Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Penjualan Daging Diawasi

Illustrasi : Pedagang menimbang potongan daging sapi di Pasar Baru Bekasi, beberapa waktu lalu. Pedagang daging wilayah Jadetabek akan mogok dagang selama 3 hari kedepan karena harga sapi sangat tinggi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Penjualan daging sapi di Kota Bekasi belum terpengaruh oleh adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan. Pasalnya, penjualan di beberapa pasar masih terbilang stabil.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Bekasi Tedi Hafni mengatakan, penjualan daging di pasar masih relatif stabil di tengah adanya wabah PMK hewan.

“Informasi dari para kepala unit pasar, penjualan daging di pasar-pasar Kota Bekasi relatif stabil,”ujarnya saat dihubungi Radar Bekasi, Kamis (26/5).

Lanjut Tedi, Kota Bekasi masih relatif aman atas penyakit PMK tersebut. Pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan dalam pengawasan penyakit PMK.

“Kota Bekasi relatif aman dari penyakit PMK.Kita juga terus berkoordinasi dengan Disketapang untuk hal tersebut,” tuturnya.

“Kita juga memberikan instruksi ke para kepala unit pasar untuk waspada peredaran daging yang terdapat PMK,” sambungnya.

Adapun Jaya selaku pedagang daging di Pasar Baru Bekasi Timur menerangkan, meski ramainya wabah PMK di sejumlah daerah penjualan daging sapi di Kota Bekasi diakuinya tidak terdampak. Penjualan daging di pasar masih terbilang normal.

“Penjualan ga menurun, alhamdulillahnya meski ada penyakit PMK,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Kamis (26/5).

Lanjut Jaya, konsumen tidak terlalu mempersoalkan adanya penyakit PMK, namun kata dia, harga daging yang saat ini terbilang tinggi yang justru dikeluhkan pelanggan.

“Pembelian daging terbilang normal, cuma konsumen ngeluh bukan karena PMK, tapi karena harga jualnya masih tinggi, sekarang harga daging Rp 150 ribu per kilogram,” jelasnya.

Sementara Pelaksanaan Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi Tri Adhianto sebelumnya menerangkan, sebagai antisipasi penyebaran PMK, berencana membentuk Satgas utamanya jelang Hari Raya Idulfitri.

“Tadi malam sudah dilakukan sosialisasi, sosialisasi terkait PMK yang ada di Kota Bekasi. Yang jelas kita akan membuat satgas kita akan siapkan antisipasi terkait dengan PMK menjelang qurban,” ujar Tri Adhianto saat ditemui Radar Bekasi, pekan lalu.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut daging dari sapi yang terinfeksi PMK masih bisa dikonsumsi. Hanya saja, ada bagian-bagian tertentu yang harus dihindari untuk dikonsumsi. “Daging hewan yang terkena (PMK), dengan prosedur tertentu masih bisa dikonsumsi oleh manusia, masih aman dikonsumsi,” kata Mentan, dikutip dari Antara (11/5).

Adapun bagian-bagian yang tidak boleh dikonsumsi adalah bagian kaki, organ dalam atau jeroan, dan bagian mulut seperti bibir dan lidah. “Tapi yang lain masih bisa direkomendasi. Dagingnya pun masih bisa dimakan,” kata Syahrul.

Syahrul juga menegaskan bahwa virus penyebab PMK pada hewan tidak mengancam atau membahayakan manusia. “Yang perlu kita pahami penyakit PMK ini memang berbahaya bagi hewan, tetapi tidak menular atau tidak berisiko pada kesehatan manusia, untuk itu kita akan lakukan berbagai upaya untuk mengatasi PMK ini,” ungkap Mentan, dikutip dari laman resmi Kementan (10/5).

Hewan yang bisa terserang PMK adalah hewan berkuku belah seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi. Pada hewan pun PMK tidak ditemukan menimbulkan banyak kematian hewan. (cr1).

Solverwp- WordPress Theme and Plugin