Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Mobilitas Turun, Penyekatan Dibuka

PENYEKATAN DIBUKA : Sejumlah kendaraan memperlambat laju kendaraan saat melintas di gerbang Tol Bekasi, Kota Bekasi, Rabu (11/8). Polres Metro Bekasi Kota membuka seluruh titik penyekatan di wilayah Kota Bekasi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN – Penyekatan di empat titik di Kota Bekasi mulai dibuka kemarin, pengamanan pihak kepolisian dalam menekan penyebaran Covid-19 diarahkan ke pusat kegiatan masyarakat. Penyekatan selama 36 hari, mulai 5 Juli sampai 10 Agustus dinilai kurang efektif menahan mobilitas masyarakat, lantaran ada jalan-jalan alternatif masih bisa dilalui guna menghindari lokasi penyekatan.

Penyekatan resmi diganti menjadi kebijakan ganjil genap, kebijakan ini dilakukan di delapan titik ruas jalan di Jakarta, tidak berlaku untuk kendaraan roda dua. Titik penyekatan maupun pembatasan mobilitas di kota penyangga ibu kota dibuka.

Terjadi penurunan mobilitas pengguna jalan selama penyekatan di Kota Bekasi. Pantauan Radar Bekasi di pintu masuk tol Bekasi Barat Kemarin, barier yang sebelumnya digunakan untuk menutup akses tol menuju Jakarta sudah dibuka.”Di jalan arteri (mobilitas) bisa menurun kira-kira 30 persen,” kata Kasatlantas Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Agung Pitoyo, Rabu (11/8).

Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombespol Aloysius Suprijadi mengatakan tidak ada kebijakan ganjil genap di wilayah Kota Bekasi. Pihaknya mengharapkan kesadaran masyarakat untuk membatasi mobilitas meskipun tidak lagi dilakukan penyekatan.

Pengawasan oleh pihak kepolisian diarahkan di pusat-pusat kegiatan masyarakat.”Dan pengawasan yang dilakukan oleh petugas diarahkan ke tempat-tempat kegiatan masyarakat seperti pasar, melakukan patroli keliling dan operasi yustisi,” ungkapnya.

Indonesia Traffic Watch (ITW) menilai penyekatan yang selama ini dilakukan sejatinya kurang efektif menekan mobilitas masyarakat. Pasalnya, selama ini masyarakat atau pengguna jalan melintas di jalan-jalan alternatif guna menghindari titik penyekatan.

Kalaupun terlihat penurunan pergerakan pengguna jalan, hanya di jalan-jalan arteri dan jalan tol yang memang disekat.”Tetapi pergerakan tetap berlangsung seraya menghindar dari pengawasan dengan melintasi jalan-jalan alternatif,” terang Ketua Presidium ITW, Edison Siahaan.

Ditengah pandemi yang masih melanda dan memerlukan upaya serius, ia menilai tindakan yang telah dilakukan sebelumnya seperti penyekatan tidak boleh kendor. Digantinya kebijakan penyekatan dengan ganjil genap yang dilakukan di wilayah DKI Jakarta disebut berpotensi memicu kerumunan di stasiun atau terminal angkutan umum massal.

Saat ini diberlakukan, maka pemilik kendaraan roda empat dengan plat nomor ganjil akan berpindah menggunakan angkutan umum pada tanggal genap, begitupun sebaliknya.Sehingga, upaya pencegahan penyebaran Covid-19 menjadi tidak efektif.

“Pemerintah harus fokus untuk melakukan pembatasan aktivitas dan interaksi warga untuk mencegah terjadinya penularan, bukan hanya sekedar mengatur ruang gerak lalu lintas dengan kebijakan seperti ganjil genap,” tukasnya. (Sur)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin