Berita Bekasi Nomor Satu

Indonesia MIRAH 2022 Jaring Hampir Dua Kali Lipat Ide Penelitian Kesehatan  

FOTO BERSAMA: Para pemenang penghargaan Indonesia MIRAH 2022 kategori Proposal Penelitian berfoto bersama Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia drg. Ratu Mirah Afifah (kedua dari kiri) dan Ketua Lembaga Riset IDI dr. Marhaen Hardjo (ketiga dari kiri). ISTIMEWA  
FOTO BERSAMA: Para pemenang penghargaan Indonesia MIRAH 2022 kategori Proposal Penelitian berfoto bersama Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia drg. Ratu Mirah Afifah (kedua dari kiri) dan Ketua Lembaga Riset IDI dr. Marhaen Hardjo (ketiga dari kiri). ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Unilever Indonesia bersama Lembaga Riset IDI kembali menggelar program Indonesia MIRAH (Medical Innovation Research in Health) 2022. Digelar untuk kedua kalinya, program ini berhasil menjaring hampir dua kali lipat submisi riset dalam bentuk proposal penelitian dan karya tulis ilmiah di bidang kesehatan, yang disusun oleh para dokter, tenaga kesehatan, mahasiswa kedokteran, dan akademisi di bidang kesehatan lainnya. 

Indonesia MIRAH merupakan inisiatif kolaboratif antara Unilever Indonesia bersama Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang bertujuan untuk mengembangkan iklim penelitian bagi praktisi dan akademisi kesehatan di Indonesia, sekaligus mendukung target transformasi kesehatan yang diusung pemerintah melalui Kementerian Kesehatan.

Total penghargaan senilai Rp250 juta diberikan kepada lima proposal dan 10 karya tulis ilmiah terpilih, dengan tema besar “Pembangunan Berkelanjutan pada Penanganan di Bidang Kesehatan Pasca Pandemi”, dengan menekankan pada urgensi penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tengah masyarakat.

Direktur Personal Care Unilever Indonesia Ainul Yaqin menyampaikan, riset dan penelitian yang mendalam menjadi pondasi dari lahirnya berbagai inovasi, tak terkecuali di bidang kesehatan.

“Semangat riset dan inovasi pulalah yang menjadi landasan kami dalam menghadirkan rangkaian produk dan inisiatif yang dapat membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Ainul.

Hal itu dikatakan Ainul dalam acara puncak pengumuman pemenang kompetisi sekaligus diskusi bertajuk “Peran Riset Kesehatan dan Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat, Pasca Pandemi” yang digelar secara daring, Sabtu (12/11/2022). Lebih lanjut dikatakannya, hal ini selaras dengan The Unilever Compass – yang merupakan strategi besar perusahaan dalam menjalankan bisnis sekaligus memberi manfaat kepada masyarakat.

“Kolaborasi Unilever bersama Lembaga Riset IDI melalui Indonesia MIRAH juga menjadi salah satu manifestasi dari strategi tersebut,” imbuhnya.

Urgensi kehadiran riset dan penelitian dalam membangun ketahanan sektor kesehatan Indonesia disampaikan oleh Presiden Elect Pengurus Besar IDI dr. Slamet Budiarto.

“Berbagai penelitian menegaskan tentang bagaimana perubahan perilaku masyarakat terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi kunci dalam mencegah penyebaran berbagai penyakit menular. Inilah mengapa, riset dan inovasi terkait PHBS penting untuk terus diperbaharui sehingga masyarakat dapat terus terinformasi dan teredukasi terkait urgensi penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari, guna mencegah penyebaran berbagai penyakit berbahaya,” ujar dr. Slamet saat diskusi.

Pentingnya membangun minat riset dan penelitian khususnya di bidang kesehatan dipertegas oleh Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN Prof. Indi Dharmayanti.

“Jumlah peneliti di Indonesia, khususnya terkait kesehatan masih tergolong rendah. Global Innovation Index menempatkan Indonesia di urutan ke 87 dari 132 negara. Padahal, kebutuhan akan riset dan inovasi di bidang kesehatan sangatlah dibutuhkan khususnya dalam membangun ketahanan sektor kesehatan pasca pandemi, mengingat berbagai kebijakan akan tepat diputuskan jika berlandaskan pada suatu penelitian,” ujar Prof Indi dalam kesempatan yang sama.

Direktur Lembaga Riset IDI dr. Marhaen Hardjo menambahkan, tahun ini program Indonesia MIRAH juga memberi kesempatan yang lebih luas kepada lebih banyak pihak. Tidak hanya untuk dokter dan mahasiswa kedokteran, tapi juga dari bidang ilmu kesehatan lainnya.

“Kami sangat senang melihat antusiasme dari para peserta yang telah mengajukan proposal penelitian mereka – dimana tahun ini jumlah peserta meningkat hampir dua kali lipat dibanding tahun lalu (2021: 79 peserta, 2022: 152 peserta). Menariknya, proposal penelitian yang diajukan sangat beragam dan banyak diantaranya yang juga fokus pada pentingnya penerapan PHBS dalam upaya mencegah penularan berbagai penyakit berbahaya. Beberapa ide penelitian di antaranya terkait edukasi mencuci tangan pada anak melalui storytelling, pemanfaatan sabun mandi tanpa bilas berbahan lidah buaya dan kemangi untuk mencegah infeksi di pengungsian, hingga pengaruh latihan submaksimal terhadap memori kerja orang dewasa yang sehat,” paparnya.

Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, pandemi Covid-19 membuka pandangan semua orang akan pentingnya PHBS serta menjaga protokol kesehatan. Data BPS menunjukkan 1 dari 4 orang Indonesia tidak memiliki akses ke fasilitas cuci tangan dasar dan hanya separuh fasilitas publik yang memiliki fasilitas CTPS yang berfungsi.

“Pemerintah Indonesia telah mengintegrasikan PHBS sebagai bagian dari sanitasi total berbasis masyarakat serta GERMAS, sebagai salah satu prioritas dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan 2030,” ujar Menteri Budi. (oke).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin