RADARBEKASI.ID, CIKARANG PUSAT – Demonstrasi yang dilakukan oleh para guru honorer di Kabupaten Bekasi tak sampai mengganggu proses pembelajaran. Demikian dipastikan oleh Ketua Front Pembela Honorer Indonesia (FPHI) Kabupaten Bekasi Andi Heryana.
Diketahui, demo di Kantor Pemerintah Kabupaten Bekasi menuntut Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan untuk mengevaluasi kinerja Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi Carwinda itu berlangsung sejak Senin (6/9) hingga Jumat (10/9).
Lebih lanjut Andi mengatakan, para guru honorer tetap menjalankan tugasnya sebagai tenaga pendidik. Yaitu melakukan proses pembelajaran kepada siswa.
“Kami tetap profesional, tetap menjalankan tugas kami sebagai seorang guru. Yaitu melakukan proses pembelajaran yang dilakukan secara daring,” ujar Andi kepada Radar Bekasi, Rabu (8/9).
Menurutnya, guru yang ikuti demo terlebih dahulu mengajar secara daring sebentar lalu memberi tugas kepada peserta didiknya. “Jadi sistemnya guru yang melakukan aksi melakukan proses pembelajaran secara daring dengan pertemuan menjelaskan materi terlebih dahulu, lalu setelah itu memberikan tugas,” terangnya.
Para guru mayoritas masih mengajar secara daring mengingat sekolah penyelenggara tatap muka di Kabupaten Bekasi masih sedikit. Ia kembali menegaskan, siswa tetap mendapatkan haknya.
“Kabupaten Bekasi kan masih belum banyak melakukan tatap muka, jadi kami pastikan untuk semua guru harus terlebih dulu memprioritaskan siswa. Baru setelah itu turun ke jalan untuk menyuarakan pendapat,” pungkasnya. (dew)
Berdasarkan data FPHI Kabupaten Bekasi, total guru honorer berjumlah 9.300 orang. Menurut Andi, tidak semua guru honorer ikut dalam aksi unjuk rasa tersebut.
“Saat ini hanya 50 guru saja yang turun ke lapangan melakukan aksi ini, akan tetapi teman-teman yang lain juga ikut mendukung aksi yang kami lakukan sekarang,” katanya.
