Berita Bekasi Nomor Satu

Lagi, Nakes di Bekasi Gugur

Illustrasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Seluruh insan yang mengabdikan dirinya di bidang kesehatan kembali berduka, dua Tenaga Kesehatan (Nakes) Kota Bekasi gugur dalam perjuangan melawan Covid-19. Mereka yakni Kepala ruangan anggrek RSUD dr.Chasbullah, Siti Muniroh, S.Kep dan Kepala Puskesmas Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang dr Ria Fitri Widhiarti. Disaat bersamaan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi menerima penghargaan top 10 dalam ajang kompetisi inovasi tingkat Provinsi Jawa Barat.

Dalam Undang-undang nomor 36 tahun 2014, Nakes bagi dalam beberapa kelompok. Mereka adalah tenaga medis atau dokter, tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenag keterapian fisik, tenaga keteknisan medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan lain yang ditetapkan oleh menteri. Selama ini, Nakes dinilai paling rentan terpapar Covid-19 karena tugasnya.

“Pada saat kemarin saya mendapatkan penghargaan inovasi di level regional Jawa Barat, masuk di top 32, dan top 10. Disaat yang bersamaan saya menerima kabar duka, ini sesuatu yang sangat luar biasa buat saya,” terang Direktur Utama RSUD Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi, Kusnanto Saidi, Rabu (16/12).

Kabar meninggalnya kepala perawat Ruang Anggrek, Siti Muniroh diterima pukul 14.55 WIB, setelah penghargaan diterima oleh RSUD Chasbullah Abdulmajid. Ruang Anggrek, lanjutnya sebagai ruang rawat anak, ada ruang khusus di dalamnya yang disiapkan untuk ruang isolasi pasien Covid-19 usia anak.

Meskipun demikian, Kusnanto mengaku belum diketahui pasti dimana perawat yang selalu melaksanakan tugas dengan baik tersebut terpapar. Kesedihan dirasakan oleh keluarga besar RSUD Chasbullah Abdulmajid setelah berjuang kurang lebih 10 bulan melawan Covid-19, untuk itu ia meminta kepada pengunjung atau masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Beliau sudah dirawat, kemudian pulang. Kemudian muncul (gejala) lagi dan masuk ICU,” tambahnya.

Sementara itu, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menyampaikan Kepala Puskesmas Kelurahan Sumur Batu, Ria Fitri Widhiarti meninggal dunia lantaran memiliki penyakit penyerta. Saat ini pihaknya tengah memperkuat pengawasan protokol kesehatan di lingkungan masyarakat, termasuk pada tempat hiburan malam guna menekan angka penyebaran Covid-19.”Ada (penyakit) paru, dia punya komorbid. Yang RSUD spesifik saya belum dapet, tapi laporannya ada,” ungkapnya saat dijumpai.

Hingag saat ini, sudah ada empat tenaga kesehatan di Kota Bekasi yang gugur dalam berjuang melawan Covid-19. Pada 21 Maret 2020 lalu dr. Adi Mirsa Putra yang bertugas di salah satu RS swasta di Kota Bekasi gugur lebih dulu. Lalu disusul dr Amutavia Pancarsari Artsianti Putri yang meninggal pada 29 Maret 2020.

Beberapa waktu lalu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan memfungsikan Asrama Haji Bekasi sebagai Rumah Sakit (RS) Darurat untuk mengantisipasi lonjakan kasus di berbagai daerah di Jawa Barat. Rahmat juga telah menghimbau kepada masyarakat untuk merayakan Hari Raya Natal dengan protokol kesehatan yang ketat seperti hari besar keagamaan yang telah dilalui, perayaan malam pergantian tahun juga diminta untuk tidak dilakukan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi mencatat 337 Nakes terkonfirmasi secara keseluruhan, sebelumnya kabar duka ini, dua tenaga dokter gugur pada awal pandemi. Kabar duka diterima dari RS Mitra Jatiasih.

“Yang terkonfirmasi kami pastinya memberikan kekuatan kepada seluruh teman-teman. Dimana kita pun harus memperhatikan pemantauannya, pengobatannya, karena bagaimanapun kami butuh mereka,” ungkap Kepala Dinkes Kota Bekasi, Tanti Rohilawati.

Ia juga mengingatkan kepada seluruh Nakes yang masih dengan tegar berjuang, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) harus benar-benar dipastikan terpasang dengan baik. Termasuk kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah mengatakan, selama pandemi covid-19 sudah ada empat Nakes yang meninggal dunia karena terpapar virus tersebut.
“Ada empat Nakes yang meninggal dunia. Mereka (Nakes) bertugas di RS Annisa, RS Jakarta, Puskesmas Babelan 2, dan Puskesmas Karang Bahagia,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Rabu (16/12).

Dirinya menjelaskan, satu dari empat Nakes yang meninggal bertugas di RS Anisa. Selain itu, dia (alm) juga praktek di RS Jakarta. Lalu, sebelum meninggal sempat mendapat perawatan selama tujuh hari di RS Jakarta.”Kebetulan beliau (alm) praktek juga di RS yang berada di Jakarta. Dari hasil tracking, beliau terpapar di Jakarta,” jelasnya.

Kemudian untuk Nakes yang terkonfirmasi ovid-19 hingga saat ini sebanyak 63. “Nakes yang terkonfirmasi positif mengalami penambahan sebanyak 23 di satu bulan belakangan ini, dari jumlah sebelumnya 40. Namun, sebanyak 61 Nakes sudah sembuh,” jelasnya.

Hingga saat ini, warga Kota Bekasi yang meninggal karena Covid-19 sudah ada 210 orang. Total terkonfirmasi yakni 12.897 orang, sementara 11.574 orang diantaranya dinyatakan sembuh. Sementara di Kabupaten Bekasi sudah ada 138 warga yang meninggal, 7.240 warga positif dan 6.560 diantaranya dinyatakan sembuh. (sur/pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin