Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Teladan Kesantunan “Murid Kepada Guru”

Erwin Kustiman

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pengalaman mengesankan ini sebetulnya terjadi beberapa pekan lalu. Akan tetapi, karena saya sempat harus menjalani isolasi mandiri karena terpapar Covid-19 (saya juga menulis kisah ini secara terpisah), penuangan pengalaman mendampingi dan merasakan langsung berkah silaturahim bersama Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana, baru bisa saya tuliskan saat ini.

Inilah rangkaian silaturahim efektif selama kurang lebih delapan jam yang menjadi refleksi nyata kesantunan, rasa hormat, dan adab “murid kepada para gurunya”. Lepas bahwa sang murid telah menjadi sosok yang menasional bahkan internasional dan mencatat prestasi impresif dalam lembar kehidupannya.

Pada Kamis, 17 Juni 2021 lalu, alhamdulillah, saya bisa menjemput langsung kedatangan Dr Aqua Dwipayana yang hadir ke Kota Bandung bersama wartawan senior dan asesor Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI Pusat Pak Nurcholis MA Basyari, di Bandara Husein Sastranegara Kota Bandung. Sebelumnya, atas saran dan fasilitas dari Pak Aqua, saya dijemput Pak Sunarko di kantor tempat saya bekerja, PT Pikiran Rakyat di Jalan Asia Afrika 77 Kota Bandung setelah Ashar.

Pak Aqua dan Pak Nurcholis yang sebelumnya berkegiatan di Kota Malang, via Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, langsung terbang menuju Bandung untuk menunaikan niat bersilaturahim mengunjungi langsung dan bersua dengan guru-guru komunikasinya dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Unpad). Pak Aqua selama ini dikenal sosok yang sangat menghormati dan santun kepada siapapun yang dianggap sebagai guru beliau, baik formal maupun informal.

Kebetulan pula, Pak Aqua sengaja hadir bersama Pak Nurcholis yang sudah dianggapnya sebagai saudara karena Pak Nurcholis bermaksud melanjutkan pendidikan ke tingkat doktoral di Fikom Unpad. Pak Aqua ingin Pak Nurcholis berkenalan langsung dengan para dosen Fikom Unpad sekaligus menyampaikan hal ihwal niat beliau berkualiah S3 dan bertanya hal apa saja yang harus dipersiapkan.

Saya diajak Pak Aqua karena saat ini saya tercatat sebagai mahasiswa Prodi Doktoral Fikom Unpad. Saya dan Pak Nurcholis sama-sama “kuli tinta” dan Alhamdulillah kami berdua mendapat sokongan langsung dari Pak Aqua untuk melanjutkan pendidikan hingga tingkat tertinggi.

Tak hanya dukungan secara moril, Pak Aqua juga memberi bantuan material langsung pembiayaan studi S3 saya dari saku pribadi beliau. Sejak awal kuliah hingga tamat.

Selain sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan kompetensi keilmuan, dalam pandangan Pak Aqua, sebagai wartawan yang bekerja di perusahaan pastilah akan mengalami purnakerja atau pensiun. “Jika pendidikan kita tinggi bisa mencapai S3, maka kita juga bisa melengkapi pengalaman kerja secara praktik dengan teori keilmuan akademis. Kalau kita mengajar maka kita juga bisa memperpanjang usia produktif kita. Apa yang kita berikan kepada mahasiswa juga akan lengkap karena menggabungkan pengalaman empiris dengan aspek teoretik akademik,” demikian selalu disampaikan Pak Aqua kepada saya dan Pak Nurcholis.

Empat Dosen Terkemuka

Terkait dengan silaturahim, boleh dibilang Dr Aqua adalah ikon atau refleksi terbaik dalam praktik nyata di lapangan. Hampir tak ada kata berhenti dalam keseharian kehidupan Pak Aqua untuk bersilaturahim dan menebar kebaikan ke seantero negeri dan wilayah. Bahkan di masa pandemi Covid-19, kegiatan silaturahim beliau justru tetap berlangsung dan bahkan meningkat intensitasnya.

Alhamdulillah, karena Pak Aqua menjalani semuanya dengan penuh keikhlasan. Sudah diniatkan untuk menghabiskan sebagian besar sisa hidupnya hingga 90 persen buat aktivitas sosial seperti bersilaturahim dan lainnya.

Sejak puluhan tahun silam, mantan wartawan di banyak media besar ini aktif bersilaturahim lintas kota, provinsi, bahkan negara. Nyaris setiap hari, Pak Aqua rata-rata mengunjungi lima orang untuk bersilaturahim. Semua aktivitas mulia itu dilakukannya tanpa pamrih.

“Saya hanya ingin hidup saya memberikan keberkahan bagi siapa saja. Saya tak peduli apa yang orang lain katakan, memuji atau mencaci. Atasan saya satu-satunya hanya Allah SWT,” kata Dr Aqua yang tarifnya sebagai pembicara profesional sekitar Rp 60 juta nett dalam dua jam. Namun, untuk berbagai kegiatan sosial dan berbicara di hadapan prajurit TNI dan Polri, Dr Aqua Dwipayana tak pernah mau menerima bayaran alias menggratiskannya.

Pengalaman silaturahim serta berbagai aktivitas sosial beserta putra dan putri beliau – Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana – kemudian dituangkan dalam buku-buku “super best seller” Trilogi The Power of Silaturahim. Dari penjualan buku pertama, “The Power Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi”, yang telah terjual kurang lebih 160 ribu eksemplar, beliau telah mengumrahkan gratis lebih dari 150 orang dari berbagai kalangan. Editor buku-buku beliau adalah wartawan senior Nurcholis MA Basyari yang juga Pemimpin Redaksi tugujatim.id.

Dalam kunjungan ke Kota Bandung yang singkat (hanya dua hari 17 dan 18 Juni 2021), Dr Aqua memaksimalkan silaturahim dengan menemui sosok-sosok yang dianggap sebagai guru dan pihak yang banyak memberi dukungan pada saat beliau berkuliah magister dan doktor komunikasi di Fikom Unpad.

Selama dalam perjalanan di Bandung pada dua hari tersebut, Dr Aqua mendapat fasilitas kendaraan roda empat lengkap bersama sopirnya yang bernama Sunarko yang mendapat tugas khusus dari Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Jawa Barat Bapak Dodo Suharto yang merupakan sahabat akrabnya.

Saat bersilaturahim pada Kamis, 17 Juni 2021 bersama Pak Nurcholis dan saya dalam kendaraan yang disopiri Pak Sunarko, kami mengoptimalkan kunjungan dari sore hingga malam hari.

Alhamdulillah, selama kurang lebih 8 jam, Pak Aqua dan kami bisa bersilaturhaim dengan empat dosen terkemuka Fikom Unpad. Mereka adalah Ketua Prodi S2 Dr Edwin Rizal, Dekan Dr Dadang Rahmat Hidayat, Wakil Dekan Prof Dr Atwar Bajari, Ketua Prodi S3 Dr Dadang Sugiana.

Tadinya, kami menjadwalkan kunjungan pada hari itu juga ke kediaman Guru Besar Fikom Unpad yang sangat dekat dengan Dr Aqua, yakni Prof Deddy Mulyana PhD. Akan tetapi, karena pertimbangan waktu kami harus memaksimalkan silaturahim, maka Pak Aqua memutuskan baru keesokan harinya beliau dan Pak Nurholis mengunjungi kediaman Prof Deddy Mulyana.

“Prof Deddy sudah seperti orang tua saya sendiri dan kalau sudah mengobrol dengan beliau pastilah waktunya tidak sebentar. Lebih baik kita optimalkan silaturahim berkunjung ke dosen-dosen muda dan Insya Allah besok pagi saya bersilaturahim kepada Prof Deddy sebelum juga memaksimalkan silaturahim dengan sahabat saya yang lain di Kota Bandung ini,” ujar Pak Aqua.

Maka, setelah mempertimbangkan efektivitas waktu dan jarak, saya sebagai warga asli Kota Bandung menjadi penunjuk jalan dan menetapkan kediaman Bapak Dr Edwin sebagai tujuan awal silaturahim di senja yang cerah itu. Niat ikhlas bersilaturahim menjadi aura yang memberi rasa senang dan bahagia kami sejak awal perjalanan.

Diskusi Intens dan Berbobot

Tak ada kesan letih terutama dari Pak Aqua dan Pak Nurcholis yang sebelumnya sudah menempuh perjalanan darat dan udara yang lumayan jauh. Kami terus berbicara diselingi humor di sana-sini sehingga setiap detik perjalanan terasa menyenangkan. Sepanjang perjalanan juga terasa nyaman meski pada beberapa titik mengalami macet atau melewati jalan yang sebelumnya tak pernah dikunjungi.

Dr Edwin sebagai Keluarga Besar ABRI (KBA) dikenal memiliki atensi pada riset komunikasi di lingkungan TNI dan Polri. Terlebih, ia juga lahir dari keluarga tentara. Sementara, Dr Aqua diketahui mempunyai jejaring yang luas di kalangan petinggi TNI dan Polri. Tak heran jika keduanya kerap terlibat diskusi intens dan berbobot karena memilki “background” minat dan pengalaman yang sama pada bidang tersebut.

“Saya sudah lama tidak bersua dengan Pak Dr Edwin. Beliau sosok yang baik dan rendah hati. Kita efektifkan waktu yang ada dan mudah-mudahan silaturahim ini bisa kita optimalkan. Apalagi ini Kamis malam atau malam Jumat yang mengandung nilai sakral bagi kita umat Muslim, semoga silaturahim kita diberikan keberkahan,” ujar Dr Aqua sambil tersenyum.

Menjelang senja, kami tiba di kediaman Pak Edwin di Kawasan Antapani Kota Bandung. Suasana depan rumah nampak sepi. Pak Aqua sengaja tidak memberi tahu ihwal kedatangannya kepada Pak Edwin karena ingin memberi kejutan.

Dr Edwin yang termasuk dosen favorit di kalangan mahasiswa se-Fikom Unpad memiliki kedekatan dengan Dr Aqua.

Setelah menelefon, terdengar suara ramah di seberang telefon Pak Aqua yang sengaja dikeraskan volumenya. “Wah kejutan menyenangkan, Pak Aqua tidak memberitahu sebelumnya. Alhamdulillah saya ada di rumah. Sebentar saya buka pagarnya,” demikian terdengar suara Pak Edwin. Istri beliau kemudian membuka kunci pagar dan mempersilakan kami masuk rumahnya.

Pada kesempatan tersebut, Pak Aqua mengungkapkan kehadirannya memang sudah direncanakan untuk bersilaturahim Idul Fitri dengan guru-gurunya yang baru bisa terlaksana hari itu. Beliau juga mengungkapkan bahwa ia mendukung niat Pak Nurcholis untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S3 di Fikom Unpad.

Pak Nurcholis MA Basyari menempuh pendidikan S1 di Universitas Indonesia Jurusan Hubungan Internasional dan menyelesaikan S2 Komunikasi Politik di kampus yang sama. Sejak kuliah, dia sudah aktif di dunia tulis menulis. Pengalaman jurnalistiknya tergolong lengkap, multi platform: cetak dan elektronik, termasuk situs berita daring, radio, dan televisi, baik nasional maupun internasional.

Kini, penulis dan editor puluhan buku ini aktif bekerja di bidang pengembangan kewartawanan di Indonesia, khususnya dalam pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang jurnalisme. Anggota Komisi Pendidikan dan Pelatihan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat ini tercatat sebagai asesor Uji Kompetensi Wartawan (UKW) nasional. Pak Nurcholis juga menjadi inisiator berdirinya Lembaga UKW Universitas Muhammadiyah Jakarta.

“Alhamdulillah saya mendapat dukungan penuh dari Pak Aqua untuk melanjutkan pendidikan hingga S3. Semoga saya bisa menjalankan kepercayaan dan dukungan ini dengan baik. Mohon bimbingannya kepada Pak Dr Edwin dan dosen-dosen lainnya di Fikom Unpad,” ungkap Pak Nurcholis sembari memberikan cendera mata tiga buah buku karya terbarunya. Pak Nurcholis memang dikenal seorang wartawan senior yang produktif menulis banyak buku.

Pak Edwin dengan ramah menyambut baik niat Pak Nurcholis. Beliau bahkan juga bersedia memberikan rekomendasi akademik serta informasi penting lainnya terkait dengan niat baik Pak Nurcholis. “Insya Allah saya mendukung niat Pak Nurcholis. Di sini juga ada Kang Erwin yang sudah menjadi mahasiswa S3 yang juga mendapat dukungan Pak Aqua. Semoga semua berjalan baik dan lancar,” kata Pak Edwin memberi semangat.

Karena waktu yang sudah beranjak senja dan terdengar gema adzan magrib, kami kemudian berpamitan kepada Pak Edwin. Setelah meninggalkan kediamannya dan kembali melewati jalan utama, Pak Aqua dan Pak Nurcholis menyarankan saya dan Pak Sunarko untuk menunaikan salat Magrib terlebih dahulu.

“Mas Erwin dan Pak Sunarko kan warga Bandung jadi harus menunaikan salat magrib segera. Saya dan Mas Aqua karena musafir jadi bisa dijamak. Silakan Mas Erwin dan Pak Sunarko salat dulu, jangan sampai nanti kami disalahkan karena seolah menghalangi Mas Erwin dan Pak Sunarko tidak salat,” kata Pak Nurcholis dengan nada bergurau tapi dengan simpatik mempersilakan saya dan Pak Sunarko untuk bisa tenang dan khusuk menunaikan salat Magrib. Kami berdua kemudian menunaikan salat magrib di musala kecil di SPBU di Kawasan Antapani.

Usai salat, kami kembali ke mobil. Seperti rencana perjalanan yang ditentukan, kami pun kemudian melanjutkan silaturahim hari itu untuk menuju kediaman Bapak Dr Dadang Rahmat Hidayat, di Kawasan Kawaluyaan Kota Bandung. Pak Dadang Rahmat Hidayat atau DRH adalah Dekan Fikom Unpad yang memasuki periode kedua. Beliau juga mantan Ketua KPID Jawa Barat dan KPI Pusat serta saat ini menjadi Ketua Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi (ISKI) Pusat. (BERSAMBUNG).


Solverwp- WordPress Theme and Plugin