah dipinjam terlebih dahulu oleh rekannya yang lain. Meski sedikit kecewa, dia tetap membaca buku tersebut.

Meminjamkan buku ke siswa dengan dibawa pulang ke rumah, merupakan program Perpustakaan Go To Home SD IT Baiturrahman selama PJJ ini. ”Biasanya, siswa akan membaca didalam kelas atau di perpustakaan, tapi kali ini buku dibawa ke rumah,” kata Wali kelas 1 SDIT Baiturrahman, Nurlaila.

Dia mengatakan, program ini dilakukan untuk meningkatkan minat literasi serta kualitas dalam berfikir kritis siswa. “Hal ini untuk memberikan efek belajar dan menyukai bacaan study from home dan harus dimulai dengan read from home,” katanya sembari menambahkan, membaca buku menjadi kewajiban bagi seluruh siswa di sekolah tersebut.

Menurut Nurlaila, membiasakan aktivitas membaca pada anak, bukan hanya mengerjakan tugas guru di sekolah saja. Namun, dengan membiasakan siswa membaca, agar membuat siswa terkesan tidak pada tugas saja, tetapi siswa dapat menyentuh pada persoalan mendasarnya yaitu kesadaran siswa terhadap membaca.

Dalam membangun minat baca siswa, lanjutnya, harus dimulai sejak dini karena dari kesadaran harus dibangun dari setiap masing-masing siswa. Dalam hal ini, kesadaran untuk terlibat dalam tumbuh kembang siswa dan mendampingi pembelajaran siswa ketika sekolah dengan buku sebagai penunjang kesadaran itu menjadi penting.

Jangka waktu peminjaman buku yang diberikan oleh perpustakaan sekolah, satu minggu ketika buku itu bergantian bergilir menggantikan dengan bacaan buku yang lain. ”Jadi, ketika mengembalikan buku, orangtua meminjam buku lagi,” imbuhnya.

Setelah siswa mendapatkan pinjaman buku tersebut, siswa diperintahkan untuk merangkum dari buku bacaan yang telah dibacanya, ataupun mereview buku bacaan. Caranya, guru menelpon ataupun video call siswa, sementara siswa menerangkan sesuai kemampuannya.

Beragam buku yang menjadi pilihan siswa, seperti buku pengetahuan umum, fiqih dan sirah. Peminjaman ini akan terus bergilir dengan bertukar buku setiap satu minggu ataupun satu bulan sekali.

“Diharapkan Perpustakaan Go To Home ini dapat mendorong anak-anak dalam berpikir kritis, berwawasan luas dan dapat mencintai literasi,” tukasnya. (mg2)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin