Berita Bekasi Nomor Satu

Membersihkan Hati yang Berkarat

Achmad Muwafi, Lc, Kepala SDIT Baitul Halim Tambun Bekasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – JIKA seseorang melakukan perbuatan dosa, maka akan menyebabkan munculnya satu noda hitam di dalam hatinya. Dan noda ini akan terus bertambah apabila ia tidak segera bertaubat dan bersitighfar kepada Allah swt.

Di dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad saw bersabda, “Sesungguhnya hati ini dapat berkarat sebagaimana berkaratnya besi bila terkena air.” Beliau ditanya “Wahai Rasulullah, bagaimana cara membersihkannya?” Rasulullah bersabda. “Memperbanyak mengingat kematian dan membaca Al-Quran.” (HR. Al-Baihaqi)

Hadist di atas menerangkan tentang adanya dua amalan yang dapat membersihkan hati yang berkarat. Pertama, memperbanyak mengingat kematian (dzikrul maut).

Allah swt telah menetapkan bahwa setiap yang bernyawa itu pasti akan mengalami kematian sesuai dengan takdir dan ketetapan-Nya. Di dalam Al-Quran Allah swt berfirman, “Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan kematian.” (QS. Ali Imran: 185).

Dan tidak ada seorang pun yang luput atau mampu menghindari datangnya ajal, karena Allah swt berfirman, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An-Nisa: 78)

Dengan demikian, manfaat daripada mengingat kematian, agar seseorang senantiasa memperbanyak beramal baik (shalih), sekaligus mengurangi hasrat dan kesibukannya terhadap urusan duniawi.  Karena kematian itu akan datang kapan saja dan tanpa diduga, maka setiap muslim harus memiliki bekal dan persiapan ketika kematian /ajal itu menjemputnya setiap saat.

Di dalam sebuah hadist, Rasulullah saw menjelaskan bahwa ada tiga perkara yang akan mengikuti mayit setelah kematiannya, yaitu anggota keluarganya, harta kekayaannya, serta amal perbuatannya. Yang dua akan kembali dan yang satu akan tinggal bersamanya. Yang pulang kembali adalah anggota keluarga dan harta kekayaanya, sedangkan yang tinggal bersamanya adalah amalnya yang ia kerjakan ketika hidup di dunia.

Kedua, membaca Al-Quran (tilawatul Quran). Membaca ayat suci Al-Quran dapat mendatangkan cahaya (nur) di dalam hati. Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah engkau membaca Al-Quran, karena sesungguhnya Al-Quran itu cahaya (nur) bagimu di bumi dan bekal yang disimpan di langit.” (HR. Ibnu Hibban)

Al-Quran adalah cahaya yang dapat menerangi jalan seseorang menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Al-Quran adalah kitab Allah swt yang berisi hidayah yang dapat menunjukkan ke jalan yang lurus. Al-Quran dapat membimbing seseorang untuk mendapatkan kasih sayang (rahmat) dari Allah swt. Al-Quran juga dapat menjadi obat dan pembersih hati yang kotor dan berkarat.

Allah swt berfirman, “Dan Kami turunkan dari Al-Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman sedangkan bagi orang-orang yang zalim (Al-Quran itu) hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al-Isra’: 82)

Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al-Quran. Jadikanlah ia sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Amin. (*)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin