Berita Bekasi Nomor Satu

RS Mata JEC Tekan Risiko Penurunan Kualitas Hidup Penyandang Mata Juling

TINDAKAN OPERASI: Tim dokter bedah mata RS Mata JEC @ Kedoya sedang melakukan tindakan operasi mata juling kepada pasien di RS JEC @ Kedoya Jakarta, Sabtu (12/11). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Ratusan juta orang di seluruh dunia termasuk Indonesia menyandang strabismus atau mata juling. Selain berisiko mengganggu penglihatan, penyandangnya juga rentan mengalami gangguan psikologis.  Atas dasar ini, untuk pertama kalinya RS Mata JEC @ Kedoya menggelar “Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC” untuk menjaga dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya.

Studi terbaru melaporkan prevalensi strabismus secara global diperkirakan mencapai 1,93 persen. Angka ini menunjukan bahwa setidaknya 148 juta orang di seluruh dunia menyandang strabismus. Sementara, hasil pemeriksaan mata lengkap terhadap 3.009 anak usia 6-72 bulan di Singapura memperlihatkan bahwa 15 persen di antaranya mengalami strabismus.

Mata juling terjadi akibat gangguan atau kelemahan pada kontrol otak terhadap otot mata sehingga bola mata tidak berada pada posisi yang sejajar satu sama lain atau neuromuscular weakness. Tanpa penanganan yang tepat, penyandang strabismus bisa berisiko terkena mata malas atau ambliopia dan gangguan perkembangan binokularitas, yakni gangguan pada pembentukan kemampuan penglihatan tiga dimensi. Pada anak, mata juling juga beresiko mempengaruhi perkembangan penglihatan.

BACA JUGA: JEC Luncurkan Sentra Penanganan Khusus Makula Pertama di Indonesia  

SERAHKAN DUKUNGAN: Co-Founder PT NSD/JEC Eye Hospitals and Clinics dr. Darwan M Purba, SpM(K) (kiri) menyerahkan dukungan secara simbolis kepada Direktur Medik RS Mata JEC @ Kedoya sekaligus Ketua Panitia Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC dan Dokter Subspesialis Konsultan Strabismus JEC Eye Hospitals & Clinics dr. Gusti G. Suardana, SpM(K) (tengah) disaksikan Direktur Utama RS Mata JEC @ Kedoya Dr. dr. Setiyo Budi Riyanto, usai peluncuran Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC di RS JEC @ Kedoya Jakarta, Sabtu (12/11). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

 

Bakti sosial mata juling mendapat dukungan dari jajaran komisaris, direksi, dan karyawan JEC Eye Hospitals & Clinics. Salah satunya dari Co-Founder PT NSD/JEC Eye Hospitals and Clinics, dr. Darmawan M. Purba SpM(K) dalam kegiatan perdana mendonasikan Rp150 juta untuk penanganan 100 penyandang mata juling, mulai dari tahap pemeriksaan, tindakan operasi, hingga pemulihan. Ia berharap masyarakat dapat terlayani dengan lebih baik. Kegiatan bakti sosial ini disebut sesuai dengan visi dan misi JEC Group, memperbaiki penglihatan dan kualitas hidup pasien.

“Kalau dibuka di website, visi misinya itu Optimizing Eye Sight and Quality of Life. Jadi memperbaiki penglihatan pasien dan memperbaiki kualitas hidupnya, itu tujuannya, itu visi misi kami,” ungkapnya dalam konferensi pers di RS JEC Eye @ Kedoya, Jakarta Barat, Sabtu (12/11).

Sementara itu, Direktur Medik RS Mata JEC @ Kedoya sekaligus Ketua Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC dan Dokter Subspesialis Konsultan Strabismus JEC Eye Hospitals & Clinics, dr. Gusti G Suardana SpM(K) menyampaikan, penyandang mata juling tidak hanya berisiko terganggu dari sisi penglihatan, tapi juga kualitas hidupnya.

“Masyarakat masih melihat penyandang strabismus sebagai kelompok yang ‘berbeda’. Prasangka, kesalahpahaman, dan perlakuan negatif akibat stigma yang keliru turut meningkatkan tekanan sosial yang mau tak mau sering penyandang strabismus alami,” ungkapnya.

Temuan lain menyebut penyandang mata juling berisiko mengalami gangguan mental 10 persen lebih tinggi, termasuk lebih rentan terhadap gangguan psikologis seperti keinginan bunuh diri, depresi, anietas, fobia sosial, hingga skizofrenia.

BACA JUGA: Studi Terbaru JEC, Komponen Optikal Pengaruhi Kualitas Penglihatan

Acara bakti sosial ini kata Gusti, digagas setelah mendapati banyak masyarakat penyandang mata juling dalam kondisi tidak beruntung dari sisi ekonomi. Bakti sosial tahun ini berbeda dengan tahun-tahun biasanya dimana bakti sosial menyasar penyandang mata katarak, pihaknya berharap penderita mata juling dapat menikmati penglihatan dengan baik serta memberikan informasi kepada masyarakat bahwa mata juling bisa diatasi.

Meskipun tidak sempurna 100 persen, penanganan mata juling bisa memperbaiki penglihatan dan posisi bola mata hingga 90 persen. Kondisi ini akan membuat penderitanya menjadi lebih baik dari sisi penglihatan maupun sosial. Pada bakti sosial mata juling pertama ini, total tahun ini ada 20 pasien yang ikut. Operasi sudah dimulai sejak 7 November 2022 dan akan berlangsung sampai 18 November 2022 mendatang. Tahun berikutnya peserta ditarget bisa mencapai 100 penyandang mata juling.

“Tapi mungkin akan berlanjut mudah-mudahan kedepan, mungkin tahun depan dengan jumlah yang lebih banyak,” tambahnya.

Pelaksanaan operasi mata juling ini memerlukan persiapan yang ekstensif, melibatkan para ahli medis yang mumpuni. Selain tim spesialis mata strabismus JEC, tindakan operasi juga melibatkan tim dokter anestesi JEC bersama tim perawat yang kompeten. Disampaikan bahwa RS Mata JEC @ Kedoya merupakan salah satu dari 13 fasilitas kesehatan di bawah jaringan JEC Eye Hospitals & Clinics. Beroperasi sejak 2012, RS Mata JEC @ Kedoya telah menerapkan pelayanan berstandar internasional, menjadi rumah sakit mata pertama dan satu-satunya di Indonesia yang meraih akreditasi dari Joint Commission International (JCI) sebanyak tiga kali berturut-turut pada 2014, 2017 dan 2020.

“Implementasi perdana inisiatif sosial ‘Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC’ tak bisa dilepaskan dari salah satu fasilitas andalan RS JEC @ Kedoya, yaitu Children Eye and Strabismus Center yang menjadi pionir sentra layanan kesehatan mata khusus untuk anak dan mata juling di Indonesia. Berlokasi di keseluruhan lantai empat RS Mata JEC @ Kedoya, fasilitas Children Eye and Strabismus Center kami sudah seperti playground bagi anak-anak. Sederetan perlengkapan bermain tersedia agar anak tak jenuh dan resah saat menunggu giliran menemui dokter. Dengan anak-anak merasa nyaman, gangguan atau kelainan mata termasuk strabismus, bisa segera terdeteksi dan tertangani sedini mungkin,” ungkap Direktur Utama JEC @ Kedoya Dr. dr. Setiyo Budi Riyanto.

Children Eye and Strabismus Center menawarkan penanganan kesehatan mata anak secara komprehensif dengan dilengkapi berbagai fasilitas modern; mulai dari chart mata yang menggunakan gambar (bukan huruf), alat pemeriksaan refraksi khusus anak, hingga autorefraktometer – alat yang portable untuk memeriksa anak-anak dengan mudah. Semakin istimewa lagi, Children Eye and Strabismus Center tidak hanya memiliki tim ahli spesialis mata anak, tetapi disertai dokter anak dan psikolog anak.

Hadirnya “Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC” menguatkan konsistensi JEC untuk menjalankan inisiatif sosial secara berkelanjutan. Sebelumnya, JEC telah menjalankan “Bakti Katarak JEC” berupa pemberian operasi katarak gratis sejak perusahaan berdiri dengan jumlah penerima manfaat mencapai lebih dari 3.000 orang. (sur)