Berita Bekasi Nomor Satu

Tolak Akses Truk Sampah

DIPROTES: Truk sampah melintas di persimpangan jalan Pangkalan II, Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (21/6). Warga RT01/RW 02 Kelurahan Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi membuat spanduk, menolak truk sampah melintas di kawasan tersebut. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Rencana pelebaran Jalan Pangkalan II, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi masih dalam proses pembebasan lahan. Usai pembebasan, pengerjaaan pelebaran jalan ditarget dapat digarap tahun 2021 ini.

Sejumlah warga setuju adanya pelebaran, namun mereka menolak jika jalur tersebut nantinya jadi akses truk sampah milik Pemerintah Kota Bekasi menuju TPA Sumur Batu maupun DKI Jakarta.

Hal tersebut juga dilontarkan warga Cikiwul Kecamatan Bantargebang. SS (40) salah satunya, ia setuju pelebaran namun truk sampah diminta tetap melintas jalur lama di Pangkalan V jalur TPST Bantargebang.

“Ya kalau saya setuju saja jika jalan ini dilebarkan. Tapi kalau untuk akses truk sampah kita warga gak setuju takut banyak kecelakaan dan kotor,” kata pria yang enggan namanya ditulis.

Hal senada diungkapkan EM (43). Ia menolak jika jalan tersebut nantinya dijadikan akses keluar masuk truk sampah yang dinilai akan menimbulkan masalah baru warga sekitar. Pasalnya jalur tersebut banyak permukiman.

“Selain truk sampah yang melintas mengeluarkan bau dan tidak menutup kemungkinan menimbulkan kecelakaan. Kita menolak kalau dijadikan akses truk sampah,” singkatnya.

Sementara, Camat Bantargebang, Warsim Suryana mengatakan, sesuai kesepakatan memang masyarakat Kelurahan Cikiwul dan Bantargebang masih menolak Jalan Pangkalan II dilalui truk sampah.

“Itu kesepakatan dari dulu. Bahwa truk sampah yang melintas harus melalui Jalan Pangkalan V,” kata Warsim sapaan akrabnya saat dihubungi Radar Bekasi, Senin (21/6).

Terkecuali kata dia keadaan darurat. Seperti Jalan Pangkalan 5 banjir, macet parah itu bisa dialihkan ke Jalan Pangkalan II. “Kita ajukan pelebaran jalan pangkalan II untuk pengalihan truk sampah saat di jalan pangkalan V crowded. Truk dari Kota Bekasi maupun dari DKI Jakarta,” ucapnya.

Warsim juga mengaku, jika secara rutin truk sampah melintasi jalur pangkalan II warga memang tidak setuju. Dikarenakan saat ini kondisi jalan belum memadai. Karena sering macet dan sebagainya.

Terkait rencana pelebaran jalan, tahap pertama dari pintu masuk Jalan Pangkalan II hingga Perempatan Embeh. Tahap kedua juga akan dilanjut hingga Jalan Tol Burangkeng. Untuk proses pembebasan lahan dan pembangunan jalan dirinya belum bisa menyampaikan nilainya.

“Untuk anggarannya saya belum tau ya berapanya. Coba konfirmasi Disperkimtan. Karena mereka yang melakukan prosesnya,” jelasnya.

Pada intinya, kata dia selama ini proses pembebasan lahan warga diklaim tidak protes. Pemerintah berprinsip tidak akan merugikan warga akan tetapi pemerintah akan memberikan untung pada masyarakat.

“Silahkan langsung tanyakan ke Disperkimtan ya, terkait apraisalnya. Karena saya belum ada laporannya,” tukasnya.

Sementara, saat di konfirmasi Radar Bekasi pihak Disperkimtan belum memberikan jawaban terkait proses pembebasan lahan warga yang belakangan diketahui belum tuntas dilakukan.

Sebelumnya diketahui tahap pertama panjang pelebaran jalan mencapai 1,5 kilometer dengan lebar jalan 14 meter. Dengan anggaran dari bantuan keuangan (Bankeu) DKI Jakarta sebesar Rp40 miliar. (pay)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin