Berita Bekasi Nomor Satu

Pedagang Bakso Pasang Bendera Putih Tanda Menyerah

PASANG BENDERA: Pedagang bakso memasang bendera putih di gerobak yang tutup selama penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jalan RE Martadinata Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, Rabu (21/7). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Keputusan pemerintah untuk memperpanjang penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), membuat para pedagang bakso yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Mi dan Bakso (Papmiso) Kabupaten Bekasi, serentak memasang bendera putih di setiap gerobak.

Sekretaris Papmiso Indonesia, Bambang Hariyanto mengungkapkan, dengan penerapan PPKM yang terlalu ketat ini membuat para pedagang bakso mengalami penurunan omset yang cukup drastis. Pasalnya, pedagang tidak boleh menerima makan di tempat dan jam operasional dibatasi.

Dalam kondisi seperti sekarang, kata Bambang, ada pedagang bakso yang terpaksa menutup tempat usahanya. Kemudian, pemerintah kembali memutuskan PPKM diperpanjang. Oleh karena itu, para pedagang bakso serentak memasang bendera putih sebagai tanda menyerah.

“Dengan penerapan PPKM yang terlalu ketat ini, kami tidak mampu lagi berjualan. Hampir tiga pekan penerapan PPKM, kami sudah kehabisan modal,” ujar Bambang kepada Radar Bekasi, Rabu (21/7).

Menurutnya, aturan pemerintah dalam penerapan PPKM sangat membingungkan masyarakat, terutama para pedagang bakso. Sebab, instruksi dan pelaksanaan di lapangan tidak sesuai. Misalnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperbolehkan pedagang makanan buka sampai pukul 21.00 WIB, dengan pengunjung maksimal 30 menit. Artinya, orang boleh makan di tempat.

Akan tetapi, pernyataan Presiden Jokowi berbanding balik dengan instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri), yang melarang orang untuk makan di tempat. Dengan kondisi seperti itu, sangat membingungkan dan pernyataan dari siapa yang harus diikuti?.

“Kan ini malah membingungkan masyarakat. Sebenarnya, keputusan siapa yang harus diikuti dari pemerintah pusat atau para pembantu presiden?,” tanya Bambang.

Sebelumnya, ratusan pedagang bakso terpaksa menutup tempat usahanya selama penerapan PPKM Darurat. Sebab, para pedagang bakso mengalami penurunan omset hingga 80 persen dari sebelumnya.

Seperti yang diungkapkan pedagang bakso, Warno, selama penerapan PPKM Darurat ini, omset penjualannya mengalami penurunan cukup drastis. Sehingga, dirinya memilih untuk menutup tempat usahanya.

“Saya sudah tiga hari tutup. Masalahnya, dari segi omset, turun-nya jauh,” tuturnya kepada Radar Bekasi, belum lama ini.

Pria yang berjualan di Jalan Raya RE Martadinata, Cikarang Utara, juga sebelumnya sempat bertahan untuk tetap membuka tempat usahanya satu minggu. Akan tetapi, pendapatan tidak bisa menutup gaji karyawan. Akhirnya, Warno memutuskan untuk merumahkan sementara karyawan-nya.

“Karena tidak bisa menggaji karyawan, jadi harus diberhentikan sementara, ada tiga orang. Kalau sebelumnya, pendapatan saya per hari, bisa mencapai Rp2 juta lebih, sekarang, Rp700 ribu juga susah,” bebernya. (pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin