Berita Bekasi Nomor Satu

Pengunjung Wajib Scan Barcode Aplikasi, Kondisi Mal Sepi

DI PINTU MASUK MAL: Pengunjung Summarecon Mal Bekasi (SMB) harus melakukan scan QR Code di pintu masuk mal. Zaenal/Radar Bekasi
DI PINTU MASUK MAL: Pengunjung Summarecon Mal Bekasi (SMB) harus melakukan scan QR Code di pintu masuk mal. Zaenal/Radar Bekasi

Sejak program vaksinasi digeber pemerintah, perlahan-lahan pusat perbelanjaan mal di sekitar Jabodetabek level 3 diperbolehkan buka dengan jumlah pengunjung sangat dibatasi dan ketat. Tidak terkecuali di Kota Bekasi.

LAPORAN

ZAENAL ARIPIN-SURYA BAGUS

BEKASI UTARA

Siang itu, sebuah mal di jantung Kota Bekasi terlihat berbeda dibanding kondisi sebelum pandemi.

Meski dari luar tampak sejumlah kendaraan wara wiri di depan mal. Ternyata suasana di dalam mal sangat sepi. Berbeda jauh dibandingkan kondisi sebelum pandemi.

Sebelum masuk area ticketing parkir mal, sebuah spanduk berisi pesan agar pengujung menyiapkan scan QR Code aplikasi PeduliLindungi.id, terpampang besar-besar. Calon pengunjung diminta mendaftar dan membuat akun di aplikasi tersebut.

Setelah mengambil tiket parkir, pengunjung tidak bisa langsung masuk. Mereka tidak hanya dicegat sekuriti mal, tapi juga wajib melakukan scan QR Code. Dengan mengunggah aplikasi PeduliLindungi dan membuat akun terlebih dahulu.

Pengunjung yang sudah atau belum melakukan vaksinasi, secara otomatis akan diketahui identitasnya di aplikasi tersebut lewat indikator warna. Warna hijau menunjukkan telah melakukan vaksinasi lengkap sampai dosis dua. Warna kuning berarti baru menjalani vaksin dosis satu.

Selesai scan QR Code, pengunjung masih harus melakukan tes suhu tubuh. Maksimal 37 derajat. Wajib mengggunakan masker dan mencuci tangan. Setelah itu baru lah pengunjung diperbolehkan masuk mal.

Pantauan Radar Bekasi pada Selasa (24/8) siang kemarin, di dalam mal kondisinya tampak sepi. Meski hampir semua gerai dan tenant terlihat buka di lantai satu, namun tidak banyak pengunjung yang berlalu lalang di depan gerai.

Pukul 14.00 siang itu, tercatat ada 2504 pengunjung. Masih jauh dari jumlah kapasitas mal tersebut yang menyediakan 40.000 pengunjung hari itu. Data ini tercatat di scan QR Code saat check in dan check out mal.

Di area paling favorit mal ini, yaitu Downtown Walknya terasa tak kalah sepinya. Kursi-kursi yang disediakan tampak dibatasi jumlahnya. Manajemen mal tampaknya sangat menerapkan aturan jaga jarak. Satu baris horisontal hanya dipasang tiga meja dengan satu meja hanya dipasang dua kursi.

Sejumlah kursi di sekitar panggung Downtown Walk itu terlihat hanya terisi beberapa. Kami menghitung kurang dari sepuluh kursi yang diduduki.

Kondisi sepi di dalam pusat perbelanjaan saat PPKM ini terjadi hampir di semua mal di Bekasi. Hal ini diakui Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Bekasi.

Ketua APBI Bekasi Djaelani, menyebut grafik masyarakat yang masuk ke dalam mal dan kegiatan perekonomian hampir tidak ada perbedaan dengan masa penutupan sebagian besar tenant di mal. Sebelum 17 Agustus, hanya toko farmasi, supermarket, dan restoran yang diizinkan tetap buka.

“Hampir sama saja dengan pada saat (mal) tutup, kemudian ini yang membedakan (hanya) bisa makan di tempat, pergerakan sih ada cuma tidak signifikan,” terang ketua APPBI Bekasi, Djaelani, Minggu (22/8).

Jumlah pengunjung dalam satu pusat perbelanjaan hanya berkisar 10 persen, paling tinggi 15 persen, jika satu tempat mampu menampung kapasitas 60 ribu pengunjung. Maka ada 6 ribu pengunjung yang masuk ke dalam mal. Dibandingkan dengan beberapa pekan yang lalu, peningkatan jumlah pengunjung tidak sampai dua persen.

Semua tenant yang sudah diizinkan beroperasi dipastikan sudah kembali beroperasi, kecuali area permainan anak, bioskop, dan tempat hiburan. (*)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin