RADARBEKASI.ID, CIKARANG PUSAT – Sementara itu, sebanyak 216 Dosis atau 27 vial vaksin astrazeneca di Kabupaten Bekasi, terpaksa dikembalikan ke kementerian kesehatan. Pasalnya, vaksin tersebut sudah tidak bisa digunakan atau kadaluarsa.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Masrikoh mengatakan kurangnya minat masyarakat dalam mengikuti vaksin astrazeneca, membuat persediaan vaksin yang ada menjadi kadaluarsa. Sehingga, harus dikembalikan lagi ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Ada 27 vial vaksin astrazeneca yang kadaluarsa. Bisa kadaluarsa karena banyak yang nggak minat, karena awalnya astrazeneca diceritakan serem efek sampingnya. Sudah kita laporkan ke Kemenkes, dan dikembalikan,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Selasa (12/10).
Saat ini, persediaan vaksin di Kabupaten Bekasi masih aman, karena belum lama ini baru mendapat kiriman vaksin, untuk percepatan. Sejauh ini, masyarakat Kabupaten Bekasi yang sudah tervaksin dosis pertama sebanyak 67 persen. Sementara, untuk dosis kedua sebanyak 37 persen, ini untuk masyarakat yang ber Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kabupaten Bekasi.
Untuk vaksinasi yang tidak ber KTP Kabupaten Bekasi, dosis pertama sebanyak 65 persen. Kemudian, untuk dosis keduanya 36 persen, tidak begitu jauh selisihnya. “Stok vaksin aman terkendali. Sudah terpenuhi, Kemarin kita baru dikasih, untuk percepatan kebutuhan vaksin di Kabupaten Bekasi. Kita mengejar 70 persen,” tuturnya.
Namun demikian, apabila dalam Minggu ketiga di bulan Oktober ini stok vaksin masih banyak, dirinya memastikan akan memberikan ke kabupaten maupun kota lainnya yang belum melakukan vaksinasi massal.
“Kalau misalnya kita sisir ternyata sampai jangka waktu Minggu ketiga di Oktober, masih banyak, kita akan memberikan kabupaten dan kota lain untuk percepatan. Tapi untuk saat ini kita masih pertahankan vaksinnya, karena masih bergerak,” ucapnya. (zar/pra)
